Chapter 2 : Is He Really The Stalker?

76 23 1
                                    

Kembali mengingatkan,

NOTE : Penggunaan Bahasa Korea Pada Cerita Menggunakan Kata Ganti Aku & Kau. Sedangkan Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Cerita menggunakan Kata Ganti Aku & Kamu atau Gue & Lo.

__________

- Happy Reading -
__________

"Heh! Lo kalo nggak tau apa-apa diem aja, njing!"

Bugh!

Korban tendangan maut dari manusia di hadapannya itu mendesis. "Brengsek! Maju sini lo, anjing!"

"Woy, Markonah! Ngapain berantem di situ, bego?! Sini buruan bantu gue bawa buku! Berat banget, nih! Bisa makan gaji buta lo, kalo kagak pernah piket."

"Ck, ngapain sih lo Do?! Ganggu aja, dasar Dot Bayi!" Jeno mendengus kasar menatap pria dihadapannya. Pria itu segera berjalan menghampiri Dodo dan membantunya membawa tumpukan buku paket untuk dibawa ke kelas dengan segera. Dia tidak lagi menginginkan pertengkaran apapun terjadi diantara Jeno dan dirinya.

Dodo menjulurkan lidahnya dengan sengaja, berniat mengejek Jeno yang melotot tak terima. Sedangkan Markonah atau yang bernama asli Mark itu sudah berjalan terlebih dulu meninggalkan Dodo sendirian.

"Apa lo?! Ngapain melet-melet?! Mau cosplay jadi anjing lo?!"

"Lo aja, gue sih ogah!" Dodo memiringkan kepalanya dengan raut wajah datar yang entah kenapa terlihat menyebalkan di mata Jeno.

"Berisik lo, Dodol!"

"Bodoamat... yang penting cakep." Dodo melenggang pergi dengan angkuh meninggalkan Jeno seorang.

"Hoax banget, anjir!" bantah Jeno seraya menampilkan raut wajah sinis.

"Nyenyenyenyenyenyenye...." ejek Dodo terus-menerus hingga suaranya menjadi semakin samar dan berakhir sama sekali tak terdengar.

Jeno menatap tubuh Dodo yang sudah lenyap dibalik kelokan, lalu berdiri dari duduknya. Kedua tangannya menepuk pelan bagian belakang celananya yang kotor, karena terkena debu lantai. Ia menampilkan smirk-nya, lalu beralih menatap dua kepala yang muncul di balik tembok di ujung sana.

"Ngapain lo berdua? Kalo mau ngeliatin muka ganteng gue, bayar! Merhatiin gue diem-diem gitu biar apa? Biar gratis? Atau biar lebih maksimal merhatiin dari atas kepala sampe ujung kaki?"

"Pede!/Najis!" maki Winter dan Karina secara bersamaan, lalu berjalan maju entah ke mana tujuannya.

"Ganteng-ganteng jamet." Jeno menoleh menatap ke koridor yang berada di sebelah kirinya. Si pemilik suara sudah tidak ada, tapi suara derap langkah kakinya yang tengah berlari menuju tangga dapat didengar dengan jelas di telinga Jeno.

Cowok yang baru saja mendapatkan makian, ejekan serta sindiran dari tiga manusia sekaligus itu membuka mulutnya tak percaya, lalu berlari dan berteriak sekeras mungkin hingga urat-urat lehernya terlihat.

"HAIKAL BULUQ! BY ONE SINI SAMA GUE, NYET! JANGAN BERANINYA PAKE MULUT DOANG LO, DASAR MENTAL CEWEK!"

"ADUH, TAKUT! JANGAN SAKITIN GUE! AMPUN SUHU...!"

**********

"Haikal jelek ngga si?"

"Haikal jelek ngga si?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'M A SAVAGE | Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang