Andrew POV
Balapan kedua gue berlangsung di Jeddah, Arab Saudi. Semua balapan yang berlangsung di timur tengah selalu sore menjelang malam, karena panas dan teriknya matahari.
"Can I have your autograph?" tanya seseorang anak kecil, dengan aksen Inggrisnya yang tebal. Gue baru mau masuk ke paddock* untuk melakukan press conference, tapi anak kecil ini memberhentikan gue di depan gerbang masuk. "Sure. What's your name?" tanya gue sambil berjongkok untuk menyamai tinggi gue dengannya.
"Andrew." jawabnya dengan riang. "Oh my god! We have the same name! High five, buddy!" seru gue memberi tos ke dia.
Para awak media mengeberungi kami untuk mengambil foto kami. "Here you go, buddy! Enjoy the race!" seru gue kepada anak kecil tersebut.
"Thank you, Andrew!" serunya senang yang gue jawab dengan anggukan.
Gue tap kartu badge gue ke gerbang masuk paddock. Saat gue udah di dalam, gue menemui Fabian yang sedang memberi tanda tangan ke fans. Gue memperhatikannya sesaat yang membuat ia sadar.
"I'll be back with you guys." ucap Fabian ke keremunan fans lalu ia berlari ke arah gue. "Drew, abis balapan ini, gue mau Umroh. Lo mau ikut gak?" tanyanya.
"Umroh? Lo Muslim?" tanya gue datar. "Lah? Gue Muslim, bro! Lo kemana aja sih?" ucapnya kesal. Gue berjalan meninggalkannya, tapi ia malah mengejar gue.
"Mau ikut gak? Kita berdua doang yang Muslim di Formula 2." kata Fabian, "Mumpung kita di Jeddah, deket kalau ke Madinah." sambungnya.
"Lo mah Muslim KTP doang." ucap gue datar. "Doaa tau punya asumsi gitu ke orang lain." sindir Fabian pura-pura kesal. "Ayolah, Drew. Lo boleh kesel sama gue, tapi ayo Umroh bareng yuk!" serunya masih maksa gue.
Gue hanya mendiamkannya. "Kabarin gue besok! Awas aja lo!" serunya saat gue meninggalkannya.
Ben yang ada di samping gue menyeringit bingung, "What was that all about?" tanyanya bingung membicarkan Fabian. "Oh, he asked me to do the Islamic pilgrim, Umrah." gue bilang kepada Ben.
"Did you agreed on it?" tanya Ben. "I'll make up my mind by tomorrow." jawab gue singkat. "How long will it be?" tanya Ben kembali. "The pilgrimage? One week max, I think." jawab gue kurang yakin yang membuat ber-oh ria.
"Morning everyone!" seru gue memasuki ruang press conference dimana sudah banyak awak media berada.
Gue menyapa semua pembalap yang ada. Biasanya press conference di lakukan oleh pembalap sebanyak lima. Ada duapuluh pembalap di Formula 2, dan press conference dilakukan sebanyak empat sesi.
"Nicholas buddy! What's up?" ucap gue memberi tos ke Nicholas yang duduk di sebelah gue. "I saw you talking to Fabian back then. Are everything alright between you guys?" tanyanya langsung to the point.
"He's an asshole. We're not exactly in a good terms." jawab gue yang bikin Nicholas ber-oh ria. "By the way, Jennie is here." ucap Nicholas lalu menujuk Jennie yang berdiri di ujung ruangan dengan kaca mata hitamnya.
"You know her right?" tanya Nicholas. "Yes. I was her first kiss." jawab gue spontan dengan nada datar. "Bro what?" tanya Nicholas bingung, "Did I offend you in any way?" tanya Nicholas sedikit kaget.
"We dated for a while." balas gue dengan singkat. "Look, Andrew. I don't want to fight with you. Are you fine with me being close to Jennie?" tanya Nicholas lagi ingin tahh apakah gue gapapa ia deket dengan Jennie.
"Yeah, I'm good. I moved on, so does she." jawab gue dengan senyuman. "Great!" seru Nicholas senang, "Because I'm planning to ask her to make out relationship official." ucap Nicholas yang buat gue tersenyum kecil, "Go fot it, Nicky!" balas gue dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO PLUS ONE
Teen Fiction[LESS SERIES] Andrew si pembalap. Aries, kembarannya yang hanya ingin bertahan hidup, dan Tanaka si sahabat kembar yang tujuan hidupnya kuliah di Amerika Serikat. This is a work of fiction. Names, characters, visuals, business, events and incidents...