Pintu apartemen Leslie buka, mempersilahkan Alula masuk dengan koper yang berada di tangan. Mereka berdua turun di taman yang berada dekat dengan apartemennya. Tidak mungkin dia menunjukkan lokasi di mana dia tinggal.
Di tambah, dia masih punya banyak tempat tinggal selain apartemen ini. Alula merebahkan dirinya di sofa, membiarkan koper dan tasnya tergelatak di ruang tamu. Gadis bersurai putih itu mengambil koper dan tas Alula untuk disimpan di kamar tamu.
Setelah menyimpan tas Alula, dia berjalan ke dapur untuk membuat minum. Dua gelas jus jeruk ia bawa ke ruang tamu untuk dirinya dan Alula, gelas ia simpan di meja dekat Alula yang sedang menutup matanya dengan lengan kanannya.
"Minum dulu," ujar Leslie dengan lengan yang menepuk paha Alula dengan pelan.
Alula langsung duduk lalu mengambil gelasnya. "Makasih, Lily!" jawabnya dengan senyum cerah di wajahnya.
Alula meminum jus tersebut dengan sekali teguk. Gelasnya ia simpan, tatapannya ia arahkan ke Leslie yang menatapnya dengan gelas yang berada di mulutnya.
"Kenapa? Liatinnya kayak gitu, kamu suka ya sama aku?" goda Alula.
"Kenapa kamu ke sini?"
Alula mengembungkan sebelah pipinya. "Ih, kamu gak suka aku di sini, ya?"
Tatapan tajam Alula dapatkan sebagai jawaban, mau tidak mau Alula harus jujur kepada Leslie. "Aku cuman pengen kabur aja dari Azka," jawab Alula dengan senyuman tercetak di wajahnya.
Leslie menyimpan gelasnya, dia sudah hidup hampir sebelah tahun bersama Alula. Tentu saja dia tahu bahwa senyuman yang diberikan oleh Alula itu palsu. "Jangan bohong kamu kalau mau tinggal di sini."
Senyuman Alula langsung menghilang, raut wajah datar tercetak jelas, "Nenek suruh aku pulang, tapi aku gak mau."
"Aku juga lagi gak mau ketemu sama Azka, jadi aku lari ke sini," jawab Alula. Leslie hanya mengangguk, tidak berniat untuk bertanya lebih lanjut ketika melihat respon Alula.
Hening mengisi ruang tamu Leslie. Alula meletakkan gelasnya lalu kembali merebahkan dirinya, menutupi wajahnya dengan sebelah lengannya. Leslie mengambil gelas Alula lalu membawanya ke dapur, dia membilas gelas tersebut lalu mengambil camilan untuk Alula.
Leslie menyimpan camilan tersebut di meja untuk Alula. Dia berjalan ke kamarnya untuk mengeluarkan dress yang akan digunakan untuk Alula. Lengannya membuka kenop pintu lalu berjalan mengeluarkan dress dari sebuah kotak yang tersimpan di lemari.
Lemari kembali Leslie tutup, dia membawa kotak tersebut ke bawah dan memberikan kotak tersebut kepada Alula yang sedang memainkan ponselnya. "Nih."
"Oh, makasih!" ujarnya dengan senyuman manis Alula berikan kepada Leslie.
Alula langsung menyibukkan diri dengan dress yang diberikan Leslie dan aksesoris apa yang akan ia gunakan, sedangkan sang tuan rumah duduk disampingnya dengan tatapan yang tertuju ke televisi.
"Kamu dapet dress kayak gini darimana?" tanya Alula ketika melihat dress yang berada di kotak tersebut. Dress dengan warna soft pastel ini bukan selera Leslie dan Alula merasa aneh ketika melihat dress ini berada di tangan Leslie, lagipula Leslie bukan orang yang senang menggunakan dress lalu mengapa dia memiliki gaun ini?
"Hadiah ucapan terima kasih."
Alula terdiam sejenak, mencerna perkataan Leslie lalu dia mengangguk paham. Mungkin ini hadiah dari ibu gadis yang baru saja dia temui, mengingat ketika Alula menyentuh gaun pastel yang berada di tangannya tidak berdebu Menandakan baju itu baru Leslie dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARGET
Action"Senapan, kematian dan darah adalah hal yang pas untuk menggambarkanku." - Leslie. Si penembak jitu, yang dikenal dengan julukan The Silent Nightmare. Si pembawa kematian yang misterius. Dan misterius itu terbongkar dengan fakta yang mengejutkan...