Bagian empat puluh empat

1.5K 181 39
                                    

Yoshhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoshhh...

Langsung saja lah ya..

*****

Sudah berulang kali Jungkook menghembuskan nafas. Kesal.

Ya...kesal, Jungkook mencintai Jimin tapi bukan berarti dia tidak boleh kesal pada kekasihnya ini. Apalagi sudah masuk hari ke enam, Jimin diminta dengan bolak balik rumah sakit untuk merawat Taehyung, juga sekedar mendengar ucapan-ucapan penuh sampah dari orang tua Taehyung.

Jungkook selalu sedia menemani dirinya, dan selalu mendapatkan tatapan tak suka dari pasangan Kim, yang seakan risih melihat Jungkook ada disamping Jimin.

Disekolah, Jimin bahkan diikuti oleh suruhan Hoseok, karena pria Jung itu melihat sepertinya Tn. Kim selalu mencari waktu untuk berbicara berdua saja dengan Jimin, dan Hoseok sudah pasti khawatir dong. Apalagi setelah mendengar masalah yang menyeret Jimin terlalu dalam. Disaat anaknya yang tak bisa memberikan keputusan yang bulat.

Jungkook muak saat ini..ingin dia menyadarkan Jimun dari mulut berbisa pasangan Kim ini.

"Noona, kajja pulang. Ini sudah pukul sembilan malam. Noona mengatakan besok jadwal ujian anak-anak.." Jungkook buka suara.

"Oh..iya kookie.., Eommonim, abeoji..aku ijin pulang dulu ya..besok aku harus mengawasi murid yang ujian.." ujar Jimin.

"Hajima, Jimin. Eommonim ingin kau menemani Taehyung..dia sendirian.." ujar Ny. Kim dengan wajah dibuat sememelas mungkin.

"Lalu anda berdua, mau kemana  rupanya???" Jungkook langsung bertanya. Dan keduanya tak bisa menjawab.

"Kenapa tidak dijawab??? Kalian mau istirahat tenang dan membuat Jimin noona istirahat di sofa itu lagi?? Sudah cukup tiga hari Jimin noona menginap di ruangan ini. Yang berbaring itu anak kalian, kenapa harus Jimin noona yang berkorban..." ujar Jungkook

"Kookie, sudahlah..mereka juga pasti lelah.."

"Wajar kalau mereka lelah, karena mereka merawat anak mereka, darah mereka..wajar, lalu noona??? Hanya sebatas sahabat saja..dan sahabat bukan melulu mementingkan orang lain dan mengabaikan dirinya sendiri. Kalau noona kelelahan dan jatuh sakit, siapa yang rawat. Sahabat noona itu??? Bukan..." Jungkook menatap Jimin tajam.

"Kookie..kenapa suara nya harus tinggi???"

"Itu karena aku menghawatirkan mu, Noon..." Jungkook berusaha untuk tidak lepas kontrol.

"Kau ini kenapa anak muda, jangan katakan kau cemburu pada anakku yang terbaring itu.."

"Ya aku cemburu, sangat amat cemburu..dan cemburu aku wajar..aku muak melihat kekasihku merawat pria lain..Tuan Kim" jawab Jungkook

"Kookie..kajja kita pulang, jangan di perpanjangan lagi..kajja" Jungkook menggandeng tangan Jimin  agar mereka bisa keluar dari ruangan itu.

"Jimin..Taehyung begini, karena mu..kau memiliki tanggung jawab besar akan kesembuhannya.." ucapan Ny. Kim membuat Jimin terdiam dan mematung

HealingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang