43 |KENARA

93 17 67
                                    

Haloo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haloo

Vote sebelum membaca, biar aku makin semangat nulisnya. Ramein komennya di setiap paragraf.

Happy reading!🖤

••••

"MARI PULANG, MARILAH PULANG, MARILAH PULANGG YOO!" Darren bernyanyi dengan teriak membuat seisi kelas terpenuhi oleh suara lelaki itu.

Amar yang berada disamping Darren berdecak kesal. "Berisik anjing!"

"Sorry Mar, sangking semangatnya nih pulang dan lepas dari matematika." ujar Darren.

"Bacot!" seru Amar kesal.

Darren dimempedulikannya dan malah pergi menghampiri meja Sherly.

"Hai, sayang." Darren menyapa Sherly seraya merangkul bahu gadis itu.

Sherly berdecak kesal kemudian menyingkirkan tangan Darren dari bahunya. "Diem, Darren!"

"Ra, gue duluan ya. Ada pengganggu datang." ujar Sherly berbisik pada Ara.

Ara menoleh kemudian menggangguk. "Hati-hati."

"Oke, bye!" Sherly pun pergi meninggalkan kelas dengan berlari kecil untuk kabur dari Darren.

"Lah, ninggalin gue." decak Darren. Kemudian lelaki itu pergi menyusul Sherly ke luar kelas.

Ara terkekeh seraya menggelengkan kepalanya heran. Dia pun menggendong tasnya berniat untuk keluar kelas. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Kenan sedang berbicara dengan Maudi di depan kelas. 

"Kenan, anterin gue pulang ya." ujar Maudi.

"Lo gak dijemput sama supir?" tanya Kenan.

Maudi menggeleng seraya menekukan bibirnya kesal. "Engga."

"Bisa gak??" tanya Maudi kembali. Detik kemudian gadis itu tersadar sesuatu. "Eh lo kan pulang bareng Ara ya? Ya udah deh gak–"

"Gue anter lo pulang." potong Kenan.

Lelaki itu khawatir jika Maudi pulang sendiri, jika menyuruh teman-temannya tentu saja mereka semua tidak akan mau mengantar Maudi pulang jadi lebih baik dia saja yang mengantar Maudi dan Ara diantar oleh teman-temannya, terkecuali Raka.

"Terus Ara gimana?" tanya Maudi.

"Nanti gue suruh Amar anterin dia." jawab Kenan.

"Ayo pulang." Kenan menarik tangan Maudi menuju parkiran untuk pulang.

Ara yang mendengar percakapan mereka hanya tersenyum kecut. Hatinya terasa sesak melihat Kenan lebih mempedulikan Maudi dibandingkan dengannya.

Ara menghela nafasnya kemudian pergi keluar kelas untuk pulang. Namun ketika didepan kelas dia bertemu dengan Amar yang menghampirinya.

KENARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang