BAB 13

169 39 5
                                    

            Leslie duduk tenang di samping Rosie yang duduk dengan gelisah dan terus menerus merapikan pakaiannya dan memperbaiki tatanan rambutnya. Mereka sekarang sedang dalam perjalanan menjemput Alula.

Niatnya, Leslie akan pergi menaiki taksi dan menjemput Alula seorang diri. Tapi, Rosie terlihat tidak akan berhenti untuk bertanya atau mungkin memaksanya agar bisa mengikutinya. Daripada dia terlambat menjemput Alula, lebih baik dia ajak Rosie sekalian.

"Jadi, Alula itu orangnya seperti apa? Aku sangat mengikutinya saat dia masih aktif mengcover lagu-lagu. Aku sangat terkejut ketika mengetahui bahwa Alula mengundurkan diri begitu saja dan mulai tidak aktif di sosial media manapun. Bahkan fansnya tidak bisa menemukan keberadaannya."

Leslie baru tahu bahwa Rosie adalah salah satu dari sekian banyaknya fans yang dimiliki Alula. Tidak aneh juga sebenarnya, dibandingkan dengannya yang seorang pembunuh, Alula hanya seorang gadis keturunan korea yang memiliki keluarga yang strict.

Style yang selalu dia gunakan, selera lagu, cara menggunakan make-up, dan selera fashion, selalu menjadi diikuti oleh anak-anak remaja yang mengikuti akunnya. Alula juga cantik, pribadinya yang sopan, dan omongannya yang sering menjadi motivasi di kalangan remaja membuat nama Alula tidak asing lagi.

Hanya sisi gelap ketika di pulau kosong itu yang tidak semua orang tahu. Orang gila yang akan langsung menghabisi lawannya tanpa ampun. Alula adalah definisi dari monster yang sengaja dibuat.

"Alula ... gadis baik," ujar Leslie 'dia sama seperti mu, berisik,' lanjut Leslie dalam hatinya.

"Hanya itu?"

Leslie melihat Rosie bingung, "Kau bukannya fans Alula?"

Rosie mengembungkan pipinya, kesal dengan pertanyaan yang dilontarkan Leslie. "Siapa tau kan dia tidak seperti yang dia tunjukkan di sosial media. Ya, walaupun itu tidak mungkin."

"Alula tidak bermuka tebal seperti itu."

Rosie hanya mengangguk kepalanya, sebenarnya dia tidak merasa puas dengan jawaban Leslie. Tapi, jika dia memaksa Leslie, Rosie tidak yakin Leslie akan merespon lembut dengan paksaannya.

Perjalanan memakan waktu sekitar tiga puluh menit, mobil mereka akhirnya sampai di bandara. Leslie turun dan menghampiri seorang gadis dengan surai hitam legam dengan lengan memegang satu koper besar dengan sebuah tas gendong yang sedang menggerakkan kepalanya ke kiri ke kanan, seakan-akan mencari seseorang.

Leslie melambaikan tangannya, menarik perhatian Alula. Rosie mengikuti di belakang, rasa histerisnya kembali menghampiri dirinya. Dia merasa seperti sedang bermimpi ketika melihat sesosok role modelnya berada di depan matanya.

Alula langsung memeluk Leslie, tersenyum senang dengan menggerakkan tubuhnya ke kiri ke kanan sambil memeluk Leslie. Leslie hanya membalas pelukan Alula lalu menepuk pundaknya, meminta agar Alula menghentikan aksi banyak tingkahnya sebelum mereka menarik perhatian orang.

Alula melihat ke belakang, lalu tatapannya tertuju kepada Rosie yang menatapnya tercengang. Rosie terkejut, "Kenapa Kak Alula hanya menggunakan sebelah softlensnya, ya?" gumam Rosie ketika melihat warna iris mata Alula yang berbeda.

Warna iris mata Alula yang berwarna coklat lalu sebelah matanya beriris biru jernih yang Rosie yakini sebagai softlens. Terlihat mencolok apalagi dengan wajahnya yang khas oriental. Tapi, itu tidak membuat Alula menjadi aneh, malah membuat Alula semakin cantik dan unik.

"Halo! Kamu pasti Rosie, kan? Aku dapat pesan dari Lily kalau majikannya ikut untuk menjemputku. Salam kenal, Rosie." Alula menghampiri Rosie dengan senyuman lebar di wajahnya, lengannya bersalaman dengan Rosie yang masih terdiam.

Rosie yang sadar mulai memerah, malu sekaligus merasa terpesona melihat senyuman Alula yang biasanya dia lihat di video. "H-halo, Kak."

Alula tertawa melihat tingkah Rosie. "Gapapa, gak usah malu gitu. Sekarang aku cumin model sampingan, bukan selebgram lagi." Lengannya terulur untuk mengusap rambut Rosie, berhubung dia lebih tinggi daripada Rosie.

Wajah Rosie memerah ketika melihat kelakuan Alula yang sangat friendly, kepalanya ia anggukan untuk membalas ucapan Alula. Seumur hidupnya, dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan sang idola. Dia harus memberikan hadiah kepada Leslie karena sudah memberikan kesempatan bisa bertemu dengan Alula.

Koper yang digenggam oleh Alula diambil oleh para bodyguard agar bisa disimpan di bagasi. Limosin mulai bergerak keluar dari daerah bandara, menuju apartemen Leslie. Dalam limosin, Rosie terus mengobrol dengan antusias bersama Alula. Leslie hanya memperhatikan interaksi mereka dengan sesekali menimpali obrolan mereka.

"Kak Alula sampai kapan di sini?" tanya Rosie menatap Alula penuh harap.

Alula memegang dagunya, "Um, mungkin aku bakal tinggal di sini selama tiga atau mungkin 4 bulan? Aku juga gak tau, ada apa?"

Rosie memegang lengan Alula, lalu menatapnya dengan berharap. "Kakak mau datang ke pesta ulang tahun aku? Acaranya seminggu lagi, kok!"

"Wah, benaran? Tapi, aku ke sini gak bawa baju dress," jawab Alula menyesal.

"Aku ada baju dress." Leslie menimpali ucapan Alula.

"Serius? Yes! Pinjem, ya?"

Leslie mengangguk. Rosie ikut merasa senang karena Alula bisa ikut merayakan ulang tahunnya, dia bisa pamer kepada teman-temannya bahwa seorang selebgram seperti Alula pun menghadiri pesta ulang tahunnya.

Perhatian Rosie kembali teralihkan dengan warna iris mata Alula yang berbeda. Lengannya terulur untuk menarik lengan baju Alula, membuat perhatian Alula tertuju kepada Rosie.

"Kenapa, Rosie?"

"Kak Alula kenapa cuman pake sebelah softlensnya."

Ekspresi bingung tercetak jelas di wajahnya, dia mengeluarkan ponselnya lalu membuka aplikasi kamera. Lengannya ia julurkan kedepan sehingga seluruh wajahnya munsul di kamera, "Oh, yang biru ini, ya?" tanya Alula sambil menunjuk mata kirinya.

"Aku cuman pengen pake sebelah aja. Keliatan keren gitu, sebelah coklat sebelah biru."

"Oh, tren baru, ya, Kak?" tanya Rosie.

"Enggak, cuman pengen aja, jangan di tiru, ya? dilakukan oleh orang yang berprofesional soalnya," canda Alula.

Rosie tertawa mendengarnya, berbanding terbalik dengan Leslie yang menatap Alula yang sibuk melontarkan candaan kepada Rosie. Dia tahu bahwa Alula sedang berbohong. Aslinya, iris mata Alula yang berbeda warna bukan disebabkan karena menggunakan softlens, melainkan itu warna matanya.

Aksi pelarian mereka berusaha kabur dari kejaran sepupu Alex membuat Alula harus kehilangan sebelah matanya, Tidak hanya Alula, Leslie harus mengalami operasi di lehernya membuat dia harus mengalami kesulitan ketika berbicara.

Untungnya, koneksi yang Leslie miliki sebagai seorang pembunuh membuat dia bisa dengan cepat melakukan operasi di lehernya dan mendapat bola mata untuk didonorkan kepada Alula.

Alex tentu saja tidak tahu kejadian ini. Mereka berdua sepakat untuk merahasiakan kecelakaan ini darinya karena tahu Alex akan merasa bersalah dengan kejadian yang menimpa mereka. Toh, kejadian ini sudah menjadi masa lalu, jadi tidak ada gunanya untuk dikaitkan lagi dengan masalah sekarang.

Tapi, gadis ini mengerikan sekali bisa berbohong semulus itu.

To be continued.

TARGETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang