Mumpung lagi sempet Guys...
Semoga suka ya😊BOBBY POV
Setelah kejadian tadi malam di ruangan Daddy, gw merasa malas untuk melangkahkan kaki ke luar kamar. Semua yang terjadi masih terasa seperti mimpi. Masih sulit buat gw menerjemahkan arti rentetan kejadian yang seolah seperti maraton.
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan di pintu kamar gw terdengar begitu keras. Dengan perlahan gw melangkahkan kaki. Terlihat Daddy di ujung pintu, tanpa permisi ia mulai masuk kamar gw dan meminta gw menutup pintu kamar. Seolah ia hanya ingin bicara empat mata dengan gw. Dengan wajah tak suka, gw menatapnya. Pria di depan gw adalah pria angkuh, pemaksa dan tak pernah mendengar dengan hati! Gw ga pernah merasa bangga memilikinya sebagai seorang Ayah, sekalipun banyak orang yang membanggakannya. Tidak buat gw! Ga ada satupun perintahnya yang gw lakuin. Mommy adalah sosok yang paling berada di garda terdepan buat gw. Tapi sekarang, pria itu seolah ingin memperjelas keberadaannya di hidup gw. Memaksakan keinginannya berkedok demi kepentingan masa depan gw. Angkasa adalah kesayangannya yang paling bisa diandalkan. Kakak gw! Padahal gw tau, ga semua bentuk pemaksaan pria itu yang Angkasa terima dengan hati. Ia mengorbankan seluruh hidupnya untuk mengikuti semua kata Daddy. Bahkan untuk wanita yang akan menghabiskan waktu dengannya seumur hidup. Sekarang giliran gw. Gw belum pernah mendebatnya begitu tak sopan seperti kemarin malam.
"Buka! Kemudian baca dan pahami isinya!"
Perintah kedua darinya pagi ini, sambil menyodorkan sebuah Amplop berlogo salah satu Rumah Sakit ternama di Negara ini.
Tangan gw bergetar membacanya. Di dalam amplop tersebut tertulis nama perempuan paling gw cintai di dunia, Mommy. Tertulis pula diagnosa penyakit didalamnya, Leukimia!
Kejutan kedua!!!
Gw terduduk lemas di ujung tempat tidur, rasanya tenaga yang gw punya menghilang entah kemana.
"Ibu Widya bersedia mendonorkan Sumsum tulang, itulah sebabnya kamu ga bisa menolak untuk bertunangan dengan Widya."
Daddy membuka suaranya, masih terdengar seperti "memaksa".
"Daddy ga sedang menjual Mommy kan?"
Sahut gw. Gw masih meras bahwa ia melakukannya bukan karena mommy, melainkan untuk tujuannya menjadikan gw bonekanya berikutnya.
"Mommy kamu udah lama terdiagnosa Leukimia, hanya saja Mommy ga mau kamu tau agar kamu ga kepikiran dan tetap fokus sama cita-cita kamu. Mommy butuh transplantasi sumsum agar bisa sembuh. Ubu Widya bersedia jadi pendonornya. Uang ga cukup sebagai kompensasi. Kamu harus menikah dengannya agar hubungan ini tetap terjaga dengan baik."
Lanjutnya memprovokasi.
Gw terdiam. Seandainya gw punya pilihan lain. Untuk Mommy, apapun akan gw lakuin, termasuk melupakan seseorang yang mulai hadir di otak gw bak hantu yang bergentayangan. Mungkin gw memang belum tau apa artinya sebenarnya Anya buat gw, tapi menyadari bahwa gw ga mungkin lagi peduli, mungkin merindukannya pun akan jadi hal yang terlarang. Gw juga ga mungkin lagi mencari arti keberadaannya dalam hidup gw. Gw berada di satu titik yang disebut Simalakama.
Mommy...
Maafin gw Arvanya Geraldiana!Singkat banget ya guys, hehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Romance"Gw baru tau kegiatan lu setiap hari. Lu berlindung di balik sikap tak peduli sama orang lain agar kedok lu tetap tak terbuka! Masih kurang bayaran lu, sampe lu juga menjual diri lu. Murahan banget lu!" Gw ga pernah menyangka kata - kata merendahka...