Assalamualaikum...
Mumpung masih hangat,
So lanjut.....Pagi ini, dengan perasaan campur aduk pria itu menguatkan hati melangkahkan kaki ke base camp "Travelture". Ini adalah hari terakhir sebelum akhirnya ia akan meninggalkan "Travelture" entah untuk berapa lama, bisa jadi selamanya.
Bobby POV
Langkah kaki gw terasa berat. Hari ini akhir dari segala cita - cita yang udah gw rajut selama ini. Mimpi perempuan yang gw cintai harus gw serahkan ke sahabat - sahabat gw, juga perempuan itu. Perempuan yang perasaannya gw hancurkan, yang mungkin setelah ini ia akan krisis kepercayaan pada pria - pria yang coba mendekatinya. Membicarakan pria lain, hati gw terasa aneh. Gw belum bisa membayangkan melihatnya dengan pria lain. Tapi gw bisa apa? Bukankah gw yang sengaja membuatnya pergi? Demi perempuan lain yang tak kalah berharga.
Tuhan,
Doa gw untuk perempuan bernama "Anya", semoga ia selalu bahagia. Aamiin..."Bang..."
"Pagi, Co, Niel... Gw mau serah terima semua hal mengenai "Travelture". Langsung aja, gw ga bisa lama."
"Klo ga punya waktu, mending ga usah datang Bro. Klo cuma serah terima gampang, urus aja urusan Lo yang jauh lebih penting!"
Gw bisa merasakan saat ini Daniel sedang kesal.
"Assalamualaikum..."
Jantung gw berdebar begitu hebatnya, suara itu miliknya. Sekuat tenaga gw memaksa untuk terlihat biasa, sekalipun detaknya berkali-kali lebih cepat. Gw merasa saat ini dia terdiam.
"Waalaikumsalam, Kak. Udah mau jalan kak? Rico anterin ya..."
Berangkat?
Berangkat kemana dia?
Haruskah gw bertanya?
"Tolong bisa dipercepat aja prosesnya, karena semua orang di sini punya kegiatan lain"
Gw aslinya cuma ingin tau lebih banyak info tentang "berangkat" kemana dia.
"Gw harap, semua orang yang terlibat di "Travelture" bisa bekerjasama agar ini semua cepat selesai dan setelahnya terserah".
Gw bener - bener kesal, hanya saja gw ga tau kenapa gw harus kesal.
Terlihat dari ekor mata gw, ia perlahan berjalan mendekat dan duduk di antara Rico dan Daniel.
"Gw menyerahkan sepenuhnya "Travelture" ke Daniel dan Rico. Sedangkan Lo, terserah sama mereka. Gw ga ikut campur atas semua urusan didalamnya. Terimakasih untuk banyak waktu yang udah kita lewatin untuk membuat "Travelture" seperti sekarang. Gw harus kembali ke Perusahaan yang jauh lebih membutuhkan perhatian. Terimakasih."
Gw mengakhiri semua hari ini. Menjabat tangan dan memeluk Daniel dan Rico. Kini giliran gw akan menjabat tangannya. Tapi, saat gw mengulurkan tangan, dia membungkukkan badannya dan mengucapkan terimakasih lebih dulu ke gw, tanpa menyambut uluran tangan gw.
"Terimakasih untuk semuanya"
Katanya, kemudian dia berpamitan pada Rico dan Daniel. Beberapa kali ponselnya berbunyi, kemudian ia keluar untuk mengangkatnya. Setelah beberapa saat, ia kembali berpamitan.
"Kak, aku anterin!"
"Ga usah Co, gw ditunggu grab. Klo gitu gw pamit duluan"
Ia berlalu ditemani Rico yang ingin memastikan bahwa Grab benar - benar menunggunya.
"Lo ga buru - buru?"
Pertanyaan Daniel membuyarkan beragam pertanyaan tentang akan kemana gadis itu.
"Lo sepertinya terlalu terburu - buru tadi, trus kenapa sekarang masih di sini?"
Gw masih diam sambil menatap Daniel.
"Jangan bilang klo lu penasaran Kana Anya pergi. Ga mungkin banget kan, secara lu lagi bahagia mempersiapkan pertunangan lu."
Gw terhenyak!!
"Gw pergi!"
Gw segera pergi dari sini, dari tatapan penuh arti Daniel, dari berjuta pertanyaan yang ga mungkin gw tanyakan ke Rico atau Daniel apalagi dia...Hari ini berjuta perasaan asing menghampiri. Benar, tak ada lagi tatapan hangat itu, senyum manis itu, darinya buat gw.
*Maaf banget banyak topi dimana - mana
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Romance"Gw baru tau kegiatan lu setiap hari. Lu berlindung di balik sikap tak peduli sama orang lain agar kedok lu tetap tak terbuka! Masih kurang bayaran lu, sampe lu juga menjual diri lu. Murahan banget lu!" Gw ga pernah menyangka kata - kata merendahka...