Apartemen Gilang

927 125 19
                                    

Di tahun keduanya kerja, status Gilang sebagai anak kosan, berubah menjadi: pemilik apartemen di pinggiran Jakarta.

Setelah melalui perjuangan panjang, hasil peras keringat dan banting tulang, Gilang akhirnya berhasil mengumpulkan uang untuk membeli satu unit apartemen dua kamar secara cash.

Aldi: "Pacar lu memang luar biasa, Tam."

Tama: "Iya, dong." (Bangga)

Riyan: "Ga sia-sia dulu dia kita wejangin supaya kerja keras dan hidup hemat." (Ikut bangga)

Aldi: (Hampir menangis terharu)

Gilang: (Pasrah melihat keanehan teman-temannya)

Aldi: "Lu juga tinggal di sini dong, Tam?"

Gilang menatap Tama. Iya juga ya, kok dia ga kepikiran untuk ngajak Tama tinggal bareng sih?

Gilang: "Tam, lu mau ga tinggal bareng ama gue, nggak?"

Tama: (Tersedak)

Aldi: "Lang, bisa ga lebih romantis dikit? Nanyanya pas lagi berdua kek, pas candlelight dinner kek, atau habis ngew—,"

Riyan menutup mulut Aldi: "Mulut ye minta ditampol sendal jepit."

Gilang: (Mengabaikan Aldi dan Riyan) "Tam... Tinggal bareng gue? Gue masakin Indomie tiap hari."

Aldi: "Bisa tipes anak orang lu kasih Indomie tiap hari."

Tama: "Yang goreng atau yang rebus?"

Gilang: "Goreng. Pake telor dua. Ama irisan cabe rawit. Deal?"

Tama: "Deal!"

Aldi dan Riyan: "Anjir Tam, keputusan terbesar dalam hidup lu diambil gara-gara janji dimasakin indomie doang."

***

Author's Note:

Tama dan Indomie. Kisah kasih yang tak lekang karena waktu.

Let Us Tell You a StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang