Leslie memasukkan kedua tangannya ke saku jaket ketika merasakan hawa malam yang terasa sangat dingin. Dia memasuki supermarket lalu membungkuk untuk memberikan salam pada penjaga kasir. Leslie berjalan menuju rak mie instant dengan keranjang belajaan berada di tangannya.
Dia mengambil beberapa mie instant dan memasukkannya ke dalam keranjang. Setelah merasa cukup, dia membawa keranjang tersebut ke kasir. Penjaga kasir langsung menghitung barang belanjaanya.
Sambil menunggu belanjaanya terhitung, Leslie melihat jalanan yang dipenuhi dengan mobil dan motor yang berlalu lalang, beberapa orang pun ada yang berjalan di samping trotoar. Leslie mengerutkan alisnya saat melihat seorang gadis yang ditarik oleh seorang lelaki (dilihat dari bentuk tubuhnya).
Sebenarnya tidak ada yang aneh, orang biasa mungkin akan berpikir bahwa itu adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Hanya saja tidak bagi Leslie. Karena penglihatannya yang terlalu tajam, dia bisa melihat ada sebuah pisau yang tersembunyi di saku celana lelaki itu.
Penjaga kasir memberikan barang belanjaannya kepada Leslie. Leslie mengeluarkan uangnya dalam jumlah yang besar lalu memberikan ke penjaga kasir. "Aku titip belanjaanku."
Tanpa mempedulikan panggilan si penjaga kasir, Leslie langsung keluar dari supermarket lalu mengikuti langkah kedua sejoli itu yang memasuki gang diantara pertokoan. Leslie memelankan langkahnya. Saat melihat lelaki itu akan menyerang si gadis, Leslie mengeluarkan pistolnya lalu menembak kepala lelaki itu.
Tidak cukup dengan menembaknya di kepalanya, dia lanjut menembak dada lelaki itu dua kali. Lelaki itu langsung terjatuh, meninggalkan gadis itu dengan ekspresi yang sangat terkejut.
Leslie menyimpan pistolnya lalu menghampiri gadis yang berada di depannya. Gadis itu terlihat masih terkejut. Leslie membuka jaketnya lalu menyampirkannya pada gadis di depannya.
Leslie memeluk bahu gadis itu lalu mengajaknya untuk keluar. Dia yang dekat dengan mayat lelaki itu mengeluarkan pinnya lalu melempar pin tersebut kepada mayat tersebut. Leslie yang sudah keluar dari gang melihat dari kejauhan bahwa ada beberapa orang yang menuju ke arahnya. Leslie langsung berjalan dengan sedikit cepat, sedikit menjauh dari lokasi penembakan.
Leslie membawa gadis itu ke supermarket. Di luar supermarket terdapat penjaga kasir yang tampaknya sedang menunggunya. Penjaga kasir itu langsung memberikan barang belanjaannya ketika Leslie baru saja sampai.
"Terima kasih."
Penjaga kasir itu tersenyum lalu mengangguk. Dia kembali memasuki supermarket. Leslie menatap ke sampingnya dan melihat gadis itu mengeratkan jaketnya. Leslie menepuk bahu gadis itu membuat gadis di depannya menatap Leslie.
"Siapa namamu?"
"E-eh? N-namaku Rosie."
"Mau ku antarkan pulang?"
"B-boleh kah?"
Leslie mengangguk.
"Te-terima kasih."
Leslie dan Rosie berjalan menuju motor Leslie yang terparkir di dekat supermarket. Leslie memberikan helmnya pada Rosie. Awalnya Rosie menolak, tetapi Leslie terus memaksa Rosie untuk memakai helm tersebut. Akhirnya dengan rasa terpaksa, Rosie mau memakai helm itu.
Leslie langsung menyalakan motornya lalu membawa pergi motornya ketika Rosie sudah naik. Leslie mengemudikan motornya sesuai arah yang Rosie berikan. Leslie menghentikan motornya sesuai perintah Rosie. Rosie turun dari motornya lalu memberikan helm itu pada Leslie.
"Terima kasih karena sudah menyelamatkanku dan mau mengantarkanku pulang."
Leslie hanya mengangguk. Dia memakai helm nya lalu langsung menancap gas dan pergi dari perumahan itu. Rosie yang baru saja ingin memberikan jaket Leslie hanya bisa bengong ketika Leslie langsung pergi dari sana tanpa mengambil jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARGET
Action"Senapan, kematian dan darah adalah hal yang pas untuk menggambarkanku." - Leslie. Si penembak jitu, yang dikenal dengan julukan The Silent Nightmare. Si pembawa kematian yang misterius. Dan misterius itu terbongkar dengan fakta yang mengejutkan...