enambelas

13 3 0
                                    

Andrew POV

"Eh?" Gue kaget mendengar suara pintu rumah di ketuk dan menampilkan Tanaka di depan. "Jangan geer, gue kesini mau ketemu Aries." ucapnya dingin.

Gue hanya diam selagi mempersilahkan dirinya masuk. "Mau minum? Gue ada soda." tawar gue yang buat dirinya ketawa.

"Tumben minum soda. Bukannya lo anti banget sama junk food?" tanyanya. Gue mengambil dua kaleng soda dan meletakkan di hadapannya.

"Ya selagi gue lagi break dari balapan. Kapan lagi gue bisa minum ginian." Tanaka tersenyum kecil lalu dia diam.

"Gue maafin kok." ucapnya pelan yang buat gue menoleh. "Beneran?" tanya gue dengan datar. "Ya mau gimana lagi?" ucapnya dengan santai.

Baru aja gue mau ngomong, Aries turun dari tangga sudah rapih, "Lo ngapain disini?" tanya Aries bingung kepada Tanaka, "Udah baikan?" tanyanya kepada kami berdua.

Tanaka mengernyit bingung, "Gue kesini kan mau pergi sama lo. Kemaren lo bilang." Gue menatap Aries yang terlihat bingung sekarang, "Udah maafan, tapi belom mau deket-deket dia." tambah Tanaka.

Gue gak tau dia bercanda atau serius. Yang penting, gue udah di maafin.

Aries menepuk jidatnya, lupa. "Gue lupa sumpah." kata Aries merasa menyesal. "Kan lo udah rapih juga, ayo berangkat." ajak Tanaka. Gue hanya menyaksikan keduanya.

"Gue ada janji sama Fabian." Gue dan Tanaka sama-sama kaget. Iyalah, kita semua tau Aries benci dengannya.

"Fabian? Sejak kapan lo deket sama dia?" tanya Tanaka dengan nada tersinggung seperti kekasihnya baru mengatakan ia akan kembali ke mantannya.

Gue tau, Tanaka peduli dengan Aries. Bentar lagi ia akan mempunyai perasaan kepadanya.

"Dia baru pulang dari Bahrain pagi ini, abis babak pertama." katanya. "Menang gak dia?" tanya gue penasaran karena gue belum bertanya kepada Fabian dan melihat berita.

"Gak tau. Liat aja di internet kalo mau tau dia peringkat berapa." kata Aries sewot. Bel rumah bunyi, "Kayaknya itu Fabian deh. Tanaka, reschedule lagi ya kita jalan. Fabian di Jakarta cuma sampe besok masalahnya."

Tanaka hanya mengangguk kecil. Gue dan juga Tanaka melihat kepergian Aries sampai ia menyambut Fabian di teras

Kami melihat keduany memasuki mobil Fabian. Gue melirik ke Tanaka yang memasang ekspresi yang menurut gue sussah di jelaskan.

Kesal, khawatir, sedih dan cemburu terukir di wajah Tanaka dengan jelas.

"Lo bolehin si Aries pergi berdua sama Fabian?" tanya Tanaka kesal kepada gue. "Tan, Fabian temen gue dari SMP. Dia baik kok."

"Gak semua orang pantas mendapatkan kesempatan kedua, Drew." kata Tanaka lalu ia berdiri berjalan ke pintu rumah, "Gue pulang dulu. Ketemu lusa di sekolah."

Pintu tertutup. Menyisakan gue sendirian di ruang tamu dengan kalimat Tanaka yang terngiang-ngiang.

Gak semua orang pantas mendapatkan kesempatan kedua.

...

Aries POV

"Bian, lo tinggian ya?" tanya gue membuka percakapan karena kami berdua hanya terdiam.

Well, tepatnya Fabian yang diam karena sibuk memainkan ponselnya saat kami berdua jalan memmutari kota tua.

Gue juga gak tau kenapa kami bisa berahkir disini tapi Fabian gak pernah kesini, jadi dia mau ajak gue kesini.

Kayak tourist aja, malu gue.

"Hm?" tanya Fabian tidak mendengar perkataan gue. "Lo tinggian ya?" tanya gue dengan malas mengulang pertanyaan gue.

TWO PLUS ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang