Prolog

3.4K 365 24
                                    

"Ein, aku titipkan putri ku padamu. Bila suatu saat terjadi sesuatu yang membuat musnahnya kekuasaan Duke Daen Louise, jaga dia" kata Seorang Lelaki dewasa bergelar Duke, namanya Heinz Daen Louise


"Apa kau tidak punya saudara atau kerabat lainnya" tanya lawan bicaranya yang sesama Duke juga, namanya Ein Castiello


"Aku punya saudara kandung, adikku… Thoma Daen Louise. Tapi aku tidak mempercayakan putriku padanya, aku tau niat buruknya jika ku percayakan padanya. Bisa saja umurku sudah tidak lama lagi, dia akan merebut kekuasaan Duke Daen Louise. Dan akan membunuh putri satu-satu ku juga, aku tidak membiarkan hal itu terjadi" kata Duke Heinz


"Lantas, mengapa kau mempercayakan kepada ku yang bukan saudara maupun kerabat mu?" kata Duke Ein


"Kau itu sudah seperti saudara ku sendiri, aku sangat mempercayai mu. Kumohon jangan kecewakan aku, Ein" kata Duke Heinz


"Baiklah" kata Duke Ein


"Nama putriku {Name} Daen Louise, sekali lagi ku percayakan padamu… Ein…" kata Duke Heinz




































{Name} Daen Louise, seorang putri tunggal dari pasangan Duke dan Duchess, Heinz Daen Louise dan Katharina Daen Louise.


Sejak umur 7 tahun, dia sudah tinggal di kediaman Duke Castiello. Tak berselang lama setelah penitipan {name}, terjadi pembobolan besar-besaran di kediaman Duke Daen Louise. Pelakunya adalah musuh bebuyutan Duke Heinz, Royan Stuferd yang bersekutu dengan saudara kandung nya sendiri Thoma Daen Louise.


Ayah dan ibu {name} tidak selamat dalam kejadian tersebut. Heinz harus mati dipenggal oleh Royan Stuferd, sedangkan Katharina yang sedang mengandung adik {name} harus mati karena menolak diperistri oleh Thoma dengan ditusuk perutnya.












***


















"Kami turut berdukacita nona {name}" ucap tangan kanan Duke Castiello, Kelson.


"Saya tidak apa-apa tuan Kelson" kata {name} berusaha tegar, walau semua orang tau sesakit apa {name} saat ini.


{Name} yang sedang dalam suasana duka, saat ini hanya bisa merenung dipinggir danau buatan di kediaman Castiello. Tidak mudah bagi {name} yang masih berusia dini, harus menjadi yatim piatu.


Hingga malam pun tiba, {name} yang tak kunjung kembali ke mansion membuat satu rumah menjadi panik.


"Ini sudah malam, kenapa belum kembali ke mansion?  semuanya khawatir, kalau mau tau" kata seorang anak laki-laki seumuran dengan nya. Carl Castiello, putra tunggal Duke Ein Castiello.


"Maaf merepotkan, tuan Carl" kata {name} mengucap maaf


"Mulai sekarang, jangan pakai tuan aku bukan majikan mu" kata Carl melempar jas kemejanya ke {name}, Carl tau {name} kedinginan makanya diberikan jasnya.


"Terima kasih" gumam {name} yang masih terdengar Carl


"Sudah larut, sebaiknya kita kembali" kata Carl dewasa, walau dia tumbuh tanpa seorang ibu tetapi sikap dewasanya membuat seorang tambah kagum


Carl jalan didepan dengan membawa lentera, dan {name} dibelakangnya persis. Sejak mereka pertama kali bertemu, {name} sudah menyukai nya. Jika orang pertama kali melihat Castiello akan ketakutan, lain hal dengan {name} yang tidak pernah merasakan rasa takut terhadap Castiello terlebih Carl.


Perjalanan mereka memang hening, tidak ada pembicaraan satu sama lain. Padahal jaraknya bisa dibilang jauh, namun terasa singkat bagi {name}.


"Nona {name}!! Saya sangat mengkhawatirkan nona… nona kemana saja" kata Anny, kepala pelayan saat ini sangat khawatir


"Maaf Anny" kata {name} yang mulai sadar, bahwa ia tidak sendiri. Ia punya keluarga secara tidak langsung


"Syukurlah nona sudah kembali" kata Kelson lega


"Maaf tuan Kelson" ucap {name} merasa bersalah




































Tbc'













Yang book satu baru bikin, ini udah nambah bikin lagi

Tapi gapapa, ini karna imajinasi Caren sedang bekerja

Nambah haluan ye kan, masa ga mau sih (. ❛ ᴗ ❛.)













SEE YOU NEXT CHAPTER











560 kata
Sabtu, 12-03-2022
By : Caren

Carl Castiello x Reader || Anak Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang