Utara
Ibadahnya di tanah suci untuk meminta petunjuk pada sang pencipta kini telah membuahkan hasil. Tepatnya ia sudah pasrah dengan semua takdir hidupnya. sepuluh hari ia berserah memohon petunjuk untuk pilihan kedua orang tuanya, tapi tidak ada jawaban apapun untuk keputusannya ini. Ya walaupun terlambat. Namun Ayah dan ibunya terus mendesak dirinya agar cepat menikah. dengan menyakinkan dirinya ia akan mencoba untuk membuka hatinya kembali.
Dua tahun yang lalu Utara dikenalkan dengan Saras Laksmi Dhana putri Nawardi salah satu tema sang ayah. Mereka dipertemukan ketika Utara dan keluarganya sedang berkunjung ke rumah Simbahnya di Semarang. Dari cerita sang ayah, Nawardi adalah teman semasa kuliahnya dulu. Obrolan itu terus berlanjut, entah bagiamana kejadiannya. Utara dikenalkan dengan putri temannya tersebut, lalu kedua orang tuanya malah sengaja menjodoh-jodohkan dirinya dan Saras, Yang kebetulan sedang sendiri.
Saras yang berprofesi sama seperti dirinya dan kebetulan dipindah tugaskan ke kota tempatnya tinggal. Walaupun rumah dirinya dan apartemen Saras berjauhan. Nawardi selalu meminta laporan pada sang ayah, tentang anak gadisnya. Jauh dari anak membuat Nawardi khawatir, Sudah dewasa memang, tapi Nawardi selalu menganggap bahwa Saras adalah putri kecilnya.
Limpahan kasih sayang selalu keluarganya berikan pada sang anak gadis. Terlahir sebagai anak perempuan satu-satunya dari empat bersaudara, Tidak hanya itu. Saras pun menjadi cucu perempuan satu-satunya di keluarga Dhana. Tak heran sebegitu Khawatirnya Nawardi ketika sang anak jauh dari jangkauannya.
Kurung waktu tiga bulan keduanya semakin akrab. Tampa adanya ikatan seperti Pacaran atau semacamnya, kedekatannya pun dengan peran sang ibu. Utara pernah menolak sarana sang ibu untuk menjadikan Saras sebagai pendamping hidupnya. ia sudah dewasa untuk memilih pasangan hidupnya sendiri, sebenarnya bukan itu alasannya, Masa lalu masih memberikannya Rasa tak percaya diri.
Tidak ingin membuat sang ibu bersedih. Dengan segala pertimbangan Utara menerima saran itu, memilih Saras sebagi pendamping hidupnya. Namun butuh waktu untuk menyakinkan nya sekali lagi.
Umroh adalah jalan yang Utara pilih untuk memantapkan hatinya, setelah rangkaian ibadah ia tunaikan di tanah suci Makah. Utara pasrah menyerahkan semua kepada sang maha pencipta. Mungkin memang Saras jodohnya, melalui perantara kedua orang tua.
Diperkirakan pernikahannya dan Saras akan dilakukan pada bulan ke tujuh tahun ini. Sekitar 7 bulan lagi dirinya akan melepaskan masa lajangnya. Upacara adat dan lokasi Gedung dihandle oleh orang tua dua belah pihak. Dirinya dan Saras hanya menghandle surat undangan dan sisanya sudah Ia serahkan kepada pihak wedding organizer.
"Bang, ini ayah telfon" Ponsel itu disodorkan oleh sang ibu.
Ponselnya memang tertinggal diruang TV. Utara baru saja melaksanakan Shalat Dhuha, ia langsung beranjak menghampiri sang ibu "Makasih Bu" dikecupnya tangan sang ibu.
"Sama-sama jagoannya ibu" dibelainya pipi sang buah hati.
"Bang?" suara diseberang sana mengalihkan perhatiannya.
Di dekatkan nya benda itu pada telinga "Iya. Ada apa, Yah......?"
Suara sang ayah diseberang sana terdengar sangat gelisah "Abang. Susul ayah ke lapas. Ayah tunggu" sepertinya ada hal penting yang akan ayahnya sampaikan. Terdengar dari sebrang sana tidak ada ucapan salam seperti biasanya.
Utara langsung mengganti baju dengan seragam dinasnya, bergegas untuk segera menghampiri sang ayah "Ibu..... Abang pamit dulu, mau susul ayah di lapas" sang ibu mengganggu, memberi izin.
Baru saja tubuhnya menjauh beberapa langkah sang ibu menghentikan langkahnya "Sekalian ibu titip ini buat calon mantu ibu" dua jar cookies didalam paper bag sudah beralih digenggaman tangannya. Utara hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SRI
ChickLitMimpi Sri hanya satu, terbang di bawah birunya awan. Bukan di bawah gelapnya malam. *** Note* Judul awal TABIR. Cerita ini hanya fiksi. Nama tokoh dan tempat hanya menjadi pelengkap cerita.