Chapter 5 : Anton's Worries?

36 16 0
                                    

Kembali mengingatkan,

NOTE : Penggunaan Bahasa Korea Pada Cerita Menggunakan Kata Ganti Aku & Kau. Sedangkan Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Cerita menggunakan Kata Ganti Aku & Kamu atau Gue & Lo.

__________

- Happy Reading -
___________

Deg!

Anjir! Kenapa harus sekarang sih? Mampus lo Winter! Penjelasan apa lagi yang mau lo kasih ke dia? Bilang kalo lo penderita paranoid? Self harm? Atau self injury? Emang nggak malu, gitu? Emang pede, gitu? Mampu, lo?

"Asgdjskjdhdjjsksj, mati aja kek lo anjir! Pusing gue, asli!"

"Hiks. Kontrakan Babe gue..." seseorang itu terduduk lemas di lantai seraya menangis tersedu-sedu. Dia adalah si gadis cengeng bernama lengkap Kimberly Rain. Hujan yang turun dari pagi hingga malam hari di hari lahirnya membuat gadis itu diberi nama Rain. Rain berasal dari bahasa inggris yang artinya 'hujan'. Masuk akal bukan?

'Ck, dasar cengeng! Begitu saja menangis! Memangnya dia tidak tahu apa jika Winter itu bisa membersihkan semua ini hanya dalam kurun waktu sepuluh detik?' Pikir Winter mengubah pola pikirnya dan duduk di atas kasur dengan santuy.

"Bisa gue bersihin kali. Nanti gue ganti vas bunga yang pecah. Barang-barang lain yang rusak juga. Gue ganti sama yang baru." Ucapan Winter membuat gadis yang matanya sudah memerah sehabis menangis itu tersenyum lebar.

"Serius lo?" tanyanya tak percaya dengan raut wajah bahagia.

"Dengan senang hati." Winter berucap santai tanpa berpikir panjang.

"Wah... alhamdulillah sih kalo gitu." Rain mengedarkan pandangan meneliti kekacauan yang terjadi dan barang apa saja yang mengalami kerusakan untuk diberitahukan kepada Winter supaya bisa segera diganti.

"Akhirnya... tabungan gue nggak jadi tumbal Babe lagi..." lanjut gadis itu mendongak, bersyukur pada Tuhan-Nya.

"Iyalah. Winter gitu loh." ucap Winter lagi seraya menepuk dadanya bangga.

"Nyesel muji." balas Rain seraya memutar bola matanya malas.

Kalo bukan demi celengan pig gue. Nggak bakalan tuh gue mau muji dia. Bukannya ngucapin 'makasih' juga, malah kesombongnya makin menjadi-jadi.

"Muji satpam ganteng yang di depan itu kan? Pak Muji kesayangan gue."

"Idih! Masih SMA idamannya Om-om, gimana kalo udah dewasa?"

"Ya Bapak-bapak-lah! Pake nanya lagi lo!" Winter ngegas.

"Terus kalo udah tua?"

"Kakek-kakek!" kesal Winter memutar kedua bola matanya malas.

Sedetik kemudian, keduanya saling tatap dengan Rain yang mengetuk-ngetuk dagunya memikirkan jawaban Winter barusan.

"Mau nanya apa lagi lo?! Kalo udah mati?!"

"Emang kalo udah mati idaman lo siapa?!"

"Mau ngincer malaikat maut gue! Mau gue godain biar nanti pas di kiamat kagak lama-lama amat."

"Dih?!"

"Ya enggalah anjer! Yakali beneran."

Sedetik kemudian, Winter yang tak kuasa menahan senyum, karena kekonyolannya sendiri itu terkekeh geli.

"Terus kalo-

-Duk!

"Yah, Yah! Rambut gue!" Rain melebarkan kedua matanya panik bingung harus melakukan apa, karena topinya yang terjatuh malah masuk ke dalam kolong lemari akibat tendangan tak sengaja dari kakinya sendiri.

I'M A SAVAGE | Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang