BAB 06

878 134 30
                                    

Acara tersebut selesai ketika langit sudah disinari oleh rembulan. Orang-orang mulai keluar dari aula. Rosie menghampiri keluarganya yang sudah bersama Devian. Dia baru bisa menghampiri keluarganya sekarang karena dia juga ikut dalam acara penutupan.

Rosie dengan wajah sumringah memeluk lengan kakaknya dan menatap kedua orang tuanya. "Ibu, bagaimana penampilanku? Bagus, kan?!"

Nyonya Joash mengeluarkan sebuah sapu tangan lalu mengusap keringat yang berada di wajah Rosie. "Bagus kok, penampilan Fely menakjubkan."

Rosie mengembungkan pipinya. "Ibu! Aku gak mau dipanggil Fely." Rosie merengek pada Nyonya Joash.

Nyonya Joash terkekeh ketika melihat putrinya merengek. "Iya-iya, penampilan Rosie keren banget. Tadi ibu sempet video kamu juga."

Rosie tersenyum sumringah mendengarnya. Pandangannya mengarah pada Devian yang hanya memperhatikan interaksinya. Devian tersenyum lalu mengacungkan jempolnya pada Rosie. "Penampilan kamu keren."

Rosie merasakan wajahnya memanas, dia menunduk lalu mengangguk pelan. "M-makasih, Kak."

"Oh, putri ibu sudah besar, ya? Dipuji sama cowok ganteng langsung merah mukanya."

Rosie langsung menatap ibunya dengan gelagapan ditambah wajahnya yang semakin memerah. "I-ibu!"

Mereka semua tertawa melihat kelakuan Rosie. Devian melihat jamnya dan melihat bahwa malam semakin larut. "Kalau begitu saya permisi izin pulang."

"Eh, kamu sudah mau pulang? Terus kamu pulang sama siapa?" tanya Nyonya Joash.

"Iya, Nyonya. Acara nona Rosie juga sudah selesai, jadi pekerjaan saya sebagai mata cadangan Leslie sudah selesai. Saya akan pulang bersama Leslie."

"Bagaimana kalau kamu dan Leslie mampir dulu ke rumah kami untuk makan malam?" tawar Tuan Joash.

"Apa tidak merepotkan?" tanya Devian khawatir.

"Tentu saja tidak. Ditambah, saya ingin mendiskusikan beberapa hal denganmu."

Devian terdiam sejenak. Dia mengeluarkan ponselnya lalu meminta izin untuk menelpon Leslie mengenai ajakan makan malam tersebut. Keluarga Joash memperhatikan Devian yang terlihat sedang mengobrol bersama Leslie. Bisa dilihat beberapa kali Devian menunjukkan raut wajah kesal.

Cukup lama Devian menelpon akhirnya dia kembali mendekati keluarga Joash dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. "Leslie bilang bahwa dia bisa ikut."

Nyonya Joash tersenyum. "Baguslah."

Mereka semua mulai berjalan memasuki sebuah limosin yang sudah terparkir di depan gerbang sekolah. Devian awalnya menolak untuk memasuki limosin tersebut, memilih untuk bersama Leslie.

Namun, Nyonya Joash memaksa Devian dan Leslie untuk ikut bersama mereka menaiki limosin. Devian mau tidak mau mengikuti kemauan Nyonya Joash. Devian juga mengatakan bahwa Leslie tidak bisa memasuki limosin karena membawa kendaraan.

Nyonya Joash menawarkan agar salah satu bodyguard-nya untuk membawa kendaraan Leslie tersebut, tapi Devian menolak tawaran tersebut karena Leslie pasti akan menolak. Ditambah Devian tidak yakin bodyguard keluarga Joash bisa mengemudikan kendaraan Leslie.

Nyonya Joash pun akhirnya menyerah untuk memaksa keinginannya. Mereka semua akhirnya memasuki limosin tersebut lalu mulai menjauh dari arena sekolah. Di dalam limosin, Rosie terus bercerita mengenai kejadian yang terjadi di belakang panggung.

Jalanan semakin menggelap, mereka hanya bisa melihat dengan pencahayaan dari lampu mobil. Devian tidak mengira bahwa arah menuju rumah keluarga Joash akan melewati jalan segelap ini. Tiba-tiba, laju mobil mulai melambat

TARGETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang