"Dug!
"Aww!"
'astaga aku nabrak orang!'
"Kluar lu! Sialan liat lampu merah ngga lu!"
"Eh! Tanggung jawab lu!"
"Sialan! Woy bisa nyetir nggak lu!"
Begitu, mobilnya di kepung banyak pejalan kaki bahkan pengendara yang menyaksikan aku yang Meleng dan tanpa sengaja nabrak orang yang lagi nyebrang.
Bukannya pengecut, ngga mau tanggung jawab. Tapi yang nolongin ini orang berasa mau gebukin dia.
Jadi ciut kan mau kluar.
Tapi aku kan gentle man, mana bisa aku tidak bertanggung jawab atas ketidak sengajaan ku.
Kulihat orang yang tadi ku tabrak di papah ke pinggir. Ke bahu jalan. Aku lirik sekilas dan buang nafas secara kasar buat nenangin pikiran ku biar ngga ikut emosi.
Aku tu orang nya emang gampang kepancing. Tapi kali ini aku kan yang salah jadi ya sebagai gentle man harus berani.
Tangan ku sedikit gemetar saat menyentuh kenop pintu mobilku. Kulihat reaksi orang yang mulai diam lalu memberi akses pada ku untuk keluar.
Raut para penodong tanggung jawab itu mulai memasang wajah garang. Padahal ku pikir tadi aku nabrak dia ngga kenceng amat.
"Mas, sini bentar." Panggil pria paruh baya yang ada di bahu jalan.
"Pak boleh saya pinggirin mobil saya dulu?" Aku bertanya pada orang sekitarku.
Ngga mungkin kan aku ninggalin mobil di tengah jalan. Selain macet, aku bisa dapat sanksi dan juga mobil ku akan di derek.
"Biar aku yang parkirin." Salah satu di antara mereka menawarkan.
Tentu saja, mereka pasti khawatir jika aku kabur. Maka aku ngangguk aja, sedikit khawatir apa dia bisa bawa mobil sport.
Aku ngelangkahin kaki menuju si korban yang ku tabrak tadi.
'astaga, yakin ngga yang aku tabrak tadi manusia?'
Aku gelengkan kepala biar sadar.
Cantik anjir!
"Dek maaf, tadi saya kurang fokus. Mau saya antar ke rumah sakit buat berobat?" Tawar ku kemudian.
Dia merengut nampak kesal dengan mata menyalak bulat seperti kucing yang minta di pungut.
'oh astaga, meskipun melon nya Ji Eun kecil ia yakin masih suka melon nya.
"Ngga usah, saya cuman lecet dikit. Tapi saya mau maki anda sebentar."
'ada ya mau maki tapi ijin dulu? Karungin boleh ngga sih? Gemes rasanya.'
"Aku anterin pulang aja deh, dari pada buang tenaga ya kan. Tu kakinya juga cepetan di obatin biar ngga infeksi dek."
"Aku mau marah dulu kok kamu malah yang cerewetin aku."
Ku lihat banyak orang jadi ikut gemes sendiri lihat tingkah orang ini.
"Yaudah mau marah gimana ya?"
Kan, aku juga ikutan goblok. Astaga. Kenapa dengan ku.
"Mas tadi nabrak aku karena Meleng?"
Aku hanya mengangguk, fokus ku malah teralih pada bibir sewarna delima yang berisi itu.
"Kalo mas, ngga fokus, ngantuk atau mabuk mending ga usah nyopir. Tau ngga hari ini tu saya ada persentasi dan malah kena musibah begini gara-gara mas."
Marah begini aja cantik gimana kalau mendesah, woy ! Sadar asu!
Aku gelengkan kepala karena berpikir yang iya iya sama korban ku ini. Lalu kembali fokus.
Sambil terus menahan senyum karena melihat mimik muka yang gemesin itu.
Mama, aku mau yang seperti dia satu.Uwaki no Suru
Mungkin sudah sebulan aku tidak bertemu dengan namja manis itu setelah selesai dengan beban tanggung jawab yang harus kulakukan karena sudah menabraknya.
Tapi rasa penasaran ku tentang dirinya justru tumbuh begitu pesatnya dalam benak ku.
"Jungkook kamu ngga dengerin aku?"
Saat ini aku bersama Ji Eun. Setelah beberapa waktu kami tidak bertemu karena kesibukan masing-masing.
"Maaf, pekerjaan ku teramat banyak. Fokus ku buyar sayang " ujar Jungkook.
Mau kesal, tapi dia juga punya kesibukan yang sama. Akhirnya memilih mengalah saja. Quality time kami berdua berkurang karena Ji Eun yang akan mengadakan tur konser. Sedangkan Jungkook tengah sibuk dengan sahamnya yang mulai meroket.
Tanpa di sadari perasaan mereka mulai hilang. Padahal sudah terjalin cukup lama.
Ji Eun yang memang fokus pada karir gemilangnya sedangkan Jungkook yang tidak bisa berhenti memikirkan namja manis yang ditabraknya sebulan lalu.
"Kita break aja." Ujar Ji Eun tiba-tiba.
"Loh, kenapa?" Jungkook kaget. Meski ia juga merasa bersalah karena memikirkan orang lain. Dia tetap setia pada pasangan cantiknya ini.
"Aku mau fokus karir aja keknya. Kita udah jarang bareng, sekalinya bareng kita ngga bisa fokus sama hubungan kita "
Ya, semua itu benar. Cinta itu memudar sekarang.
"Tapi~
"Kook, aku tau hatimu sudah ada pengisi yang baru."
Deg
"Tanpa kamu bicara sekalipun, mata mu mengatakannya."
"Maaf." Lirih ku.
Perasaan bersalah ku tumbuh memekat dalam otakku karena sudah menyakiti hati gadis yang baik seperti Ji Eun
"Apa dia cantik?" Tanya Ji Eun
"Tampan, menjurus ke cantik." Jujur ku
"Pesona ku di kalahkan oleh seorang namja rupanya." Ji Eun terkekeh. Seolah dirinya tidak merasakan sakit.
"Tapi aku benar tidak punya hubungan apa-apa dengannya. Aku berani sumpah. Aku juga baru sekali bertemu, itu pun tidak sengaja karena aku menabraknya " aku mengatakan kejujuran pada Ji Eun agar mengurangi rasa sakit hatinya.
.
Tapi Ji Eun tak pernah berpikir sampai kesana. Ini kesalahan mereka berdua. Dalam hubungan pasti akan ada masa di mana kita mengalami titik jenuh. Dan komunikasi itu teramat penting bagi yang tidak bisa terus berdampingan macam Jungkook dan Ji Eun.
Kesibukan mengalahkan segalanya. Yang berawal okelah tak masalah yang penting selalu jaga hati. Tapi itu sebenarnya salah kaprah. Dari hal yang sepele, berujung kekosongan pada hati. Maka akan tiba muncul orang yang tiba-tiba menyelinap dalam kekosongan itu.
Jungkook sedang mengalami fase itu. Meskipun ia terus menyangkal bahwa cintanya hanya untuk Ji Eun.
Namun sekarang mulai goyah. Dan Ji Eun menyadarinya. Berakhirlah segalanya.
Finish : 04/05/22
Rhie🪐
Next or Nah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Uwaki no Suru [K.V]
Romance[COMPELETE] Kandasnya rumah tangga Kim Taehyung dan Jeon Jungkook "Keputusan ku sudah final, kita bercerai." Angst Sad Bad Romance Adult "MARRIAGE LIFE" Mpreg(?) 🚫🚫🚫 ©Rhiechie Riie BxB Boys Love Gay Addict Homophobia get out! Jangan salah lapak...