duapuluh tiga

8 2 0
                                    

Tanaka POV

Gue kembali di rumah nenek dimana gue di kelilingi oleh sepupu-sepupu lagi. Gue juga udah masuk SMA dan gue berahkir di SMA-nya Samy dan Kelvin.

Gue tadinya gak mau satu SMA sama mereka karena males ngeliat muka mereka mulu, tapi gue gak ada pilihan. Hanya sekolah mereka yang buka slot pendaftaran.

"Seru apa sekolah internasional?" tanya gue kepada keduanya saat kami sarapan. "Seru. Masuknya jam sembilan masalahnya." ucap Samy cengegesan.

"Full bahasa inggris sekolah ini?" tanya gue. "Tenang aja, di antara kita semua di rumah ini bahasa inggris lo bukannya paling jago?" kata Kelvin.

"Mana gue tau. Sejak kapan gue tau skill bahasa inggris gue." ucap gue bingung. Gue melahap sereal yang ada di hadapan gue.

Saat kami bertiga sedang sarapan, Irene turun dengan terburu-buru. "Kemana?" tanya Kelvin melinatnya mengambil mangkuk lalu menuang sereal dan susu.

"Gue harus ke Cirebon." ucap Irene lalu melahap serealnya. "Cirebon? Ngapain?" tanya gue bingung. "Liput berita. Katanya mau ada pembangunan track balapan baru buat Formula series."

Gue teringat Andrew. "Jangan bilang-bilang awas aja lo pada! Ini gue dapet bocoran nih dari orang dalem." ucapnya melahap sereal lagi.

"Udah jam setengah sembilan. Gue harus nyampe
kantor jam sembilan! Bye semua!" seru Irene lari keluar rumah.

"Balapan Formula mau di adain di Indonesia? Masa sih?" tanya Samy bingung. "Jangan ngerendahin negara kita gitu dong." balas Kelvin. "Aneh aja, kenapa baru sekarang Indonesia menjalin hubungan sama Fomula?"

"Mungkin karena ada Fabian Hernandes?" ujar Kelvin kurang yakin. "Temen lo si Andrew Feldman juga hampir Formula 2 kan?" tanya Samy yang buat gue mengangguk. "Iya hampir, sebelum kasus korupsi yang nenek kita juga lakuin." kata gue.

"Masih belom dapet klarifikasi?" tanya Kelvin.

"Ya katanya sih ada orang yang terlibat korupsi bayar team F2 buat narik tawarannya lagi buat ngancem bokapnya Andrew untuk gak usut kasus korupsi lebih lanjut." kata gue.

"Kasian. Mimpinya hancur gara-gara bokapnya." kata Kelvin datar. "Maksud lo?" tanya gue tidak terima. "Ya bokapnya kan kerja di KPK kan? Kalo udah di ancem begitu ya seharusnya mundur aja demi kebaikan anaknya."

Gue gak nyangka apa yang gue baru dengar dari sepupu gue sendiri. "Lo tau kan nenek terlibat dalam ini? Nenek juga bersalah." ucap Samg menbela Andrew.

Samy emang bego dan gak tau apa-apa tapi untuk masalah beginian, dia ngerti. Beda dengan Kelvin, dia pinter tapi masalah beginian, dia bakal setia dan bela nenek sekalipun nenek salah.

"Yaudah. Ayo berangkat udah mau jam sembilan." ujar gue. "Sam! Lo nyetir!" seru Kelvin memberi kunci mobil. "Dih! Males banget! Tanaka, lo nyetir deh." ujar Samy melempar kunci mobil ke gue.

Kamu bertiga masuk mobil. Selama di jalan ke sekolah, gue hanya diam. Samy di sebelah gue ngerokok dan Kelvin di belakang hanya memainkan ponselnya.

Hening.

"Sam, buka jendelanya napa kalo ngerokok." ujar Kelvin kesal. "Iya iya ah! Gue guka nih, puas lo?" kesal Samy yang hanya di diamkan oleh Kelvin.

Gue terus memikirkan Andrew. Bagaimana keadaanya sekarang?

Gue masih belum berani ngehubungin dia karena gue pengecut. Yang lain kena masalah di sekolah, gue lebih milih keluar dari sekolah itu dibanding dihukum sama-sama.

Aries juga, gimana nasibnya dia sekarang? Mungkin dia sekarang senang kali ya ada Fabian. Itu yang gue tau dari Jennie sih.

Kemarin gue sama Jennie ngomongin Aries dan dia bilang Fabian gak pernah gak chat Aries setiap hari walaupun hanya sekedar basa-basi.

TWO PLUS ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang