00020

69 12 0
                                    


Seminggu kemudian . . .

mereka berdua saling diam.

Tidak ada yang bersuara, mereka saling memendam rasa kesal dan kebencian masing masing. Naya yang selalu membenci wajah Jayden tadi, dan Jayden marahnya seakan mendidih ketika mengingat kata Naya bahwa membela Emma.

Saat Naya bersantai. Suara bel pintu terdengar, mumpung Naya yang dekat pintu jadi dia berlari membukakan nya.

"Eh mama!"

"Selamat malam, naya." Naya langsung memeluk Mama sebentar. Kemudian menyuruh Mama masuk ke dalam.

"Gimana kabar kamu, nay?" ucap Mama sambil menatap seisi rumah ini. Naya terdiam, aku baik, tapi tidak dengan hubungan ini.

"Baik, ma."

"Jayden kemana?"

Lagi lagi Naya menahan kesal. "Dikamar ma."

"Kamu disini sedangkan dia di kamar?" ulang Mama. Naya mengangguk.

"Kamu sendirian di sini, Jayden tega banget---"

"Mama, udah gak papa kok aku." sela Naya langsung. Dia menghela nafa diam diam. Dia memang sudah tega sejak kemarin.

"Kalian baik baik aja kan?"

Naya tersenyum lebar. "Baik ma." bohong.

Mama duduk di sofa. "Panggil Jayden kemari, oke?"

Naya mengangguk lalu berjalan ke atas kamar. Dia menengok mama dari atas memastikan saja untuk tidak melihat kemana dia akan mengetuk pintu kamar.

Naya berbelok ke sebelah kiri, yang pasti itu kamar cadangan disaat mereka berdua sedang tidak baik baik saja.

Tok tok tok

Klek..

Naya membuka pintu dan mengintip, ada Jayden sedang bermain game di ponsel sambil duduk didepan meja.

"Kak jay.."

"Apa?" tanya Jayden tanpa menengok.

Naya meneguk ludah nya, takut. "Ada mama di bawah."

Jayden terkejut, dia meletakan ponselnya dan beranjak keluar menemui Mama.





~~

"Kenapa, ma?" tanya Jayden memulai pembicaraan.

Naya datang membawa tiga teh hangat lalu duduk di samping Jayden, sebenarnya tidak mau tapi mari kita sampingkan ego sebentar.

Mama tersenyum. "Besok malam, nenek mengajak semua berkumpul dan makan malam di rumahnya. Tolong kosongkan waktu kalian untuk ini."

Jayden jelas setuju. Namun untuk Naya, dia terdiam. Nenek? Maksudnya Nenek Jayden ya? Mana belum pernah bertemu.

Eh, terakhir Naya bertemu saat acara pernikahan dirinya itu. Wajah Nenek Jayden sangat masam sedikit tidak suka terus membuatnya merasa bersalah.

Walaupun dia belum pernah mendengar suara nya, tapi Naya takut jika sesuatu terjadi dengan ucapan sang Nenek padanya.

"Bukannya sudah sepantas nya kalian mendapat keturunan?"

"Hah!"

Mama dan Jayden reflek melihat Naya.

Mama lantas bertanya. "Kenapa, naya? Kamu sakit?"

Jayden hanya diam seolah tidak perduli. Naya merapikan kembali rambutnya cepat cepat mengusir pikiran buruk.

"Nggak papa ma, tadi keinget ada tugas sekolah."

"Besok kan minggu, kamu gak sekolah kan."

Oh iya. Naya lupa. Huh.

Amerta ; naykookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang