Chapter 21

428 67 6
                                    

Hari kelulusan pun tiba, hari yang di tunggu-tunggu siswa akademi imperial

"Lulusan terbaik tahun ini jatuh kepada {name} Daen Louise, atas predikatnya selama bertahun-tahun tidak pernah lengser dari peringkat 1 Kepadanya dipersilahkan"

{Name} dengan anggun berjalan ke panggung, membuat atensi semua orang tidak hanya laki-laki yang terpukau bahkan perempuan pun terpesona oleh pesona {name}

"Selamat ya"

"Terima kasih profesor" ucap {Name} mengangguk tanda terima kasihnya

{Name} kembali ke tempatnya, tidak lupa dengan atensi masa yang masih tertuju padanya

"Seperti biasa {name} ku selalu menjadi yang pertama, selamat yaaa" ucap Beatrice

"Kamu bisa saja Beatrice, terima kasih yaa"  ucap {name} balik

"Kamu kenal yang menduduki kursi Castiello itu?? Gosipnya dia murid kelas satu yang digadang-gadang belok dengan Castiello" bisik Beatrice

"Tau kok, kenapa bisa sampe tersebar gosip begituan sihh" kata {name}

"Kamu tau?? Kasih tau dia siapa?? Apa dia tunangan si Castiello??" tanya Beatrice tanpa berhenti

"Hah tunangan?? Hahahah, kamu salah paham Beatrice" gelak {name}

"Kenapa kamu tertawa? Lalu siapa dia??" kekeuh Beatrice meminta jawaban

"Masa gitu saja tidak tau, jelas-jelas dia itu adiknya Carl" kata {name}

"Kamu bohong! Dia saja tidak terlihat seperti Castiello, kamu pasti sedang bercanda! Lihat rambutnya honey blonde dan maniknya merah jambu!!" kata Beatrice tidak percaya

"Ya sudah kalau tidak percaya" kata {name} acuh sambil mengangkat bahunya

"Jadi benar?? Bukannya Duchess Castiello sudah tiada???" tanya Beatrice lagi

"Intinya dia itu adik tirinya Carl, dan dia itu darah campuran bukan murni jadi tidak memiliki ciri khas seperti Castiello pada umumnya" jelas {name}

"Oh begitu yaa, temani aku ke kamar mandi... aku mohon..." mohon Beatrice

"Baiklah-baiklah" kata {name} mengiyakan Beatrice

{Name} hanya menunggu di lorong, hingga terdengar lah suara sepatu fantofel  mendekati {name}

Owh ternyata seorang pria paruh baya, yang berjalan mendekat pada {name}

"Selamat siang" ucapnya pria itu

"Selamat siang tuan, ada yang bisa saya bantu??" tanya {name}

"Apa kamu yang bernama {name}??" tanya pria itu

"Benar dengan saya sendiri" kata {name}

"Royan Stuferd, aku ayah dari Edrick" kata pria yang menyebut dirinya Royan

{Name} agak terkejut dan was-was apa dia akan dimaki karna Carl yang melindunginya hingga membuat anak Royan babak belur dulu

"Mau kah kamu ikut dengan ku??" tawar Royan

"Hah?? Saya menolak, atas dasar apa saya harus menyetujui untuk ikut orang yang bahkan baru pertama kali saya temui??" tolak {name}

"Bagaimana jika ku katakan adikmu masih hidup??" kata Royan dengan seringai

{Name} membelalak dan tidak percaya, ia masih bimbang perkataan Royan itu nyata atau tidak

"Tidak! Anda berbohong adik saya sudah meninggal, bahkan ia saja belum terlahir saat itu" sanggah {name}

"Apa kamu lupa? Kalau ibumu itu dulunya seorang penyihir?? Dia menyelamatkan adikmu dengan sisa kekuatan sihirnya, dan membiarkan dirinya sendiri menyusul ayahmu" skakmat, {name} sudah tak dapat mengeluarkan sanggahan nya

"Semisal saat itu adikku lahir bukannya dia prematur??" tanya {name} mencoba melawan kembali

"Jangan berpura-pura bodoh {name}, aku tau kamu pasti mengetahui alasannya" kata Royan sedikit tergelak

"Baiklah langsung saja, apa tujuan anda menemui saya??" tanya {name} serius

"Ikutlah denganku temui adikmu, dia sangat ingin bertemu denganmu" kata Royan

"Saya juga, namun kenapa anda sangat berbaik hati memberi bantuan ini pada saya?? Bahkan sangat tidak menguntungkan sama sekali jika dipikir??" kata {name}

"Sudah ku duga kamu itu cerdas, akan ku jelaskan apa rencananya jika kamu menerima tawaran ku" kata Royan

"Beri saya waktu untuk berpikir" kata {name}

"Waktumu tak banyak, lebih baik segera dijawab atau tidak sama sekali" kata Royan

"Sebelum saya jawab, saya tanya sekali lagi. Kenapa anda berbaik hati hingga sejauh ini kepada saya??" tanya {name}

"Aku hanya ingin membalas dendam atas apa yang dilakukan oleh Thoma kepada sahabat ku" kata Royan

"Sahabat anda? Jangan bilang??"

"Kau benar lagi, dia Heinz ayahmu. Thoma membunuh Heinz dan ibumu namun tidak dengan adikmu karna ia beranggapan, adikmu itu anak dari ibumu yang harus ia jaga. Maka dari itu, aku membutuhkan mu untuk memberi informasi supaya kita membalas dendam atas ayahmu, dan keuntungan untuk mu juga kamu bisa bertemu adikmu" jelas Royan

"Baiklah, kalau begitu saya terima tawaran anda. Dan sekarang jelaskan, bagaimana cara saya menjelaskannya pada paman Ein??" tanya {name} meminta penjelasan

"Mudah saja, kamu diculik dan tidak ditemukan sampai waktu yang lama.. simple kan??" kata Royan memberi solusi

"Anda sudah gila" kata {name}

"Itulah cara satu-satunya, bagaimana?? Jika kamu berkata jujur pasti tidak akan diizinkan" kata Royan

"Baiklah, saya kali ini benar-benar menerimanya" kata {name} menyetujuinya

"Nahh kalau begitu sebagai penyamaran sampai ke kereta kuda, pakai jubah ini dan jangan sampai tersingkap" kata Royan

'Maaf aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal Carl, aku pasti akan kembali' batin {name}

"Baiklah sekarang kita harus segera pergi, sebelum ada yang mengetahui identitas mu" kata Royan melangkahkan kaki menjauh dari tempat semula

Dijawab hanya dengan anggukan oleh {name}, dan {name} mengikuti langkah kemana Royan pergi


























































































Halo Halo I'm backkk
Jadi sedikit penjelasan kenapa nem ga menaruh curiga sama sekali ke Royan, karna pas kecil dia ga tau kalau Royan itu dalangnya jadi gitu deh intinya
Penjelasan secara rinci akan diberikan secara bertahap



























834 kata
Selasa, 26-12-2025
By : Caren

Carl Castiello x Reader || Anak Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang