calon pacar?

382 37 5
                                    

Aduuuduuduuu Sam gemes bangt gak siieee

~oOo~

Tatapan Sam membuat Bella teringat kejadian kemarin. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Kalau gue peluk lo, boleh gak sih?" Tanya cewek itu dengan mulut yang bergetar.

Cowok itu terdiam. Pandangan matanya sedari tadi tidak lepas dari cewek di depannya.

Ahh, jika seperti ini lebih baik Bella pergi saja.

Cewek itu menunduk, mengutuki dirinya sendiri karena telah melontarkan kalimat itu tanpa berfikir terlebih dahulu.

Tangan Sam menahan lengan Bella ketika ia ingin beranjak pergi, "Boleh."

Bella dapat melihat beberapa murid yang melewati koridor menatapnya dengan penasaran. Persetan dengan itu semua, karena setelah itu dirinya benar-benar masuk kedalam pelukan hangat milik Sam. Menjadikan dada bidang itu tempat untuk menumpahkan air mata. Sungguh, suatu kehormatan bisa memeluk Sam yang bisa dibilang moswanted.

Dengan pelukan seperti ini Bella dapat merasakan jantung Sam yang berdetak melebihi batas normal, juga dia dapat menghirup aroma cowok itu yang sekarang menjadi aroma favorite dirinya.

Sam membalas pelukan Bella, membiarkan cewek itu menangis sepuasnya. Ia tidak memperdulikan tatapan orang-orang. Ia nyaman dengan pelukan ini.

***

Berita Samuel memeluk adik kelas  menyebar keseluruh penjuru sekolah. Rumor itu menjadi pembicaraan di setiap sudut, trending topik.

Bahkan sampai terdengar di kalangan guru-guru. Bagaimana tidak jika Sam termasuk kedalam kategori murid pintar sejak kelas sepuluh?

Bella berjalan kearah ruang musik. Kedua temannya sudah mewanti-wanti dirinya supaya berhati-hati jika bertemu dengan kakak kelas, takut dibully katanya. Kalau dipikir, memangnya ia salah apa?

Hingga tiba-tiba bahunya di dorong oleh seorang yang dia tidak kenal. Sepertinya kakak kelas, jika dilihat dari caranya berpakaian.

"Jadi lo yang namanya Bella?" Gertak kakak kelas itu dengan gayanya yang selangit. Raut wajahnya terlihat jelas kalau dia sedang menahan emosi.

Bella mengerutkan dahi, "Kenapa?" Tanyanya langsung ketopik pembicaraan. Malas bertele-tele.

Kakak kelas itu menghela nafas gusar, "Elo cewek yang pelukan sama Samuel di koridor anak kelas duabelas?" Tanyanya yang kedua kali, nadanya terdengar songong. Jika dilihat kembali, kakak kelasnya itu lebih cocok dikatakan... ehmm.. cabe-cabean, mungkin?

Bajunya sengaja dikecilkan. Rok yang ia pakai ke sekolah dipotong hingga menyisakan setengah paha. Rambutnya di cat berwarna coklat terang. Pakai soflens. Plus bahasanya yang lebih mirip preman pasar ketimbang pelajar. Juga dia membawa dua temannya mengekor di belakang. Dandanannya sebelas duabelas, ewh.

Bella melirik name tag kakak kelas yang menghadang jalannya. Fara Aditya. Itu yang tertulis di name tag-nya. Bella jadi meringis, nama secantik itu tidak pantas buat orang brandal.

Bella memutar kedua matanya. Malas menanggapi kakak kelas yang bernama Fara itu.

"Gue sibuk." Bella kembali melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda. Lebih baik memainkan sebuah gitar atau piano. Itu jauh lebih menyenangkan ketimbang meladeni kakak kelas yang gayanya melebihi boss.

Fara menarik tangan Bella. Ia mendengkus marah, "Gaya banget sih, lo," matanya menatap Bella dengan sinis. Jika mata Fara laser, mungkin sekarang Bella susah hangus terbakar.

SamuelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang