CH 27

19 3 3
                                    

"Lingga kenapa?" Tanya Al dengan nada membentak pada sang dokter

"Al tenang al" ucap helene sambil mengusap punggung tangan Al untuk menenangkannya

"Lingga...Lingga..."  dokter itu seakan ragu untuk berbicara

"Adek gue kenapa?, lu ngomong yang bener bosen idup apa lu?" Tanya Helene dengan nada penuh kecemasan

"Lukanya begitu dalam, dia harus di operasi tapi saya tidak berani melakukannya tanpa prosedur rumah sakit, kondisinya sekarang kritis, dia juga kehilangan banyak darah" jelas dokter itu dengan nada ragu

Mendengar penjelasan sang dokter lutut Helene melemas dia jatuh terduduk dan tertunduk, tanpa terasa airmatanya menetes begitu saja. Sementara Al, dia benci situasi ini, dia tidak bisa melihat perempuan menangis terlebih ini Helene dia tau Helene tidak semudah menangis jika bukan tentang hal yang dianggapnya berharga. Al segera mensejajarkan posisinya dan memeluk Helene dia berusaha untuk menenangkan Helene.

"Lingga gak papa, dia anak yang kuat, lu lupa ini bukan situasi pertama kita kan?" Ucap Al sambil mengusap punggung Helene.

"Kak... Bang... Gawat" ucap dirga tiba-tiba mendekati Al dan Helene

Helene langsung melepaskan pelukan Al, dia mencoba berdiri dan mengusap airmatanya. Al pun kembali berdiri mengikuti Helene

"Ada apa?" Ucap Helene menatap Dirga

"Si bajingan Elgara itu kak, dia ternyata udah sekongkol sama polisi untuk nangkep kita, dan dari informasi yang gue dapet polisi akan kesini dalam kurun waktu 1x24 jam" jelas Dirga

"ARGGHHH!!! SIAL!!! BEDEBAH!!!" teriak Al secara tiba-tiba tatapan nya menjadi tajam bahkan dia bisa menghabisi siapa pun saat ini jika ia mau

Belum sempat mereka berfikir tentang ucapan Dirga tiba-tiba terdengar bunyi aneh dari kamar Lingga

Titt......Titt....Tittt......

DEG!!!

Helene tau persis bunyi apa itu, dia segera berlari menuju kamar lingga diikuti yang lainnya.
Benar saja, alat medis yang menempel di tubuh Lingga berubah menjadi garis lurus.
Sang dokter pun mendadak shock, dia segera melakukan tindakan untuk menangani lingga, dia tau jika lingga tak selamat maka bisa jadi dia akan ikut menyusul Lingga saati itu juga.

"Lo cek nadi sama semuanya biar gue yg CPR" ucap Helene

"Iya nona" ucap dokter itu menuruti perkataan Helene

Al tak bisa melihat ini, dia tak bisa melihat adiknya dalam keadaan selemah itu dia memutuskan untuk keluar kamar menuju balkon, sembari menenangkan amarahnya.
Baginya ini mimpi buruk, mungkin bukan hanya bagi Al tapi bagi helene juga.

The Alexanders benar-benar dihadapkan dengan masalah pelik dalam satu waktu secara bersamaan. Mulai dari masalah lingga, hingga masalah mereka yang menjadi buronan sekarang.

Al menundukkan kepalanya berusaha mencari ide atau bahkan menenangkan dirinya sendiri.

Tak berselang lama sebuah langkah mendekat kearah Alfred mensejajarkan posisinya di sebelah Alfred. Dia menarik tubuh Alfred kedalam pelukannya. Alfred tak menolaknya dia membalas pelukan wanita itu.

"Lingga masih selamat kok, ya walaupun kondisinya lemah banget" ucap wanita itu yang tak lain adalah Helene

Tak ada jawaban dari Alfred ia hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Al, lo tau kan golongan darah lingga itu langka" tanya Helene pada Alfred

"Iya gue tau, dan satu-satunya rumah sakit yang punya stock itu di Inggris, sedangkan kita gabisa pergi bareng untuk kesana, bahkan mungkin lingga dia harus sendiri disana" ucap Alfred sambil menghela nafasnya

The Psycho Mafia'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang