Chapter 9 : Karina's Misfortune

26 14 1
                                    

Kembali mengingatkan,

NOTE : Penggunaan Bahasa Korea Pada Cerita Menggunakan Kata Ganti Aku & Kau. Sedangkan Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Cerita menggunakan Kata Ganti Aku & Kamu atau Gue & Lo.

__________

- Happy Reading -
__________

Winter membanting sumpitnya sekuat tenaga hingga terpental jauh dan berakhir menggelinding di lantai. Karina yang berada di sampingnya melongo di tempat. Seumur hidupnya, baru kali ini Winter melibatkan anggota tubuhnya untuk melampiaskan amarahnya. Biasanya, ia hanya akan berdebat dan membuat lawan bicaranya kena mental hanya dengan satu ataupun dua kalimat bernada sarkas disertai senyuman miringnya.

Tapi kali ini ia melakukannya dan semua yang berada di sini tak kalah terkejutnya dengan Karina.

"Kalo gue bilang pergi, ya, pergi! Punya telinga nggak sih, lo?!" kedua mata Winter memerah menahan amarah. Sudah cukup. Ia tidak ingin hal yang sama terjadi untuk yang ketiga kalinya.

"Gue.minta.maaf.sama.lo.! Puas lo?!"
Winter benar-benar muak dengan gadis berambut keriting yang menemui dirinya setiap waktu istiharat tiba di kantin hanya demi membuatnya mengucapkan permintaan maaf perkara insiden tabrakan tadi pagi. Menyebalkan sekali memang!

"Kalo gue belum puas, gimana dong?" tanya gadis yang dikenali sebagai Geladis itu seraya tersenyum mengejek.

Winter mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.

"Lo lama-lama makin ngelunjak, ya?" ujar Winter menekan kata 'ngelunjak' tepat di depan wajah Geladis.

Geladis memajukan wajahnya balik hingga jarak antara hidung mereka hanya setebal buku tulis.

"Oh, ya? Tapi... gue nggak peduli, gimana dong?" tanya Geladis lagi seraya menekankan kata 'nggak peduli' dengan masih menampilkan senyuman mengejeknya.

"Oh, too kalo gitu." Winter mengucapkan kalimat terakhirnya sebelum melangkah menjauh diikuti Karina yang menunduk takut-takut tak berani menatap Geladis yang notabene donatur utama di sekolah ini.

Karina meraih tangan Winter untuk dia genggam. Gadis itu berbisik di telinga Winter, lalu melirik ke arah Geladis yang juga menatap ke arahnya. Karina cengar-cengir tidak jelas seraya menatap wajah garang Geladis, gadis itu tak ingin ikut-ikutan sebal bersama Winter dan menambah masalah di sekolah.

"Lo... kesel banget gitu, ya, sama dia?"

"....."

"Saran gue mending nanti pulang sekolah atau besok, lo minta maaf dan nyelesain ini baik-baik deh sama dia. Gue nggak mau lo dikeluarin dari sekolah, karena gue tahu... Geladis pasti bakalan ngaduin ini ke Om Rehan. Gue juga nggak mau... usaha lo buat dapetin beasiswa di sekolah ini sia-sia cuma karena permasalahan sepele kayak tadi."

Winter menghempaskan tangannya membuat tautan telapak tangan keduanya terlepas, lalu berlari tanpa mengatakan sepatah katapun sebagai tanggapan.

Karina hendak berlari menyusul Winter, tapi seruan seseorang yang berada di belakangnya membuatnya mengurungkan niatnya.

"KARINA!"

Karina memutar tubuhnya menghadap ke arah tiga gadis yang kompak menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Em... bisa bicara sebentar?"

**********

Winter menyerang Jeno yang tengah berlatih taekwondo sendirian di ruangan khusus bela diri.

I'M A SAVAGE | Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang