labrak

816 56 2
                                    

Informasi:
1. Cerita Samuel akan ada sedikit perbedaan dengan cerita yang lama (jadi, kalian readers lama juga wajib banget baca dari ulang).
2. Cerita yang ini akan ada beberapa nama tokoh yang diganti.
3. Grexyda dibaca Greksida.

Warning for typo, happy reading.

~oOo~

Suasana kantin ramai dipenuhin murid-murid. Sudah menjadi hal yang wajar jika itu terjadi, tak akan ada yang harus diherankan.

Kini, Bella dan dua temannya baru saja memasuki area kantin, mereka sepakat memilih duduk ditempat yang berdekatan dengan stand kantin--meja kedua dari depan--Guna memudahkan pemesanan makanan.

"Bell lo mau makan apa?"

"Kayak biasa aja," Mika langsung mengangguk dan segera membeli pesanan kedua temannya. Cewek itu tidak berlama-lama memesan terbukti dari dirinya yang kembali dalam waktu dekat, sambil membawa naman coklat berisikan bakso panas exra dua sendok makan sambal. Pesanan yang biasa dibeli oleh Bella dan Renata.

Bakso yang biasa dipesan Bella pun datang begitu juga pesanan milik Renata, ketiganya mengaduk bakso mereka masing-masing dan memakannya, sambil diselingi obrolan kecil.

"Kalian pada udah tau belum si?" Mika dan Bella menoleh ke arah Renata dengan pandangan penasaran, "udah tau belum?

"Belum tau lah, kan belum dikasih tau," elak Mika. Entah kenapa hari ini Mika sangat sensitif. Membuat dua temannya, Bella dan Renata, menepuk jidat mengingat hari ini tanggal menstruasi perempuan itu. Keduanya harus lebih bersabar untuk hari ini sampai beberapa hari kedepan menghadapi cewek barbar yang tadi memesan makanan.

"Emang ada apaan deh?" ujar Bella menanggapi dengan respon santai. Dia memotong baksonya dahulu dengan sendok sebelum benar-benar dimasukkan ke mulut.

"Kalian tau kakak tingkat yang namanya Vira, kan?" Renata sendiri tidak mengindahkan Mika, sebab, dia sendiri mengetahui watak temannya itu ketika sedang datang bulan.

Bella bergumam pelan sebagai tanda setuju kalau dia tahu siapa Vira.

"Tau, emang dia kenapa?"

Hampir seluruh murid di sekolah Bella mengenal perempuan itu. Jabatan ketua cheeleader membuat dirinya dinyatakan termasuk jajaran mostwanted. Cewek berambut sebahu itu cukup manis dengan gerakan cheersnya yang memukau.

"Serius ini kocak sih," Renata memberhentikan kegiatan makannya sebentar, "dia, ditolak."

"Hah? Gimana-gimna? Beneran?" Renata mengangguk cepat.

"Seriusan? Cewek cantik kayak dia ditolak?"

"Iya! Lucu banget asli, gue sih kalo jadi dia bakalan gak masuk sekolah seminggu deh,"

"Gila ya, cantik banget padahal," Bella menggeleng-gelengkan kepala, tidak percaya bahwa perempuan secantik Vira ditolak. Padahal mah, memang bisa saja kan? Kecantikan tidak bisa dijadikan tolak ukur.

"Dia ditolak sama kak Sam, njir."

Mendengar nama Sam disebut membuat Bella terdiam sebentar, nama itu mengingatkan Bella dengan kejadian beberapa jam lalu di atap sekolah.
Ahh, kakak tingkat yang itu ya

SamuelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang