00022

71 15 2
                                    




Srkk srkk

Naya terusik saat kaus nya di tarik tarik begitu, dia membuka matanya nampak berat. Dia merenggangkan tubuhnya. Tersadar bahwa sekarang masih duduk di kursi.

Tunggu.

Tunggu sebentar..

Ini bukan di kursi meja belajar.

Tapi di depan televisi!

Sambil memeluk bantal sofa, duduk bersandar di sofa.

Srkk srkk

Naya kembali merasakan kausnya ditarik lagi. Dia menoleh ke asalnya.

"M-ma! Ma!"

"Hah?!" Naya terpekik lalu menjauh pada anak kecil itu, sekitar berusia tiga tahun.

Bukannya takut, anak kecil itu berusaha mendekati Naya. Sebaliknya, Naya menjauh seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Heh heh! Kamu anak siapa sih? Kok di sini!"

"Mma? Ma ma? Aaa!"

Naya memutar kedua bola matanya. "Apaan sih! Yang bener aja lo ya bocah. Mama mama. Gue bukan mama lo!" Dia berdiri di atas sofa agar anak itu tidak bisa meraihnya.

Lalu pintu rumah terbuka menampilkan Jayden tampak terburu-buru menggendong anak kecil yang tadi menarik kaus Naya.

"Sayang! Kamu ngapain disitu! Turun!"

Naya membelak. "Heh tuan, anak siapa yang kau bawa itu!" tunjuk nya pada anak kecil dengan tatapan polos.

"Apa katamu? Ini anak kita."

Naya terdiam. Apa? Anak kita?

"Bukan! Aku gak punya anak!"

"Kamu sakit ya? Ini Nesya!"

"Nggak! Itu bukan anakku, aku gak punya anak, kak!"

"Kamu gila?! Hei, mentang mentang kamu sudah marah pada Nesya kamu tidak boleh seenaknya gak mengakui Nesya itu anakmu." kata Jayden.

Naya semakin marah.

"Maksud lo? Gue marahin dia? Jangan nuduh! Gue daritadi gak ngapa ngapain!"

Naya turun dan segera naik keatas kamar, Jayden dibelakang menyusul Naya seolah ingin mengecek sesuatu.

Naya membuka kamar. Pertama yang dia lihat adalah gambar wallpaper bayi dan kasur bayi beserta mainan mainan anak anak.

Bukannya ini kamar ku?

"Kamu kenapa naya?!"

Naya bergetar saat menunjuk isi kamar itu. "I-ini.. ini apa maksudnya!"

"Jangan teriak seperti itu di depan Nesya!"

"Hei, aku tanya kenapa kamu mengubah kamar ku jadi kamar bayi! Siapa yang ngijinin!" ucap Naya meminta penjelasan.

Jayden memanggil pelayan rumah untuk membawa Nesya menjauh terlebih dahulu.

"Bukannya kamu sendiri yang ngijinin sepenuh hati? Oh. Apa sekarang kamu perhitungan sama anak mu sendiri?!"

Naya menganga. Jayden tidak paham apa yang terjadi dengan Naya sendiri.

"Nggak! Aku gak ngomong apa apa soal itu!"

"Itu udah lama, gak mungkin."

"Apanya yang gak mungkiin?!!"

"Kamar ini udah renovasi untuk kamar Nesya, anak yang kamu lahirkan itu." tunjuk Jayden pada Naya.

Naya memukul tangan Jayden kasar. "Berisik! Gue udah ngomong kalau gue gak punya anak! Itu anak selingkuhan lo paling!"

Amerta ; naykookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang