Malam Takbiran Guys...
Selamat Idul Adha.
Lagi sempat nulis, sebelum besok disibukkan dengan pesanan 😊AUTHOR POV
Seorang gadis tengah bertanya - tanya dalam hati, apa gerangan yang terjadi dengan pria yang sangat ia rindukan itu. Terakhir mereka saling bertukar kabar melalui sambungan ponsel satu minggu lalu. Kala itu sang pria membuatnya melayang. Bagaimana tidak, sang pria seperti menyiratkan suatu janji bahwa ia akan membawa sang gadis apabila nanti ia kembali lagi ke Jakarta. Cukup membuat gadis itu dilanda insomnia mendadak, ia tak bisa memejamkan kedua matanya setelah itu. Jantungnya berdebar berkali - kali lebih cepat dari debaran normal, terlalu berlebihan!
Tapi, seminggu ini ia tak lagi mendengar kabar dari sang pria. Ada sedikit pemikiran yang buruk, tapi ia coba lenyapkan. Ia yakin, pria itu pastilah sedang sibuk membagi waktu dengan sang Mommy dan keluarganya. Maklum, pria itu jarang sekali kembali ke rumahnya. Dari pria itu ia mengerti alasannya. Pria itu cukup tak menyukai sang Ayah, sehingga membuatnya tak betah di rumah dan banyak cerita - cerita lain yang cukup menggambarkan betapa hubungan itu kuranglah baik.
Setiap hari ia mengirim pesan singkat atau video - video kepada pria itu. Walaupun tak pernah sempat untuk dibalas. Ia yakin, bahwa pria itu pasti membacanya hanya saja ia tak sempat meluangkan waktu untuk membalasnya.
Sudah lebih dari satu minggu dari janji pria itu bahwa ia akan kembali ke Medan. Ia masih berpikir bahwa ada kejutan yang tengah disiapkan untuknya dari sang pria. Ia paham, bahwa ia terlalu percaya diri akan perasaan pria itu untuknya. Hanya saja, ia tak mampu untuk mencerna dengan baik arti semua perlakuan pria itu padanya. Ia sudah tak mampu lagi meninggikan benteng di hatinya untuk menolak memikirkan arti semua itu. Walau kadang ia coba mengingatkam dirinya sendiri untuk tak terlalu percaya diri, karena itu pasti akan sakit bila tak sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Lagi - lagi semua kalah atas perasaannya. Perasaan yang cukup besar untuk sang pria.
ANYA POV
"kak, kita ketemu di Cafe Sangrilla ya sekarang. Mendadak Bang Bobby kasih kabar"
Rico memberi kabar lewat telepon.
Jantung gw ga bisa diajak kompromi. Rindu dan entah apa lagi namanya bercampur jadi satu. Dia kembali!!! Gw ga tau gmana caranya menggambarkan perasaan gw saat ini. Walaupun gw juga ga tau kenapa Bobby ga kasih tau gw hal ini. Kenapa harus Rico yang telepon gw. Hm... Jangan - jangan benar ia ingin memberi kejutan buat gw. Darah mengalir dari jantung gw seperti berlompat - lompatan. Gw harap acara rapat ini segera berakhir. Gw sedang berada di ruang editor di sebuah kantor penerbitan, sedang membahas tulisan yang akan gw terbitkan dalam waktu dekat.Setengah berlari gw menuju dalam cafe. Rasanya gw udah ga sanggup bila lebih lama lagi tak melihatnya. Dari pintu cafe gw melihatnya di arah yang berlawanan dengan gw, sehingga hanya punggungnya yang terlihat saat ini. Pria berkemeja putih. Rico menyadarkan gw dengan lambaian tangannya yang gw balas dengan senyuman.
Gw berhenti di sampingnya, gw bisa merasakan pandangan gw saat ini pastilah sebuah pandangan penuh rindu.
"Hey, Apa kabar? "
Kata gw sambil memegang bahunya.
" Baik"
Ia menjawab tanpa menolehkan wajahnya.
"Gw yakin lu pasti baik - baik aja"
Kata gw lagi sambil menarik kursi di sampingnya.
"udah ada orang yang duduk di sini"
Katanya lagi masih tanpa menoleh membuat gw segera mengangkat pantat gw yang belum menyentuh kursi untuk segera berdiri.
"Maaf"
"Kak, aku udah siapin tempat khusus buat kakak, di samping aku"
Rico nyelamatin gw dari kebodohan yang baru saja gw lakuin.
"terima kasih" gw menjawabnya sambil tersenyum. Bisa gw rasakan ketidaknyamanan saat ini. Dia masih belum melihat gw. Daniel dan Rico tak seperti biasa. Mereka seolah seperti ikutan jadi aneh. Gw masih bertanya - tanya ada apa sebenarnya. Mata gw menangkap sesosok wanita. Widya!
Gw ingin memanggilnya saat gw melihat arah senyuman yang ia berikan mengarah ke pria berkemeja putih di seberang gw. Widya hari ini juga berkemeja putih. Deg!!!
Otak gw mulai bekerja mencari arti dari potongan kejadian barusan. Sampai akhirnya Widya duduk di kursi yang tadi hendak gw duduki.
"Hallo Nya! Jarang kali ketemu kamu"
Ia menyspa gw dengan susunan kata yang ia paksakan.
Gw menyambutnya dengan senyuman.
"udah bisa pesan sekarang ya? Dari tadi kita cuma pesan minum, nungguin Anya kelamaan"
Lanjutnya lagi yang cukup bisa buat gw merasa bersalah.
"Maaf, tadi gw ada urusan. Gw ga tau kalo pada nungguin gw, maaf banget"
Apakah karena ini ia marah sama gw? Tanya gw dalam hati.
"gpp kok kak, lagian kita belum lapar"
Lagi - lagi Rico menyelamatkan gw dari kebodohan gw.
"tenang Nya, belum masuk waktu makan malam lagi"
Daniel menambahkan.Akhirnya semua pesanan kami sudah di atas meja. Belum sempat masuk ke dalam mulut, saat...
"kemungkinan bulan ini terakhir gw di Travelture, selanjutnya gw mau fokus sama perusahaan bokap gw. Satu hal lagi, 2 bulan lagi gw dan Widya akan bertunangan. Gw undang sekarang, takutnya gw sibuk jadi kelupaan"
Hilang semua rasa lapar, mood mulai berantakan, jantung memompa darah entah gimana hingga menyebabkan dada gw terasa panas, ribuan rasa yang tak terdeskripsi mampir ke tubuh gw saat ini. Mencoba menelaah arti dari ini semua. Gw jelas sangat terlihat bodoh saat ini. Saat dimana rasa rindu yang gw rasa sudah penuh, harus gw buang di tempat yang tak seharusnya. Gw seperti melayang - layang, bukan karena rasa baha
Ia yang membuncah, tapi perasaan ga jelas yang mulai terasa menyakitkan.
Gw melihat ke arah tangan gw, Rico menggenggam tangan gw seolah ia bisa merasakan apa yang sedang gw rasakan saat ini. Sekuat tenaga gw mencoba Mengontrol diri gw untuk segera bisa kembali ke bentuk awal saat pertama gw berada di sini.
"wow, lumayan mendadak. Tapi, gw, Rico dan Anya akan hadir di pesta pertunangan lu berdua"
Daniel menyudahi keheningan.
"selamat bang, ini pasti membahagiakan banget buat abang dan kak Widya"
Rico menambahkan, sekalipun aneh rasanya ketika ia mengatakan itu.
"gw ikut bahagia"
Kata gw akhirnya...
Perjuangan gw cukup besar malam ini. Dari mulai berjuang menghabiskan makanan di piring gw, berjuang melawan diri gw sendiri untuk tetap dapat menguasai segala bentuk perasaan yang berkecamuk. Sungguh, perasaan gw hancur saat ini. Pria yang gw rindukan setiap saat, yang gw pikir menganggap gw juga istimewa, telah menghancurkan hati gw jadi tak berbentuk.
Bayangkan, sebegitu bodohnya gw hingga tak mampu melihat ada hubungan istimewa antara Bobby dan Widya. Gw bersahabat cukup lama dengan Widya, walaupun tak sedekat Isthi dan Susan, ia tetap sahabat satu kontrakan gw selama bertahun - tahun.
Gw luka!!!
![](https://img.wattpad.com/cover/209661166-288-k338079.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Romance"Gw baru tau kegiatan lu setiap hari. Lu berlindung di balik sikap tak peduli sama orang lain agar kedok lu tetap tak terbuka! Masih kurang bayaran lu, sampe lu juga menjual diri lu. Murahan banget lu!" Gw ga pernah menyangka kata - kata merendahka...