25

1.9K 175 7
                                    

Perhatian!!
sedikit adegan dewasa


Pagi ini seperti pagi-pagi sebelumnya. Setelah shalat subuh Sri tak akan kembali tertidur, wanita itu akan sibuk dengan pekerjaan rumah. pagi-pagi sekali wanita itu mengepel lantai, dilanjutkan dengan menyetrika pakaian.

Untuk urusan masak tentu saja sejak awal ia tidak mendapatkan izin. hanya dua kali ia di izinkan untuk menggunakan dapur itu. Urusan mencuci semua alat masak sudah tentu Sri yang akan mencucinya setelah  Fatma gunakan. dan tumben hari ini Mbok Ati kurang dari jam tujuh sudah tiba.

Fatma yang sedang asik di dapur pun sepertinya sedang sibuk membuat beberapa kue. Sri tidak berani membantu, bukan ia yang malas atau tak bisa. melainkan memang Fatma tidak pernah mau ia membantunya.

"Kopi Abang di minum Ayah" gerakan tangan Utara tergantung di udara.

Pasta Coklat yang ia oleskan di atas roti gandum itu habis, jadi Utara berniat mengambil stok di dalam rak penyimpanan. "Iya. ngga apa-apa Bu" jawabnya.

Dasarnya Utara tidak suka jika sarapan hanya dengan roti, biasanya ia lebih suka dengan nasi atau pun lontong sayur. tapi untuk kali ini ia terpaksa. ia akan terlambat jika sarapan dengan nasi. Padahal di atas meja sudah ada nasi kuning dengan tempe oren dan telur dadar.

Sore nanti para ibu-ibu pengajian akan mengadakan acara. Rutin di setiap bulannya, biasanya akan diadakan di rumah-rumah, dan bulan ini giliran Rumah Fatma.

"Biar Ibu buatkan yang Baru"

Utara segera mencegah. "Ngga usah. soalnya Abang buru-buru"

hari ini ia hanya akan menghadiri rapat lanjutan untuk tindak Operasi bebas narkoba yang tertunda Minggu lalu.

Utara celingukan mencari sang istri yang sejak selesai shalat subuh tadi sudah izin membersihkan rumah. "Mbok Sri di mana?" tanya Utara.

"Oh...., dia di belakang. lagi beresin baju yang sudah di setrika" 

Bener saja apa kata Mbok, jika Sri di belakang sedang merapihkan baju-baju yang sudah di setrika. wanita itu terlihat sedang fokus memisahkan mana pakaian Utara, Fatma dan Dhanuwan.

Saking fokusnya wanita itu. Sri tidak menyadari bahwa Utara sudah di belakangnya. wanita itu meloncat kaget ketika sebuah tangan merengkuh tubuhnya dari belakang.

"Astaghfirullah....."

Utara malah terkikik melihat respon sang istri. "kenapa kok kaget gitu?" Utara kembali mendekatkan tubuhnya.

"Emm....., Mas sudah larinya?" Sri balik bertanya.

Pasalnya tadi setelah shalat Subuh Utara lari pagi mengelilingi kompleks. awalnya pria itu ingin membantu merapihkan rumah tapi Sri cegah, ia takut jika Utara membantu yang ada ia bisa kena omel Fatma.

Bukannya menjawab Utara lama mendekatkan wajahnya. "Mas. Bajunya sudah di setrika" Sri menghindari tatapan mata Utara.

karena tubuhnya yang masih dalam pelukan Utara, itu membuatnya tidak bisa menghindar apa yang akan Utara lakukan.
"Stttt...., sebentar saja" cegah pria itu.

Aroma charkol dan Minn membuatnya terbawa dengan sentuhan bibir Utara di bibirnya. Utara yang memperdalam ciumannya membuat Sri merasa terbang ke udara.

Bukannya melepaskan pangutaan bibirnya, Utara malah mendudukkan Sri di atas meja. Sri berusaha untuk melepaskan diri, ia kehabisan nafas. "Jangan Mas. nanti Ibu lihat"

Sri menyadarkan Utara, Apa yang keduanya lakukan bisa saja dilihat Fatma atau tidak Mbok Ati. Akan gawat urusannya jika hal itu terjadi. "Tidak akan" pungkas Utara.

SRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang