CH 26

12 4 3
                                    

***

"Perasaan gue gak enak, lingga kan masih labil" Batin Al

Ia memutuskan untuk turun dari ranjangnya dan membangunkan dirga dan mengajaknya menuju ruang bawah tanah tempat Elgara disekap

"Dirga, bangun lo" ucap Al sambil mengoyak tubuh dirga

"Eum.. i-iya bang" ucap dirga sambil mengerjapkan matanya

"Lingga, di bawah sendirian gue takut tuh anak kebawa emosi" ucap Al pada Dirga

"Aish!!! Kenapa gak bangunin gue dulu sih tuh anak" dumel Dirga

"Gausah ngedumel lo, mending temenin gue nyusul" ucap Al pada Dirga

Al dan Dirga langsung bergegas menuju ruangan bawah tanah mereka, namun sesampainya dipintu depan, mata mereka sudah disuguhi pemandangan pagi. Buat Dirga hal itu hal biasa tapi entah mengapa bagi Al hal itu membuatnya malas dan kesal.

***
"Nah sampe" ucap Jeffryan sambil menuruni mobilnya

"Thanks ya Jeff" ucap Helene mengikuti Jeffryan turun dari mobil

"Makasih doank nih" ucap Jeffryan menggoda Helene

Helene paham maksud Jeffryan dia hanya pura-pura tidak peka

"Terus mau apa?" Tanya Helene berlagak polos

"Ishh pura-pura gak peka lu mah, Morning Kiss kek" ucap Jeffryan dengan nada sebal

"Ahahaha, gak berubah yah modusnya, come to me baby" ucap Helene mendekatkan posisinya menjadi tanpa jarak dengan mantan kekasihnya itu. Tanpa fikir panjang, Jeffryan yang mendapat persetujuan dari Helene langsung melumat bibir Helene dan melingkarkan tangannya di pinggang Helene. Namun ciuman itu terhenti tiba-tiba setelah sebuah suara mengejutkan mereka.

"Harus banget depan rumah, semaleman gak puas?" Ucap suara itu dengan nada dingin yang menjadi ciri khasnya.

Helene hafal suara itu, dia langsung melepaskan ciumannya dan menoleh ke arah suara itu.

"Sirik aja lo, kemaren lo sama dia juga gue gak protes" ucap Helene tak kalah sewot

"Ck!!! Iya gak protes, tapi lo diemin gue!!!" Jawab suara itu yang tak lain adalah Alfred

"Beb, gue balik yah jangan lupa kabarin gue nanti malem" ucap Jeffryan pada Helene

"Siap boss" ucap Helene sambil mengangkat tangannya dan memberikan hormat pada Jeffryan sekilas

"CK!!! Males gue, Dirga ayo lanjut" ucap Al datar kemudian berjalan meninggalkan Helene dan Jeffryan

"I-iya bang" ucap dirga mengikuti Al

"Kalian mau kemana" tanya Helene

"Adek lo sendirian di bawah" sahut Al tanpa menoleh sedikitpun

"Susul gih, gue balik duluan bye" ucap Jeffryan pada Helene kemudian berjalan menuju mobilnya, Helene hanya mengangguk dan kemudian menyusul Al dan Dirga setelah mobil Jeffryan melaju meninggalkan rumah itu.

***

Pertarungan Elgara dan Lingga pun berlangsung sengit, Elgara terus memancing emosi Lingga agar fokus Lingga hilang dan dia dengan mudah mengelabui Lingga, dan benar saja hal itu berhasil ia lakukan, Lingga sangat terpancing dengan perkataan Elgara hingga dia kehilangan fokusnya dan tiba-tiba

SETT!!!
JLEB!!!

Elgara berhasil menyayat lengan Lingga kemudian menusukkan pisau yang ia dapatkan di dinding ruangan itu pada perut Lingga, hal itu membuat Lingga jatuh berlutut di depan Elgara.

"Sudah kubilang kau hanya bocah ingusan yang tidak berguna" ucap Elgara dengan senyum penuh kemenangan

"M-mati k-kau E-Elgara!!!" Ucap Lingga dengan sisa tenaganya, darah sudah berlumuran dari tubuhnya

"Hahahah, dasar bocah ingusan sudah tak berdaya masih mau mengancamku?? Sebelum aku mati, akan kubuat kau menyusul Ayahmu bocah tak berguna" ucap Elgara sambil mencabut kasar pisau yg ia tusukkan ke perut Lingga dengan kasar, membuat Lingga mengerang kesakitan, Elgara menendang kasar perut Lingga membuat Lingga memuntahkan darah segar dari mulutnya.

Tak cukup sampai disitu Elgara mengarahkan pisau dengan lumuran darah itu kearah mata Lingga yang sudah terpejam, ketika ia hendak menusukkan pisau itu pada mata Lingga tiba-tiba

DORR!!!
DORR!!!
DORR!!!

3 Peluru menancap pada kedua bahu dan lengan Elgara membuat pisau itu jatuh ke lantai

"BAJINGAN!!!!"

"MATI KAU!!!!"

Ucap Alfred dan Helene segera berlari menuju kearah Lingga dan Elgara. Mata Helene dan Alfred terbelalak melihat kondisi Lingga di depannya. Sementara Elgara hanya tersenyum penuh kesombongan

"S-sudah ku bilang, j-jangan main² denganku, bocah ingusan" ucap Elgara kearah Al dan Helene.

Helene dan Al langsung menatap tajam kearah Elgara, tatapan mereka seakan mengartikan bahwa Singa Kelaparan sudah bangun dari tidurnya.

Al langsung mengambil pisau yang terdapat darah Lingga dan menatapnya tajam.

"Dirga, lo bawa Lingga!!, Telfon dokter sekarang, pastiin Lingga baik-baik aja, lo taukan kalo akibatnya kalo dia kenapa²" ucap Helene

"I-iya kak" ucap dirga langsung membawa Lingga ke mansion mereka dan menelfon dokter seperti perintah Helene.

Al mengusap pisau bekas darah Lingga itu dengan tangannya sementara Helene berjalan mendekati Elgara yang terduduk tak jauh dari tempat Lingga

"Sampai mati pun gue gak sudi darah adek gue bercampur dengan nada bajingan itu!!!"ucap Al dengan nada kasar dan dingin yang menjadi ciri khasnya

"Lo tau kan, darah harus dibayar dengan darah, dan nyawa harus di bayar dengan nyawa"bisik Helene di telinga Elgara.

"Tadinya gue masih baik, mau kasih lo permintaan terakhir tapi setelah apa yang lo lakuin ke adek gue, Lo gak pantes dapetin itu!!!" Ucap Helene menekan kata²nya

"Lo udah nyaris ngebunuh gue, dan sekarang lo nyakitin adek gue?? Bedebah!!!" Ucap Al tak kalah menyeramkan di telinga Elgara

"Al, sekarang" ucap Helene memberikan kode pada Al, dan mendapatkan anggukan dari Al

Al dibantu Helene langsung mengikat Elgara dengan posisi memeluk sebuah tiang, kemudian merobohkan tiang pada salah satu penyangga.

"Gue percaya sama lo" ucap Helene tersenyum miring

"Siap, lo tenang aja" sahut Al dengan nada pasti

Tak pikir panjang Al langsung melakukan aksinya menyayat beberapa tubuh Elgara hingga usus-usus di perutnya keluar berceceran

Helene langsung membuka lantai di sela-sela penyangga itu kemudian cahaya bara api sudah memancar dari bawah lantai itu, tanpa berlama-lama lagi Helene memutuskan rantai yang mengikat Elgara membuat Elgara beserta organ²nya jatuh kedalam bara api itu, Al juga membuang pisau itu kedalam bara api yang melalap tubuh Elgara. Helene segera menutup lantai itu.

"Selamat tinggal" ucap Al dan Helene kompak.

Al dan Helene langsung bergegas kembali ke Mansion untuk mengecek keadaan Lingga.

***

Dirga tampak mondar mandir di depan kamar Lingga, ia begitu mencemaskan Lingga, dokter belum juga keluar dari kamar Lingga

"Dirga, gimana keadaan Lingga?" Ucap salah satu suara yang membuat Dirga menghentikan langkahnya

"Dokter belum keluar kak" jawab dirga pada suara itu yang tak lain adalah Helene

Tak lama setelah kedatangan Al dan Lingga, dokter keluar dari kamar Lingga.

"Dok, gimana keadaan Lingga" tanya Al seraya menghampiri dokter itu

"Lingga..."

********

Hayoloh lingga kenapa ???
Jangan lupa Vomentnya~~~~~

Happy reading

The Psycho Mafia'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang