Di tahun keduanya kerja, status Gilang sebagai anak kosan, berubah menjadi: pemilik apartemen di pinggiran Jakarta.
Setelah melalui perjuangan panjang, hasil peras keringat dan banting tulang, Gilang akhirnya berhasil mengumpulkan uang untuk membeli satu unit apartemen dua kamar secara cash.
Aldi: "Pacar lu memang luar biasa, Tam."
Tama: "Iya, dong." (Bangga)
Riyan: "Ga sia-sia dulu dia kita wejangin supaya kerja keras dan hidup hemat." (Ikut bangga)
Aldi: (Hampir menangis terharu)
Gilang: (Pasrah melihat keanehan teman-temannya)
Aldi: "Lu juga tinggal di sini dong, Tam?"
Gilang menatap Tama. Iya juga ya, kok dia ga kepikiran untuk ngajak Tama tinggal bareng sih?
Gilang: "Tam, lu mau ga tinggal bareng ama gue, nggak?"
Tama: (Tersedak)
Aldi: "Lang, bisa ga lebih romantis dikit? Nanyanya pas lagi berdua kek, pas candlelight dinner kek, atau habis ngew—,"
Riyan menutup mulut Aldi: "Mulut ye minta ditampol sendal jepit."
Gilang: (Mengabaikan Aldi dan Riyan) "Tam... Tinggal bareng gue? Gue masakin Indomie tiap hari."
Aldi: "Bisa tipes anak orang lu kasih Indomie tiap hari."
Tama: "Yang goreng atau yang rebus?"
Gilang: "Goreng. Pake telor dua. Ama irisan cabe rawit. Deal?"
Tama: "Deal!"
Aldi dan Riyan: "Anjir Tam, keputusan terbesar dalam hidup lu diambil gara-gara janji dimasakin indomie doang."
***
Author's Note:
Tama dan Indomie. Kisah kasih yang tak lekang karena waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Us Tell You a Story
JugendliteraturDISCLAIMER: INI CERITA COWO SUKA COWO JADI YANG MERASA TERGANGGU, JUST LEAVE. GA PERLU PREACHING DI SINI. THANK YOU. I LOVE YOU. *** Mereka bilang Gilang dan Tama pacaran. Mereka bilang Gilang dan Tama pasangan. Tapi apa iya? Yuk baca keseharian ran...