ZAYYAN IKUT PULANG

2.5K 172 4
                                    

Mendengar jawaban Zaidan, Zayyan mendekati Risma dengan wajah gembira. "Mbak, ayo kita buat sesuatu lagi dari kertas."

Risma tersenyum dan kemudian berjongkok demi mencapai wajah Zayyan. "Iya, nanti kita buat lagi ya. Tapi tidak sekarang."

Kening Zayyan mengerut dalam. "Kok begitu?"

"Soalnya mbak mempunyai banyak pekerjaan yang harus diselesaikan."

Mendengar itu, Zayyan berbalik dan mendekati Zaidan lagi. "Pa, ini perusahaan papa bukan?" tanyanya.

"Iya," jawab Zaidan tegas.

"Artinya mbak bekerja sama papa bukan?"

"Iya, tentu."

"Kalau begitu papa jangan memberikan banyak pekerjaan pada mbak. Karena pekerjaan dari papa, mbak menolak untuk terus bermain dengan Zayyan."

Zaidan tertegun dengan ucapan Zayyan, terkesan seperti atasan yang sedang memarahi bawahan. Entah bagaimana Zayyan jika sudah besarnya nanti.

"Mbak ada di perusahaan ini 'kan memang untuk bekerja. Dia mencari uang dengan bekerja di sini."

"Terus kalau mbak bekerja, Zayyan bagaimana?"

Zaidan menipiskan bibir sebelum akhirnya mengalihkan pandang pada Risma. "Ee... hari ini kamu mengasuh Zayyan saja ya? Pekerjaanmu biar temanmu saja yang mengerjakan. Nanti aku beri upah untuk keletihan kamu. Aku tau mengasuh Zayyan tidaklah mudah. Dia terlalu aktif dan kerap membuat siapa pun kesal."

Risma menyipitkan matanya. "Saya rasa Zayyan tidak seperti itu. Dia anak yang kreatif. Dia juga sepertinya suka menggambar. Anda tidak perlu memberi upah kalau hanya sekedar mengasuh Zayyan. Saya akan melakukannya dengan senang hati."

Zaidan menatap Risma tak percaya. "Begitukah?"

Risma tersenyum. "Hum." Dia lalu melambaikan tangan pada Zayyan. "Zayyan mau ikut mbak tidak? Kita melipat kertasnya di luar saja ya. Papa mau kerja."

Zayyan mengangguk dengan semangat. "Mau! Mau, mbak."

Keduanya lalu melangkah keluar ruangan dengan wajah yang ceria. Zaidan tersenyum melihat itu. Ini adalah fenomena yang luar biasa. Zayyan takluk dengan seorang office girl.

"Jangan bilang anda berpikir untuk menjadikan office girl itu sebagai mama barunya Zayyan." Tiba-tiba Arman bersuara.

Zaidan menoleh pada assisten pribadinya itu. "Kamu itu bicara apa sih?"

"Anda sendiri yang pernah bilang kepada saya dan masih sangat saya ingat bahwa anda akan menikahi wanita yang bisa mengambil hati Zayyan di pertemuan pertama mereka."

Zaidan menghela nafas panjang sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam kantung celana. Tentu saja dia masih ingat dengan ucapannya sendiri.

"Ini belum selesai. Kita lihat saja apakah nanti si office girl itu akan menyerah atau tidak dalam mengasuh Zayyan." Zaidan melangkah menuju kursi kerjanya dengan senyuman penuh arti.

************************************
Maaf, kita potong ya, gaes. Kalian bisa baca lengkapnya di

VERSI CETAK
📞Kontak admin: 087732833332
👜Shopee: samuderaprinting1

VERSI E-BOOK
https://play.google.com/store/books/details?id=4t50EAAAQBAJ

VERSI APLIKASI
💙Karya Karsa:
https://karyakarsa.com/mayangnoura/posts

Untuk mengetahui update novel-novel author, follow Instagram: Mayang_noura

Luka Pernikahan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang