TERBIASA

10 1 0
                                    

Assalamualaikum!!!!
Terima kasih udah mampir.
Tolong tinggalkan jejak ya😊
Happy Reading!!

Setelah beberapa bulan...

Author POV

Kebiasaan menghabiskan waktu bersama, memecahkan misteri dari teka - teki waktu berdua, membuat dua manusia itu secara tak sadar saling membutuhkan. Bobby, ia akan selalu menuju ke Anya setelah waktu dan dimensinya memisahkan mereka, tak perduli berapa lama. Seolah mereka adalah kutub - kutub magnet yang saling tarik - menarik. Begitu juga dengan Anya, indera penglihatannya selalu mencari - cari Bobby seolah hanya pria itu yang pas untuk dilihatnya. Apa mereka tak sadar?
Mereka sebenarnya sadar, hanya saja mereka menolaknya. Mereka lebih nyaman dengan apa yang terjadi saat ini.

"Ini enak deh Bob, ga sama seperti yang sering kita makan"
Anya sedang mereview Sate Abang - Abang keliling yang kebetulan lewat malam itu di depan kantor mereka, sambil menyuapkan sate ke mulut Bobby.
"Lumayan"
"Apaan sih kok lumayan, ini tuh enak lagi Bob"
"Iya, enak pake banget!"
Akhirnya pria itupun mengalah.

Seperti hari ini, hari yang cukup melelahkan. Setelah meeting dengan tim, proses editing, dubbing, next progress dan meeting dengan sponsor. Cukup menyita sebagian besar isi kepala.
"Ikut gw"
Bobby menarik lengan Anya kemudian membawa gadis itu ke parkiran, memberikan Helm untuk dikenakannya.
"Mau kemana"
Gadis itu protes karena ia tidak tau akan dibawa lari kemana. Anya masih diam, menunggu Jawaban Bobby.
"Makan"
Bobby menjawab sekenanya, agar gadis itu tidak melanjutkan pertanyaannya.
Saat ini, Bobby akan membawa Anya ke suatu tempat yang jauh dari kesibukan mereka. Menjauh sejenak sambil menikmati hari yang tersisa hanya beberapa jam sebelum hari yang lain hadir.
"Bob, kita mau kemana!!!"
Ia mendengar gadis itu berteriak, tapi tidak begitu jelas apa yang ia ucapkan. Bobby cukup paham, saat ini pastilah Anya sedang penasaran kemana sang sopir akan membawanya makan malam.
Bukannya menjawab pertanyaan Anya, ia malah menarik lengan gadis itu agar mempererat pegangan di pinggangnya. Anya ingin menarik kembali lengannya, tapi kecepatan motor yang dikendarai Bobby membuat ia mengurungkan niatnya.

"Yuk kita makan malam"
Ajak Bobby sambil membuka helmnya.
"Pantai Cermin? Kita makan malam di sini?"
Matanya berbinar, seolah ini adalah jawaban paling tepat atas soal - soal penuh dengan penat hari ini.
"Gemes banget deh sama Bobby yang unyu ini"
Katanya lagi sembari mencubit kedua pipi Bobby, yang disambut senyuman dari pria itu.

Bagi Bobby, Anya adalah gadis manis yang sangat mudah untuk dicintai. Walaupun dalam hati ia terus saja menolak perasaannya, nyatanya ia tetap saja menikmati hari - hari bersama gadis itu. Bobby tau, wanita butuh penegasan. Hanya saja ia bertingkah seolah ini adalah hal yang biasa ketika pria dan wanita terlibat dalam hubungan persahabatan. Bobby yakin, kemungkinan besar bahwa Anya juga menikmati kebersamaan mereka.

Bagi Anya, Bobby adalah pria yang penuh dengan teka - teki. Pria itu masih sangat mencintai kekasihnya, terlihat jelas bahwa ia belum bisa mengikhlaskan wanita itu. Sikapnya membuat Anya seperti diantara spektrum warna hitam dan putih, Abu - abu, tidak jelas. Terkadang ia seperti memperlakukannya dengan sangat istimewa, terkadang hal itu terlihat sangat biasa. Terkadang pria itu membuat hatinya berbunga-bunga, sedangkan detik kemudian bunga - bunga itu layu dan sepersekian detik kemudian, bunga - bunga itu kembali mekar. Tapi, harus ia akui bahwa sebagian besar waktunya dihabiskan bersama Bobby. Sekalipun pria itu tidak pernah tegas mengenai warna dirinya, Anya tetap memilih bersama pria itu ketimbang harus menyadari bahwa Bobby mengabaikannya.

Bobby sudah terbiasa ada Anya.
Anya selalu berada di pusaran Bobby.
Sesungguhnya mereka tak pernah saling meninggalkan, bahkan sebelum tidur pun mereka selalu mengucapkan "Selamat Tidur". Seperti saat mata terjaga untuk pertama kalinya, kata - kata "Selamat Pagi" adalah sarapan pagi yang sesungguhnya.

Diantara penat yang memuncak, mereka selalu saling mencari. Anya mencari kenyamanan di pelukan hangat Bobby, sedang ia mencari tatapan lembut dan senyum indah seorang Anya.
Ya! Bobby selalu menarik Anya ke dalam dekapannya ketika ia merasa bahwa hari yang terlalui sungguh menguras sebagiannya. Ia membiasakannya!
Anya selalu menatap penuh kelembutan ke arah Bobby, ketika ia melihat bahwa pria itu butuh penenang. Ia Terbiasa!

Bobby dan Anya adalah dua manusia yang tak mampu menterjemahkan dengan jujur isi hati mereka. Mereka terjebak dalam lingkaran abu - abu yang mereka ciptakan sendiri.

Kali ini Partnya ga banyak ya teman - teman...
Siap - siap untuk part berikutnya 😄

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang