24 | KENARA

95 32 42
                                    

Haii! Kenara udah masuk ke perpus kalian belum? Kalau belum cus langsung masukin bestie😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii! Kenara udah masuk ke perpus kalian belum? Kalau belum cus langsung masukin bestie😊

Vote sebelum membaca. Ramein komen di setiap paragraf!!

Happy Reading!💃💃💃

••••

Pagi hari Ara melakukan aktifitas nya seperti biasa. Namun hari ini gadis itu terlihat tidak bersemangat, mukanya pun sedikit pucat.

Ara pergi ke meja makan, disana sudah terdapat Rama, Arlan, dan juga Keyla. Jujur, Ara masih takut untuk berhadapan dengan Ayahnya itu.

Gadis itu duduk dikursi lalu mengambil sedikit nasi goreng disana. Lalu ia mulai memakan sarapannya.

"Masih hidup kamu?"

Deg.

Pertanyaan yang dilontarkan Rama membuat Ara berhenti mengunyah. Gadis itu menggenggam erat sendok yang ia pegang.

"Ayah apaan sih!" ucap Arlan tak habis pikir dengan apa yang Rama ucapkan.

"Kenapa? Ayah kan cuman nanya. Kirain ayah dia udah mati kehabisan nafas," ucap Rama terlewat santai.

"Ayah!" tegur Arlan kesal.

Ara terdiam mendengar itu, sakit sekali mendengar Rama berbicara seperti itu. Seperti nya ayahnya memang tidak ingin dia hidup. Pria itu benar-benar dendam terhadapnya.

"Aku udah selesai sarapan. Aku berangkat duluan," ujar Ara. Ia mengambil tas nya lalu pergi keluar rumah.

"Gak sopan sekali anak itu!" ucap Rama ketika melihat kepergian Ara.

"Aku juga mau berangkat sekarang," pamit Arlan lalu mencium punggung tangan Rama, setelah itu ia pun pergi keluar rumah.

Di luar rumah, Arlan itu masih melihat Ara disana.

"Ra, kakak anter kamu kesekolah," ucap Arlan.

"Gausah kak. Aku berangkat sendiri aja," balas Ara.

"Kakak gak bakal biarin kamu pergi sendiri. Apa lagi muka kamu pucat gitu,"

"Gapapa kak. Cuman pucet dikit doang kok," ujar Ara.

"Ra, nurut sama kakak."

Ara menghela nafasnya lalu mengangguk. "Iya-iya,"

"Nah gitu. Ayo berangkat, nanti telat." ucap Arlan. Lalu cowok itu naik ke motornya diikuti Ara setelahnya.

Arlan pun menjalankan motornya menuju sekolah Ara. Sebenarnya arah kampusnya dengan sekolah Ara berbeda. Tetapi cowok itu khawatir dengan Ara, apalagi dengan muka pucat seperti itu.

KENARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang