29. Bermuka dua.
Zaviar berjalan santai melewati koridor sekolah menuju kelasnya, mengacuhkan banyak pasang mata yang melihatnya dengan ekspresi melongo.
Bagiamana tidak, berandal sekolah yang biasanya datang dengan seragam dan rambut acak-acakan kini terlihat lebih segar dan rapih.
Dasi yang terpasang di tempatnya, seragam yang di masukkan ke dalam celana, membuat aura positif menguar dalam dirinya. Zaviar terlihat persis seperti murid teladan yang taat akan aturan.
Nevan, Darren dan Kai ikut melongo melihat penampilan baru sahabatnya. Kerasukan dedemit mana sahabatnya itu? Pikir mereka.
Bel masuk berbunyi, Zaviar duduk di samping Nevan. Cowok itu terlihat fokus membaca buku pelajarannya. Gelagatnya pun semakin membuat seisi kelas terheran-heran.
Sejak kapan cowok itu rajin? Biasanya sebelum guru datang ke empat berandal itu sudah membolos pergi entah kemana dan berakhir di panggil guru BK karena tidak mengikuti jam pelajaran.
Tak berselang lama, seorang guru masuk dan memulai pembelajarannya.
Nevan duduk seperti cacing kepanasan di tempatnya, sudah hampir satu jam ia menunggu Zaviar untuk mengajaknya juga Kai dan Darren membolos. Namun cowok itu malah terlihat fokus memperhatikan Bu Rena yang tengah menjelaskan di papan tulis.
Nevan benar-benar tidak terbiasa duduk lama memperhatikan guru, biasanya baru setengah jam pelajaran di mulai, cowok itu akan meminta ijin untuk ke toilet dan berakhir tidak kembali lagi sampai pelajaran selesai.
Diantara ke empat orang itu, memang yang paling sering bolos adalah Zaviar dan Nevan.
Merasa tak tahan lagi, Nevan menyenggol lengan Zaviar yang tengah menulis sesuatu di buku catatannya. Cowok itu terlihat cengengesan saat melihat guratan panjang akibat pulpen karena ulahnya.
Zaviar mencoba menahan emosinya. "Kenapa?" tanyanya datar.
"Bolos yuk!" bisik Nevan.
"Nggak! Gue udah tobat," tolak Zaviar mentah-mentah. Ia sudah berjanji pada Seyla untuk belajar giat dan tidak boleh membuat onar.
Nevan terlihat berdecak sebal. "Heleh,"
Sebenarnya Zaviar juga sudah merasa tidak enak berada di tempatnya, bahkan kakinya terasa kesemutan karena tidak terbiasa duduk lama, padahal ini masih satu jam pelajaran.
Dua jam pelajaran berlalu, Zaviar meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku. Lantas ia mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada Seyla.
My babu🐣
Istirahat kedua nanti, lo datang
ke sekolah!
Sekalian masakin gue
tumis cumi yang waktu itu!
Zaviar kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku, senyum tipis terbit di bibirnya."Wah, kerasukan beneran ini mah," Darren geleng-geleng kepala melihat tingkah aneh sahabatnya.
Zaviar kembali mendatarkan wajahnya.
Nevan yang tengah memukul-mukul pelan pinggangnya ikut menimpali. "Iya nih, aneh banget lo, Zav! Gue ajak bolos bilangnya udah tobat," kesalnya.
Zaviar menendang bokong Nevan, membuat cowok itu hampir terjungkal. "Lagian lo bolos ngapain ngajak gue?" sewotnya.
"Yee, gak ngaca nih orang. Biasanya juga lo yang suka ngajak gue bolos duluan. Tadi lo diem aja, ya gue inisiatif buat ngajak lah. Eh malah bilang mau tobat. Pinggang gue jadi encok 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVIAR and HIS MISTAKES
Teen Fiction"Gue hamil," Seyla berucap pelan. "Terus gue harus apa? tanggung jawab? gak mungkin. Lagian malam itu gue gak sengaja. Dia ada karena kesalahan." sahut Zaviar tanpa beban. "Terus gue harus nanggung ini sendirian?" "Kalo gak mau ribet. Lo gugurin jan...