~oOo~
Sampai akhirnya ia di kelas Bella. Mata tajamnya mengamati keadaan Bella yang jauh dari kata Sehat.
Walaupun masih terlihat cantik di mata Sam, gadis itu terlihat pucat. Matanya sayu. Menandakan bahwa ia sedang sakit.
"Kenapa gak mau sarapan? Jangan bikin khawatir Ra."
"Ah-ehm.. "
Bella jadi gelagapan sendiri ditanyai seperti itu dengan Sam. Sungguh, dia tidak cari perhatian atau ingin dikhawatirkan. Hanya moodnya saja yang berantakan.
"Makan, Ra." Saran Samuel yang lebih terkesan menuntut. Nada bicara terdengar pelan dan juga lembut. Dia juga tidak peduli kalau-kalau adik kelasnya itu mencuri pandangan ke arah dia.
Bella menggeleng pelan, "Enggak mau makan."
"Kenapa? Kan udah dibeliin roti sama temen lo." Cowok itu menduduki kursi samping Bella tanpa izin kepada yang punya. Membuat mereka duduk bersampingan.
Sam menghadap Bella yang berada di samping kirinya, "mau makan apa?"
Satu-persatu orang yang berada di ruangan itu keluar, pergi ke lapangan untuk melaksanakan kegiatan upacara. Hanya Bella dengan Sam yang tersisa.
"Enggak lapar." Ucap Bella pelan, dia menunduk menatap sepatunya yang bermotif garis bergelombang berwarna putih di sisi luar.
"Nanti sakit, Ra."
"Biarin aja." Bella mendongak. Berbalik menatap Sam yang menduduk di kursi milik Mika yang sedang izin.
"Trus sekarang maunya apa?" Sam menatap Bella dengan tatapan lelahnya, nada suaranya terdengar lirih.
Bella tertarik dengan ucapan Sam. Matanya sedikit melebar. Bibir pucatnya tersenyum senang, "Ajakin gue bolos, dong." Pintanya.
Bella mengucapkan itu dengan semangat. Seolah-olah itu keinginan yang susah sekali tercapai, walau memang begitu faktanya.
Bella itu bukan tipekal murid pintar yang sekali diterangkan oleh guru langsung paham. Ibunya yang mengge-push dirinya supaya menjadi juara satu, membuat dia belajar mati-matian dan membaca buku yang sebenarnya lebih enak di bakar ketimbang di baca itu menjadi alasan yang cukup kuat kenapa dia tidak pernah mau berbolos dan berurusan dengan guru BK.
Sam menghela nafas. Dia sangat mengerti jika Bella sedang ada masalah.
"Makan dulu rotinya. Nanti gue ajak ke markas. Kita bolos bareng." Sam memberi keputusan yang membuat Bella senang bukan main.
Bahkan Bella langsung memakan roti yang sejak tadi belum tersentuh sedikitpun. Ia juga memberikan senyuman terbaiknya, tidak peduli dengan bibirnya yang pucat dan pecah-pecah karena kurang minum serta asupan vitamin.
"Oke."
Tangan Bella yang tidak memegang roti membuat huruf o dengan menyatukan jari telunjuk dan jempol.
Sam ikut tersenyum melihat Bella yang memakan rotinya. Walaupun sebenarnya cowok itu tau kalau Bella makan karena terpaksa. Ia juga sudah ada rencana untuk mengajak Bella bolos kemana.
Berbanding balik dengan Bella yang harus belajar mati-matian, Sam justru mendapatkan kepintaran dengan gampangnya. Tipe orang yang sekali di terangkan langsung paham. Dia 12 IPA 1. Kelas unggulan. Tapi dia tidak peringkat pertama, melainkan peringkat delapan belas. Hal itu disebabkan karena dirinya sendiri yang memiliki sikap minus.
Sebenarnya Sam bisa saja peringkat pertama dengan gampang karena otaknya yang mudah paham dan aktif di ekstrakulikuler. Tapi itu semua ditolak melihat kelakuan Sam yang sering bolos dan tidak pernah memakai atribut lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samuel
RomanceFollow aku dulu ya biar terjalin sebuah ikatan diantara kita! Makasih :') "Gue gak tau cara supaya cewek berhenti nangis, tapi biasanya cewek kalau nangis butuh pelukan." ****** Butuh waktu sedikit lama untuk menyadari bahwa cerita ini bukanlah ceri...