00030

145 16 6
                                    




Sebulan lalu . . .


Jeffry datang di ruang kerja Jayden dan menutup pintu agar seseorang tak ada yang masuk.

Jayden melihat itu kebingungan.

"Kenapa?"

Jeffry menatap nya. "Pake bahasa biasa aja, ini diluar pekerjaan."

Jayden menjauhkan tangannya di laptop. "Oke, apaan?"

"Emma. Lo di perdaya."

"Jelasin yang bener, jef." ucap Jayden tak mengerti.

"Anak yang dikandung Emma, itu anak gue. Gue yang ngecegah kalian di malam itu."

Jayden melebarkan kedua mata nya. Memang benar? Sejujurnya yang ia ingat, hanya mabuk berat dan obat obatan cukup membuatnya tak bisa mengingat segala nya.

"Lo pasti gak bakal ingat, malam itu gue dateng nge cegah lo hampir buat sesuatu sama Emma."

"Lo.. disana?" ulang Jayden.

"Iya, gue sengaja bikin lo pingsan buat gak lawan gue terus. Lo sebut nama Naya terus, gak tega gue bro." ucap Jeffry membuat teman nya itu muram.

"Terus sekarang?"

"Asal lo tau, Emma itu tunangan gue. Udah dari lama. Maaf baru ngasih tau ke elo sekarang."

Jayden mengangguk.

"Karena gue masih gak bisa ketemu sama Emma yang pasti nempelin lo terus, gue minta tolong. Rawat dia buat gue. Gue bakal kasih apapun yang dia mau lewat lo. Gimana?"

Jayden meringis. "kenapa gak coba ngobrol aja? Lo kan tunangan nya."

"Iya bro, sebenernya mau. Tapi Emma pasti ngelak sama gue terus, waktu gue belum tepat buat nunjukin diri."

"Oh kalau gitu. Lo bantu gue lepasin Emma."

"Pasti, gue awasi lo dari belakang."

"Bagus."



















•••






Jayden berjalan begitu cepat ke kamar Naya. Ia mengetuk kamar Naya.

Terbuka.

"Kenapa?" tanya Naya.

"Hasilnya, nay."

Naya tampak menunggu.

Jayden memberikan kertas itu. Naya pun membaca nya.

Setitik air mata mulai turun.

"K-kak? Ini beneran?"

Jayden mengangguk senang. Naya tersenyum lega.

"Maaf udah buat kesalahpahaman kemarin kemarin, nay."

Naya menggeleng. "Gak ada yang tau kak. Aku mau tunjukin sesuatu.."

Jayden bingung, apa Naya benar benar akan meninggalkan nya sesuai ucapan nya? Ketakutan terbesar nya terjadi.

"Kamu.. mau ninggalin kakak?" ucap Jayden.

Naya mendongak, ia terdiam. Membuat Jayden semakin gelisah.

"Bukan, kak."

"Lalu?"

Naya mengeluarkan benda kecil di saku piyama nya dan menunjukannya. Lelaki itu menerima dan melihat. Tergambar dua garis biru.

Dunia nya serasa dipenuhi terkejut, tangisan nya meleleh bersama Naya, istri kecil nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amerta ; naykookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang