Andrew POV
P3* buat grand prix di Arab Saudi! Podium pertama gue di karir Formula 2. "Congrats, Andrew!" ucap salah satu staff Formula 2. "Nice drive, Andrew!" ucap Nicholas memeluk gue habis balapan.
Gue balik ke garage PREMA dan menemukan semua staff bertepuk tangan ke arah gue. Bahkan partner driver gue, Rhys Saergent, juga mengucapkan selamat kepada gue.
Rhys dan gue cuma beda dua tahun, dia lebih tua dari gue. Hubungan kami bisa dibilang kompetitif karena kami berdua berjuang untuk kursi di team PREMA.
Performance Rhys dua grand prix ini jelek. Dia selalu dibawah peringkat sepuluh yang artinya dia gak dapet poin sama sekali. Sedangkan gue selalu dapat poin dan sekarang gue podium. Dengan karir gue naik, tentu itu buat Rhys stress dan tertekan.
After all, we're racing. Kita harus berjuang mati-matian untuk ini semua.
Karena gue juara tiga, gue diharuskan dateng ke ceremony kemenangan. Juara tiga dipanggil pertama, "Please welcome Andrew Feldman of PREMA Racing from Indonesia!" seru presenternya.
Gue lari kecil ke podium nomer tiga. Gue lihat ke bawah langgung dimana team PREMA semua bertepuk tangan. Di keremunan penonton, gue melihat Jennie yang bertepuk tangan dengan muka datar menatap gue.
Gue cuma bisa senyum kecil ke arahnya, tapi Jennie malah nunjukin jari tengahnya ke gue. Nyebelin, tapi ya mau gimana lagi.
Juara pertama pun dipanggil dan siapa lagi jika bukan, "Please welcome Fabian Hernandes of Ferrari Formula 2 Racing from Indonesia!" seru presenter dimana semua orang bertepuk tangan.
Kebiasaan ceremony, lagu kebangsaan juara pertama akan dimainkan. Indonesia Raya pun di mainkan dan gue menyanyikannya dengan keras.
Gue menoleh ke Fabian yang melakukan hal yang sama, tapi ia juga hormat. Gue lihat kebawah panggung dimana Jennie berdiri, ia juga menyanyikan lagu tersebut.
Mau siapapun itu, kalau udah menyangkut Indonesia, kita semua pasti akan menyanyikan lagu kebangsaan kami dengan bangga dan keras.
Setelah lagu kebangsaan dinyanyikan, kita semua tutup acara ceremony dengan menyemprotkan champagne. Karena gue gak minum alkohol, gue skip bagian ini dan langsung turun panggung untuk menunjukkan piala gue ke team gue.
Semua orang di team gue bertepuk tangan dan berseru senang. Melihat tim gue seneng begitu, bikin gue semangat untuk kerja lebih keras untuk memberikan juara satu.
"Congrats, Drew!" seru Fabian memegang pundak gue. Dia juga turun panggung abis di semprot pakai champagne sama si juara kedua. "Lo ajakin gue Umrah tapi malah minum alkohol." sindir gue tanpa melihat ke arahnya.
"Sok suci banget sih lo!" seru Fabian dengan nada bercanda. "Lah gue kan emang gak minum alkohol. Lo aja yang aneh." bales gue singkat. Gue males debat sama Fabian, makannya gue jalan menjauh darinya.
"Gimana? Mau ikut Umrah gak lo?" tanyanya lagi ngejar gue. "Gue bisa Umrah sendiri, gak harus sama lo." bales gue kepadanya. "Kan kalo Umrah berdua lebih murah." bales Fabian lagi.
"Lagian kenapa lo gak bisa berhenti marah sama gue sih?" tanyanya kesel yang bikin gue berhenti jalan.
"Ini bukan pertama kali lo nyakitin Aries. Lo udah berkali-kali nyakitin dia! Dari bohongin dia, mainin dia, gak kasih kepastian kepadanya— lo udah jahat banget sama Aries tapi dia tetep maafin lo berkali-kali! Itu yang bikin gue marah sama lo! Karena mau berkali-kali lo nyakitin dia, Aries tetep bakal maafin lo kayak lo gak ada salah." ucap gue.
"Aries bisa maafin lo, tapi gue nggak bisa. Karena setiap Aries di sakitin, sakitnya juga ke gue. Kita kembar, kalo satu sakit, satunya akan sakit juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO PLUS ONE
Fiksi Remaja[LESS SERIES] Andrew si pembalap. Aries, kembarannya yang hanya ingin bertahan hidup, dan Tanaka si sahabat kembar yang tujuan hidupnya kuliah di Amerika Serikat. This is a work of fiction. Names, characters, visuals, business, events and incidents...