Chapter 1 : Savage Girl

139 35 0
                                    

Kembali mengingatkan,

NOTE : Penggunaan Bahasa Korea Pada Cerita Menggunakan Kata Ganti Aku & Kau. Sedangkan Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Cerita menggunakan Kata Ganti Aku & Kamu atau Gue & Lo.

__________

- Happy Reading -
__________

Winter membuka kedua matanya dengan cepat. Gadis itu menghela nafas lega setelah menyadari yang tadi dilihatnya hanyalah mimpi, lalu menutup matanya lagi. Ia tidak sedang mencoba untuk kembali tertidur, hanya memejamkan mata untuk menetralkan detak jantungnya saja kok.

"Ibu~! Bisakah kau memanggilkan Mingyu untukku?! Aku lupa memberitahunya bahwa kelas hari ini diliburkan, karena alasan tertentu!" seru Winter dengan mata tertutup.

Winter membuka kedua matanya, lalu menoleh ke arah pintu. "Ibu~! Ibu di mana? Kenapa diam saja?! Apa Ibu sudah berangkat kerja?!" panggilnya seraya berseru dengan volume yang lebih keras dari sebelumnya.

Winter mengalihkan pandangannya menatap langit-langit kamarnya."Payah! Aku 'kan sangat malas, walau hanya sekedar bangkit dari surga lembut dan nyaman ini. Kenapa bisa-bisanya dia pergi lebih awal dan meninggalkanku sendirian di rumah seperti ini? Ck, menyebalkan!"

"Apa yang kau lakukan? Kenapa masih tidur di situ? Cepat mandi dan bersiap! Kau harus berangkat ke sekolah sebelum terlambat! Waktumu hanya sepuluh menit sebelum bel otomatis di sekolah berbunyi. Bergegaslah, Winter!" Itu suara Mingyu, Winter sudah sangat hafal, karena biasanya mereka selalu bersama ke manapun dan di manapun mereka berada.

Winter berdecak, lalu bangkit dan berjalan menuju tempat di mana handuk bergambar kartun animasi frozen miliknya di gantung.

Setelah mendapatkan handuknya, Winter melangkah menuju pintu, lalu meraih knop pintu dan membukanya secara perlahan.

Winter memejamkan kedua matanya, karena masih mengantuk. Gadis itu menabrak dinding, karena terlalu lama menutup mata. Padahal jarak antara tembok dan pintu hanya sekitar satu meter, apa susahnya membuka mata sebentar?

**********

Winter mengerutkan keningnya bingung ketika tak menemukan Mingyu setelah selesai mengenakan seragam.

'Sebenarnya ke mana anak itu?' Pikirnya, lalu kembali mencari ke ruangan lain.

"Aku sudah mencarinya ke seluruh ruangan. Tapi kenapa tidak ada? Ke mana perginya? Dia tidak mungkin pergi ke sekolah sendirian dengan kakinya yang patah, 'kan...?"

"Ck, dasar keras kepala!" maki Winter, lalu melangkah menuju meja makan dan menghabiskan sarapannya dengan cepat, karena waktunya hanya tersisa lima menit lagi.

Winter meraih air putih yang sudah disediakan, lalu meminumnya hingga tandas. Sedetik kemudian, ia tersadar. "Tunggu dulu." Winter bangkit dari duduknya seraya menatap piring yang hanya tersisa beberapa bulir nasi, kemudian beralih menatap gelas bekas susu yang ia minum setelah selesai mandi dan terakhir menatap gelas yang hanya tersisa beberapa tetes air.

"Sebentar, bukannya Mingyu udah meninggal, ya?" tanyanya entah pada siapa seraya menampilkan raut wajah bingung.

"Terus... yang nyiapin sarapan, susu, sama air putih gue siapa dong?" heran gadis itu tak mengerti.

"Apa jangan-jangan... rumah ini berhantu lagi?!" Winter mulai panik. Ia mengedarkan pandangannya dengan denyut jantung yang berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya seraya meresapi kesunyian yang memiliki unsur 'mencekam', lalu berlari menuju ruang tamu untuk mengambil tas ranselnya, dan segera pergi dari sini setelah membuka pintu keluar.

I'M A SAVAGE | Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang