32. Bentakan.
Zaviar menghampiri Seyla yang tengah menyiapkan sarapan pagi di dapur apartementnya.
"Masak apa?"
Seyla terlonjak di tempat saat mendengar suara Zaviar yang tiba-tiba datang. Entahlah akhir-akhir ini ia terlalu sering terkejut karena hal-hal sepele.
Zaviar mundur satu langkah saat melihat spatula yang Seyla pegang terangkat tinggi-tinggi.
"Bikin kaget tau," gerutu Seyla.
Zaviar terkekeh kecil. "Masak apa?" ulangnya.
"Nasi goreng sama telur ceplok. Di kulkas cuma ada itu doang," sahut Seyla. Wanita hamil itu bergerak untuk mengambil piring, namun Zaviar lebih dulu mengambilnya dan memberikannya pada Seyla.
"Lain kali gak usah masak, beli aja di luar. Gue ngeri sendiri liat lo mondar-mandir bawa perut segede itu," tuding Zaviar melirik perut Seyla yang terlihat semakin besar setiap harinya.
Seyla menarik kursi dan duduk di sana setelah meletakkan piring berisi nasi goreng di atas meja makan.
"Makan masakan rumah itu lebih sehat dan hemat. Selagi gue masih bisa, ngapain beli di luar?"
"Enak?" tanya Seyla melihat Zaviar yang mulai menyantap makanannya.
Zaviar dengan segera mengangguk. "Enak, soalnya lo yang buat,"
Seyla hanya memutar bola mata, malas. Akhir-akhir ini Zaviar lebih sering menggombal padanya.
"Gue mau ngomong sesuatu," Seyla menatap mata Zaviar dalam-dalam. Ia sudah memikirkan ratusan kali untuk memberitahu Zaviar tentang Sasa yang ingin mencoba merusak rumah tangga mereka.
"Lo kebiasaan banget sih kalo mau ngomong ijin dulu. Ngomong aja,"
"Ini soal Sasa,"
Alis Zaviar bertaut bingung. "Sasa, sahabat lo? Dia kenapa?" tanyanya seraya meminum air putih dan mengelap mulutnya dengan tissue.
"Sasa, dia punya nia—,"
Drrtt drrtt
Kalimat Seyla terhenti saat ponsel Zaviar berbunyi. Cowok itu dengan segera mengangkat panggilan yang masuk.
Seyla tidak tahu siapa yang menelpon suaminya.
Setelah mematikan sambungan teleponnya sepihak, Zaviar dengan segera mengambil tasnya dan berpamitan pada Seyla.
"Gue berangkat ya. Hati-hati di rumah!"
Seyla menatap kepergian Zaviar dengan wajah lesu.
***
Zaviar menarik rem mendadak sampai ban motornya berdecit keras memekakkan telinga.
Membuka helm full face nya, lalu menghampiri seorang gadis yang terduduk di aspal dengan lutut berdarah. Hampir saja ia membuat nyawa anak orang melayang.
"Lo gak pa-pa?" Zaviar membantu gadis itu untuk berdiri. Sontak matanya membulat kaget saat melihat wajah gadis tersebut.
"Sasa?"
Sasa memasang raut polosnya. Ia sedikit mengaduh sakit untuk membuat perhatian Zaviar teralihkan padanya.
Namun sepertinya Zaviar tidak peduli. Cowok itu masih kesal pada Sasa karena kejadian beberapa hari lalu yang membuat Seyla hampir celaka.
"Lain kali kalo nyebrang liat-liat yang bener! Lo bukan anak kecil yang kalau nyebrang harus di tuntun sama orang," ketus Zaviar, cowok itu kembali memakai helm nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVIAR and HIS MISTAKES
Teen Fiction"Gue hamil," Seyla berucap pelan. "Terus gue harus apa? tanggung jawab? gak mungkin. Lagian malam itu gue gak sengaja. Dia ada karena kesalahan." sahut Zaviar tanpa beban. "Terus gue harus nanggung ini sendirian?" "Kalo gak mau ribet. Lo gugurin jan...