Assalamualaikum!!!!
Lagi full orderan Sobb, ditambah kena flu. Jadinya telat update...
Terimakasih yang udah nyempetin waktunya buat mampir ke sini...Anya POV
02.00 am
Drt...
Drt...
Drt...
Masih dengan mata terpejam gw mencari- cari ponsel yang entah dimana kini posisinya, akibat gw ketiduran pake acara mainin ponsel.
Ketemu!
Perlahan gw membuka mata. Samar terlihat pemilik nomor yang menghubungi.
Bobby!
Seketika, pupil mata gw langsung melebar serta hilangnya rasa kantuk entah kemana.
"Hallo"
Kata gw membuka tabir alasan si penelepon di ujung sana menghubungi tengah malam buta.
"Apa kabar? Udah nyampe mana mimpinya? Atau jangan - jangan mimpiin gw? "
Gw tersenyum, bahkan menurut gw ia bisa melihat senyum gw saat ini.
"Alhamdulillah. Gw baik. Gimana Nyokap lu? Pasti seneng banget donk ditemani anak kesayangannya"
"Mommy baik, Alhamdulillah. Cuma gw ngerasa Mommy sedikit pucat. Gw mau bawa ke Rumah sakit, tapi katanya cuma kurang istirahat aja."
"Hm... Mungkin kepikiran lu terus, abis lu ga pulang - pulang, lebih parah dari Bang Toyyib. Mulai sekarang lu sering - sering balik, mungkin nyokap kangen banget sama lu"
"Tar, klo pulang ditemenin sama lu ya? Gw kenalin sama Mommy."
Deg!!
Gw baper asli.
Apakah gw seistimewa itu di hatinya?
Calm down Anya....
Jangan terlalu terbawa perasaan, ga enak rasanya luka, kata gw menyadarkan diri gw sendiri.
"Btw, jangan kangen gw ya. Gw masih seminggu lagi baru balik Medan. Klo mau balik ke kontrakan minta tolong anterin sama Rico. Jangan naik Ojol atau yang lainnya. Malam - malam ga aman buat cewek! Anya, jangan pindahan sebelum gw balik"
"Hahaha... Ngapain amat kangen ama lu, ga ada untungnya. Banyak amat sih pesan - pesannya, udah kayak emak - emak, Bawel!"
"Itu karena gw khawatir ama lu! Beneran nih lu ga kangen gw, kecewa mode on... Ya udah klo lu ga kangen lanjutin sana mimpinya. Istirahat. Besok gw telpon lagi"
"Hahahaha... Terima kasih udah khawatir sama gw. lu juga istirahat. Enjoy your holiday, salam buat Mommy. "
"Iya, tar gw sampein salam lu ke Mommy. Take care and Bye - bye, Anya..."
"hahahaha... Bye anak kesayangan..."Sejak kapan ia mulai protektif sama gw. Memang selama ini yang anterin gw balik ke kontrakan selalu Bobby. Dia ga pernah ngebiarin gw balik sendiri, kalau seandainya dia ga bisa anterin gw balik, ia akan minta Rico ngelakuinnya.
Mengenai larangannya untuk tidak pindah sampai ia kembali juga membuat gw merasa begitu diperlakukan istimewa. Dari awal rencana pengen pindah ke tempat yang lebih dekat dengan kantor, Bobby selalu menemani gw nyari tempat yang tepat. Ia bahkan mencari tau terlebih dahulu tentang lingkungan sekitarnya.
Ya.. Rencananya gw akan pindah ke apartemen. Alasannya selain lebih dekat ke kantor, juga karena gw pengen ganti suasana. Bertahun - tahun gw tinggal di kontrakan dekat kampus. Dari awal kuliah sampe udah wisuda dan punya penghasilan seperti sekarang ini.
Mengenai Bobby, sejujurnya gw merindukan sosoknya. Ada yang hilang dari ruang gw ketika ga melihat wujudnya. Gw merasa waktu cepat sekali berlari ketika ia ada di dimensi yang sama dengan gw. Tapi, gw belum terlalu percaya diri klo dia juga nyaman saat kami bersama. Karena, terkadang gw berpikir perlakuan itu sepertinya bukan cuma buat gw. Mungkin klo gw adalah orang lain, ia akan melakukan hal yang sama. Intinya, sebagai perempuan gw butuh pengakuan.
Bobby POV
Menghabiskan waktu dengan Mommy adalah harga yang harus gw bayar dengan mahal. Bukannya gw ga bisa pulang sesering yang gw mau buat melepaskan rasa rindu gw sama Mommy. Tapi, gw males ketemu Daddy! Alasan yang akan gw jelaskan lain waktu.
"Kapan Mommy dikenalin sama calon menantu Mommy, Bob"
"Bobby belum punya pacar Mom."
"Anya, Siapa? "
Deg!!!!
Darimana Mommy tau tentang Anya? Gw sama sekali ga pernah membawa nama perempuan selain Rica di ruang obrolan dengan Mommy. Demikian juga Mommy, ia seolah masih benar - benar ingin menjaga segala bentuk emosi gw. Ia tau bagaimana hancurnya gw saat itu. Tapi, Mommy bertanya tentang Anya."Mommy suka melihat kamu kalau lagi bawain petualangan bareng Anya. Mommy merasa kamu sangat bahagia"
Sambil tersenyum Mommy mulai menggoda gw untuk bercerita tentang Anya.
"Itu cuma di scene Mom! Semua harus terlihat sempurna."
Tiba-tiba Mommy memegang kedua tangan gw...
"Bobby, ga ada yang salah dengan perasaan bahagia. Perasaan itu datangnya dari hati, nak. Sekalipun kamu menolaknya ribuan kali, di satu titik tanpa Bobby sadari, Bobby akan mengakuinya."
"Mom..."
"Kapan - kapan kenalin Mommy sama Anya"
Kata Mommy kemudian sambil tersenyum yang gw jawab dengan sebuah pelukan. Hangat dan sangat nyaman.Anya...
Gadis itu sebenarnya selalu berlarian di otak gw. Seakan ia tau benar dimana gw menyimpan rahasia ini. Perasaan yang gw punya untuknya, masih belum jelas bentuknya menurut gw. Masih susah menerjemahkan arti hadirnya di dimensi ruang dan waktu gw. Satu yang pasti, saat ini, saat dimana dimensi ruang memisahkan waktu yang gw miliki dengannya adalah kurang.
Saat dimana gw ga bisa menemukannya di seluruh ruang pandang gw, gw mulai merasakan suatu perasaan aneh. Rindu!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Romance"Gw baru tau kegiatan lu setiap hari. Lu berlindung di balik sikap tak peduli sama orang lain agar kedok lu tetap tak terbuka! Masih kurang bayaran lu, sampe lu juga menjual diri lu. Murahan banget lu!" Gw ga pernah menyangka kata - kata merendahka...