UKS

320 32 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~oOo~

Baru ingin keluar, suara isakan menghampiri gendang telinga Bella. Ia menoleh ke belakang. Cewek itu diam bergeming, tak percaya siapa yang nangis. Pikiranya buyar beberapa detik sampai akhirnya jiwa kepedulian sesama manusianya muncul. Gadis itu menghampiri Samuel guna menanyakan keadaan. "Lo nangis?"

"Ya." Jawab pemuda itu, semakin menundukkan kepala. Tak berani melihat Bella. Menangis tersedu.

"Kenapa?"

"Gara-gara lo."

"Kenapa gara-gara gue?"

"Lo buat gue khawatir dari kemarin."

Bella tersentak. Ia meneguk air liurnya bulat-bulat. Saat ini Bella berada tepat di depan Samuel. Ia sedikit menunduk, "Maaf gue nggak bermaksud."

Pupil mata Bella membesar, tidak bisa di kontrol ketika Samuel mendadak memeluk pinggangnya. Cowok itu menangis di perutnya.
"Jangan jauh-jauhh." Rengek cowok itu yang lupa kalau dia ini adalah seorang ketua geng yang ditakuti di sekolah.

Bella menghela napas, menjawab sarkas. "Malu sama otot!"

"Enggak malu, enggak ada yang liat." Samuel terus menangis di perut Bella. Ia benar-benar tidak mau jauh dari perempuan yang ia sukai sekarang.

"Ya udahan nangisnya." Kata Bella, tangannya mencoba menata rambut Samuel agar lebih rapih. Gadis itu sendiri agak kaget dengan sikap Samuel yang diluar perkiraannya--shock.--

"Ya, tapi maafin dulu." Samuel berkata sendu. Ia semakin mengeratkan pelukan. Lelaki tersebut tidak mempedulikan ucapan Bella yang mengatakan bahwa, malu mempunyai otot tetapi menangis.

"Nggak mau." Tegas Bella.

Pemuda itu semakin kencang menangis kala mendengar pernyataan tegas Bella. Merengek seperti anak balita, "Kenapa nggak mauu?"

"Ya ngapain maafin orang yang ninggalin gue di minimarket sendirian cuma buat ngasih susu ke cewek lain?" Bella berhenti membenahi rambut Samuel. Mengalihkan tatapanya ke jendela yang menampakan bunga kamboja. Cewek yang dikuncir satu ini acuh pada Samuel.

Tangisan Samuel berhenti, tapi tidak dengan isakanya yang terus berbunyi. "Janji nggak gitu lagi."

"Buktiin."

"Iya." Samuel Berdiri. Kini tubuhnya lebih tinggi dari badan Bella. Memeluk kembali gadis di hadapannya. Dagu cowok itu di letakkan di bahu Bella, membuat tubuh cowok itu terlihat seperti menunduk.
"Jangan jauh-jauhh." Katanya lagi.

Suhu UKS semakin dingin di tengah keheningan yang ada. Bella mengelus punggung pemuda itu. "Lo yang pergi-pergi."

"Jangan lo-gue!" Omel Samuel menggeruntu, namun tidak bergerak. Ia terlalu nyaman pada posisi saat ini, "ngomongnya pakai aku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SamuelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang