00019

59 13 0
                                    








"Kamu terlambat!"

"Iya."

"Kan sudah ku bilang jemput tepat waktu! Bos macam apa kamu!"

"Berisik, naya."

"Aku gak akan seperti ini jika kamu menjemput ku tepat waktu."

Beberapa pegawai kantor sesekali melirik mereka berdua tengah berdebat sambil berjalan, seorang gadis berseragam sma dan satu nya berseragam kantor.

"Sudah untung aku mau menjemput bocah bawel seperti kamu."

"Apa katamu?"

"Bukan."

Naya menendang tulang kering Jayden hingga pria tersebut hampir. terdorong kedepan. "Kalau kamu jemput tepat waktu aku mungkin gak temenan sama tante tante maksa itu!"

"Tante tante?"

Jayden menahan image nya beberapa pegawai kantor sedari tadi menyapa nya, kaki kanan nya nyeri, sial.

"Biar saja, kamu mau diculik atau apapun itu tidak perduli." balas Jayden kejam. Naya menghela nafas kasar lalu berjalan di samping Jayden.

Harusnya dia menanyakan siapa tante itu, malah berujung kesal. Naya jadi bete.

"Apa?" Jayden melirik Naya kini diam saja.

Naya diam memperhatikan depannya.

"Kakak gak mau siapa tante itu?"

"Gak." Jayden membuka pintu ruang kerja dan masuk diikuti Naya dibelakang. Gadis tersebut diam sebentar mengamati seisi ruangan ini.

Ada sofa hitam di depannya, rak buku, jendela, dan meja kerja.

"Ih keren keren.." gumam Naya lalu berlari menduduki kursi kantor tersebut dan berputar.

Jayden membiarkan nya begitu saja dan fokus mencari map yang bagus untuk menjadi laporan meeting siang ini pukul dua siang.

Dunia nya serasa berputar, teraduk dan candu. Berbagai rasa menjadi satu, bahagia dan pusing. Naya terhipnotis pada hadiah tadi, dia mau membuka benda tersebut, tapi takut sesuatu datang padanya.

Naya berhenti. Merogoh kantong tas kecil nya dan membuka bungkusan itu.

"Eh? Jam tangan?!" Naya memakainya, cantik!

Kemudian dia menunjukannya pada Jayden. "Kak! Liat jam ku, cantik kan?"

Pria itu hanya menatap pergelangan Naya sekilas. "Iya."

Naya terpekik senang sambil memandangi jam berwarna hitam dan silver. Sepertinya mahal, dia bingung kenapa tante itu mau memberikan hadiah mahal dengan embel embel pertemanan? Memangnya tidak punya teman?

Sebenarnya mau cerita, tapi melihat raut wajah Jayden tidak ramah lingkungan. Jadi, dia pendam sendiri saja.

"Kamu di sini saja, saya ada rapat." Jayden menumpuk tiga map ditangannya. Naya hanya memberikan jempol.

"Jangan kemana mana." tutur Jayden. Naya mengangguk paham.

"Iya, udah sana sana!" Naya mengusir.

"Bos nya aku atau dia sih."

Jayden tidak mengindahkan itu dan langsung pergi.











Sudah hampir setengah jam Jayden tak kunjung kembali, Naya sedari tadi hanya berputar kesana kemari, melihat dan membaca buku, bersantai di atas sofa lebar. Memandangi jalan raya di atas sini.

Amerta ; naykookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang