Berbincang Tentang Masa Depan

904 134 20
                                    

Kerap Gilang bertanya; apa sih tujuan manusia hidup di muka bumi ini?

Masuk surga? Iya kalau surga dan neraka beneran ada.

Jadi PNS? Jadi karyawan BUMN masih masuk hitungan tidak? (Anyway, say congrats to Gilang karena dia baru aja keterima di perusahaan migas milik negara. Kalau kata Aldi: Alhamdulillaah Gilang diterima di perusahaan bagus. Kalau di perusahaan abal-abal, kasian Tama dihidupin pakai gaji UMR).

Menikah dan memiliki keturunan? Gilang jelas gagal dalam aspek ini. Pacarnya laki, kecuali ini dunia ABO dan Tama seorang omega. That's... one hell of an imagination.

Jadi... apa tujuan manusia ada di dunia ini?

"Menjadi orang baik dan melakukan apa yang menurutmu baik," jawab Tama lugas ketika ditanya.

Gilang tersenyum kecil. Somehow jalan pikiran Tama terlalu sederhana, tetapi kesederhaan itulah yang membuat Gilang merasa secure.

Gilang mengacak-acak rambut Tama, "Ga salah emang gue milih pacar."

Tama mencibir. Walaupun dalam hati seneng bukan main. Rambut yang diacak, hati yang berantakan.

Gilang: Tam, pernah kepikiran masa depan kita ga?

Tama: Sering lah.

Gilang: Apa yang ada di bayangan lu?

Tama: Hidup bareng sampai tua, punya sawah, melihara kucing, gue maunya British Shorthair yah, terus gue mau dibikinin rumah pohon.

Gilang: Tama nggak pengen nikah?

Tama: (Ketika Gilang sudah memanggil Tama dengan panggilan orang ketiga, Tama auto "aku-kamu") Aku tidak butuh pernikahan untuk memvalidasi hubungan kita.

Gilang: Tama nggak pengen punya anak?

Tama: Adopsi. Atau bikin panti asuhan. Kenapa? Kamu pengen punya anak?

Gilang: Nope. I already have one.

Tama: Siapa?

Gilang: Kamu lah. My big baby. (Ngejawil hidung Tama)

Tama: (Jleb! Tepat ke jantung!)

***

Author's Note:

Gilang ini sebenernya overthinking, sementara Tama sengalir itu. Jadi mereka saling melengkapi. Gilang butuh Tama untuk tetep "jejek bumi". They are indeed a match made in heaven.

Let Us Tell You a StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang