BAB 04

916 140 25
                                    

Rosie menghela napas untuk yang sekian kalinya, dia tidak bisa menemukan Leslie dimana pun, walaupun Rosie tahu bahwa menemukan Leslie tidak semudah itu. Leslie bukan tipe orang yang akan berkeliling dengan seenak jidatnya. Rosie meniup minuman coklat panasnya, lalu menyeruput dengan perlahan.

"Kenapa kau disini?"

Rosie yang sedikit membungkuk langsung menegakkan badannya dan melihat Leslie dengan sebuah tas gitar yang berada di punggungnya. Rosie membuka mulutnya lalu kembali menutup tanpa mengatakan sepatah kata, dia merasa kaget sekaligus takut, ditambah nada suara yang Leslie gunakan cukup dingin.

Leslie tanpa sungkan duduk di sebelah Rosie dengan segelas kopi berada di tangannya. "Kenapa kau disini?" Leslie memasukkan sebelah tangannya ke saku jaket, dia mengulang pertanyaannya dengan nada suara yang dilembutkan, sadar bahwa gadis disampingnya merasa ketakutan.

"Aku hanya ingin bertemu denganmu," jawab Rosie pelan.

"Aku? Kenapa?"

"Aku hanya ingin berterimakasih karena sudah menolongku."

"Oh." Leslie menyeruput kopinya. "Kau baik-baik saja?"

Rosie mengangguk dengan pelan. Rosie menyimpan gelas coklat panasnya dan membuka jaket hitam yang ia pakai. Rosie memberikan jaket itu pada Leslie, Leslie hanya mengerjap melihat jaket yang disodorkan oleh Rosie.

"Dan aku juga ingin mengembalikan jaketmu, aku berterimakasih karena kau mau menyelamatkanku waktu itu, aku bahkan mengira aku akan mati pada saat itu."

"Kau bisa memiliki jaket itu." Leslie menghabiskan kopinya, dia berdiri lalu membuang gelas kopi itu. Leslie kembali menatap Rosie yang kembali memakai jaketnya, yang sekarang sudah sepenuhnya menjadi milik Rosie.

"Kau bisa pulang sendiri?"

"Ya, aku bisa sendiri."

Rosie berdiri lalu menghampiri Leslie yang memakai kepala hoodie-nya. "Ayo, aku temani." Leslie berjalan mendahului Rosie yang masih terdiam.

Rosie tersenyum melihat sikap Leslie padanya. Rosie langsung mengejar langkah Leslie hingga mereka berjalan sejajar.

"Leslie," panggil Rosie.

"Kenapa?" Leslie menyaut sambil menggunakan maskernya.

"Apa kau masih menjadi murid sekolahan, aku tebak umur mu masih 15, kan?"

"Aku tidak sekolah dan usiaku sudah masuk 18 tahun bulan kemarin."

"Eh?!" Rosie langsung terdiam.

Rosie langsung melihat tubuh dan wajah Leslie yang tertutup masker. Leslie mengangkat sebelah alisnya ketika Rosie sedang menilainya secara langsung. "Aku benar-benar berusia 18 tahun."

"Ti-tinggimu memang terlihat seperti usia 18 tahun, tapi bagaimana kau bisa memiliki wajah semuda itu?! aku bahkan tahu bahwa kau memiliki wajah yang sangat cantik dibalik maskermu itu!"

Leslie hanya menggelengkan kepalanya dan kembali berjalan dengan Rosie yang mengikuti dari belakang. Leslie mengulurkan tangan lalu menghentikan taksi. Taksi berhenti, Rosie langsung memasuki taksi tersebut. Leslie hanya mengangguk ketika melihat Rosie yang melambaikan tangannya dari dalam taksi.

Leslie mengambil ponselnya, mengirim pesan pada seseorang. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket lalu berjalan menuju apartemen.

-TARGET-

Rosie meregangkan badannya, kelasnya sudah selesai untuk hari ini. Rosie membereskan barang-barangnya lalu berdiri keluar dari sekolah. Rosie yang sedang menunggu jemputan mendengar ponselnya berbunyi.

TARGETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang