Gilang is Whipped

884 135 16
                                    

Gilang tuh kadang nyesel udah ngenalin Tama sama Indomie. Mungkin bener juga apa yang Tama bilang; Indomie mengandung narkoba, soalnya sukses bikin Tama candu.

Dikit-dikit Indomie. Bentar-bentar Indomie pake telor. Besok-besok Indomie pake kornet.

Sumpah Gilang nyesel.

Saking nyeselnya, dia berniat untuk mengembalikan Tama ke jalan kebenaran.

Kalau di luar sana Say No to Drugs, kalau di apartemen mereka: Say No to Indomie.

Tapi bukan Tama namanya kalau ga berhasil ngerayu Gilang. Cowok ini memang polos-polos culas.

Tama: "Laaaangg, kan minggu ini aku belum makan Indomie sama sekali..."

Cih. Pake aku-kamu kalau ada maunya.

Gilang bergeming. Butuh pengendalian diri yang luar biasa untuk mengabaikan pelukan Tama dari belakang, belum lagi kecupan-kecupan manja penuh akal bulus yang mendarat di leher dan pipi Gilang.

"Laaaangg, plis, aku mau Indomie..."

"Nggak."

"Gilaaang... Sekali ini ajaaa..."

"Nggak."

"Gilang... Sayang..."

Tama menggigit lembut telinga Gilang.

Gilang: System Error

"Sayang, aku mau Indomie. Boleh yah?" bisik Tama dengan suara hampir mendesah tepat di telinga Gilang.

Pertahanan Gilang runtuh (ya emang bucin tolol ga pernah punya pertahanan kuat dari awal).

"Janji ini yang terakhir?" akhirnya Gilang mengalah juga.

"Janji. Jadi boleh nih?"

Gilang mengangguk sambil berjalan ke arah dapur.

"Asiiikk... Makasih yah suamiku tersayaaangg...," ceplos Tama asal-asalan.

Gilang: Berhenti berjalan, auto balik badan.

"Lu ngomong apa barusan?"

"Makasih?"

"Setelahnya?"

Tama menyeringai iseng. "Suamiku?"

"Besok libur kan?" tanya Gilang.

"Iya."

"Good. Lu ga akan tidur malem ini."

Senyum kemenangan di wajah Tama lenyap seketika.

"And please call me that when we do it," titah Gilang.

Tama: Nelen ludah.

***

Author's Note:

Tama dan kelakuannya yang mancing huru-hara.

Let Us Tell You a StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang