Bagian 16

81 3 0
                                    


Satu bulan berlalu...

Kaila dkk sedang berada di kantin sekolah, semakin lama keadaan sekolah semakin berubah. Biasanya Kaila yang sering di Bully, sekarang tidak lagi, mereka sudah mengetahui kehebatan Kaila yang sekarang.

Apalagi banyak yang menjaga Kaila, mereka yang ingin membully pun harus pikir-pikir lagi, apalagi mereka mengetahui seberapa pentingnya Kaila bagi Ardan, Yasa, Abya, Maira dan juga Ara.

"Mau makan bakso." Ucap Kaila serta menampilkan cengirannya.

"Iya bentar, aku pesenin dulu ya." Jawab Ardan

"Kalian mau apa? Biar sekalian."

"Samain aja semuanya."

"Yaudah tunggu."

"Kalian ngerasa aneh ga si sama Bara dan juga Ameer?" Ucap Maira Tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya Abya.

"Beda aja, kayak tertarik sama Kaila."

"Gue ga peduli." Ucap Kaila.

"Bodo amat lah."

"Lalu Ameer? "Tanya Yasa.

"Mungkin tertarik sama Ara."

"Tidak boleh." Desis Abya mengagetkan Ara.

"Kenapa?" Jawan Ara terkesan polos.

"Gapapa."

"Nihh pesanan datang." Ucap Ardan yang membawa 6 bakso di nampan.

Kaila mengambil satu mangkuk Bakso dan bersiap menuangkan sambal, sebelum itu tangan Abya menggeplak tangan Kaila pelan.

"Gaboleh pake sambel."

"Dikit aja, ya?"

"Ngga, Kai."

"IH dikit aja beneran." Pinta Kaila dengan melas.

"Gabole, Kai. Lo kalo udah sakit perut nangis ga berhenti-berhenti." Jawab Yasa.

"Dikit aja beneran."

"Boleh ya, Adan?" Melas Kaila pada Ardan.

Ardan menghela nafas pelan sebelum menuangkan setengah sendok sambal ke mangkuk Kaila.

"Kok segini." Protes Kaila tak terima.

"Yaudah nih makan punya aku, ga pake sambel."

"Ck, iya iya."

"Pinter." Ucap mereka semua.

Kaila tetap melanjutkan makan nya, tanpa mereka ketahui ada sepasang mata yang terus memperhatikan Kaila dengan seringai di bibirnya.

"Lo tertarik kan sama Kaila?" Tanya Davis pada Bara.

"Gak."

"Gue tau lo tertarik."

"AHHH." Pekik Ameer Tiba-tiba membuat yang lain terkejut.

"Kenapa anjirr."

"Gue ada ide nih."

"Apa?" Tanya Javi.

"Gimana kalo kita taruhan." Ucap Ameer membuat mereka saling pandang kemudian mengangguk.

"Boleh juga." Ucap Anka.

"Taruhan? Gimana?" Tanya Davis.

"Taruhan buat Bara."

"Iya apa taruhannya bangsat." Ucap Vikal kesal.

"Kalo Bara bisa buat Kaila jatuh cinta lagi sama Bara, gue kasih mobil gue yang di rumah." Ucap Ameer. "Gimana? Kalian mau juga kan?"

TRANSMIGRASI ALEXA(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang