Prolog

317 54 1
                                    

PEMBUKAAN

Welcome buat kalian yang baru saja datang mengunjungi cerita ini ^^

Jangan lupa klik tombol vote & comment sebagai bentuk apresiasi sekaligus dukungan dari kalian supaya saya lebih cepat update dan semangat dalam menulis cerita ini, ya ^^

Menerima kritik dan saran dari siapapun melalui DM. Tapi mohon maaf, bentuk hujatan tidak saya butuhkan di sini. Jika tidak suka, silahkan tinggalkan. Terimakasih ^^

Mohon bimbingannya para penulis lama, karena saya masih baru di sini ^^

Cerita ini murni karya saya sendiri tanpa campur tangan orang lain. Bukan plagiat dan tidak akan pernah plagiat. Sekian.

- Happy Reading -

Winter Kim. Gadis cantik berkulit putih seputih salju dengan pahatan wajah sempurna bak kartun animasi dalam negeri dongeng.

Winter merupakan salah satu siswa sekolah favorit, SMA Flowers High School. Sesuai dengan namanya, sekolah ini dikenal dengan SMA favorit karena penuh dengan bunga-bunga yang indah dan selalu mendapatkan peringkat satu penghargaan sekolah terbaik antarkota.

Winter hadir sebagai salah satu siswi pintar penerima beasiswa dengan keluarganya yang hidup sederhana. Itu berkat kegigihannya dalam belajar dan keseriusannya dalam mempelajari beberapa bahasa asing untuk memperluas pengetahuannya. Ia juga... merupakan satu-satunya yang bermulut pedas, bar-bar, tak berperasaan dan dinobatkan sebagai siswi ter-savage di sekolah.

Bukan tanpa alasan Winter memilih untuk bersekolah di Indonesia. Ada banyak alasan yang terlalu rumit dan panjang untuk dijelaskan, salah satunya adalah... menyembuhkan trauma yang dideritanya.

**********

Virus zombie yang tiba-tiba menyerang kota asal Winter, yaitu Busan selama dua tahun berturut-turut ketika menginjak usia 14-15 tahun membuatnya mengalami trauma berat dan memilih untuk menenangkan diri di kota Jakarta yang sibuk, ramai, padat, dan penuh dengan drama macet di setiap waktu serta kebisingan suara mesin kendaraan yang melanda. Menurutnya, kesibukan setiap orang dan keramaian itu bisa membuatnya terfokus pada apa yang dilihat, bukan diingat. Dengan begitu... ia pasti bisa sembuh lebih cepat dari waktu yang ditentukan dokter pribadinya.

**********

Mengetahui sudah tidak ada lagi 'bahaya' yang mengancam sejak dua tahun yang lalu membuat Winter merasa heran sekaligus lega, karena akhirnya dapat hidup dengan tenang dan bahagia. Tapi keadaan berbanding terbalik ketika sebuah panah melesat di depan matanya dan menancap di pohon yang terletak di sampingnya.

Kini... 'bahaya' serta ancaman itu kembali setelah dua tahun lamanya.

Bahaya itu adalah... sosok misterius yang menjadi stalker Winter di masa lalu. Sosok yang selalu mengenakan jubah hitam serta masker senada untuk menutupi sebagian wajahnya dengan tujuan menutupi identitasnya itu hadir kembali. Sosok misterius itu kembali hadir untuk menuntaskan misinya dan kembali menjadi manusia normal lainnya.

Setelah Winter selidiki, sosok itu adalah pembunuh berantai yang selama ini mengincarnya setelah keluar dari penjara beberapa tahun silam.

"Dengan menetap di negara asing yang belum pernah kudatangi sebelummya, orang rumah pasti akan lebih aman dan orang itu akan lebih mudah kusingkirkan."

Kalimat itu adalah kalimat terakhir sebelum para setan datang membuat keluhan dan kata-kata kasar akibat perasaan marah tak terkendali keluar dari mulut Winter. Ya, setidaknya dia tidak benar-benar menjadi gila karena itu.

"Stalker menyebalkan! Gara-gara dia ekonomiku jadi semakin sulit, karena tidak memiliki pekerjaan!"

"Bekerja di supermarket itu sangat melelahkan! Tapi kenapa gajiku hanya sedikit?! Memangnya hanya dia yang membutuhkan uang! Aku juga butuh, tahu?! Dasar bos payah!"

**********

"Aku bukan psikopat, tapi sosiopat. Aku seorang pembunuh, bukan kanibal. Karena tujuanku membunuh, bukan menyantap. Kawasanku memiliki prinsip tersendiri, yaitu 'luka dibalas luka, lebam dibalas lebam, dan nyawa dibalas nyawa.' Yang kau lakukan sebelumnya harus kau bayar sebagai gantinya. Jika kau menolak, jantungmu akan berhenti berdetak. Apa kau siap?" Sosok itu melangkah maju membuat Winter harus mundur demi menjaga jarak di antara keduanya. Sedetik kemudian, langkahnya terhenti sebelum Winter sampai di tembok yang ada di belakangnya.

"Selain menjadi savage, aku juga tidak jauh berbeda dengan black mamba. Aku bisa menyakitimu sedikit, lalu membunuhmu dalam waktu singkat." Winter membuka suaranya seraya melangkah maju membuat sosok itu mundur beberapa langkah. Keadaannya berubah. Winter itu... sangat pandai memutar balik keadaan, karena sekarang... dialah yang memimpin pertandingan adu argumen ini.

"Apa sekarang... kau sudah siap untuk menerima kekalahanmu?" Winter menatap pedangnya, lalu mengelusnya secara perlahan dan meniupnya ketika melihat ada sedikit debu yang menempel.

"Apa yang kau katakan?" sosok misterius itu terkekeh pelan, "seharusnya akulah yang menanyakan itu padamu, Nona muda Kim. Apakah kau sudah siap kalah dariku?"

"Aku pembunuh... bukan kanibal..." Winter bersenandung, kedua matanya beralih cepat menatap tajam sosok misterius itu yang menaikkan sebelah alisnya bertanya. "Itu lirik lagu ciptaanku, bodoh!!"

Sedetik kemudian, bunyi benturan dan gesekan dari masing-masing pedang milik keduanya terdengar. Perang yang sebenarnya telah dimulai...

- TBC -

NOTE : Penggunaan Bahasa Korea Pada Cerita Menggunakan Kata Ganti Aku & Kau. Sedangkan Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Cerita menggunakan Kata Ganti Aku & Kamu atau Gue & Lo.

I'M A SAVAGE | Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang