Warning 🔞🔞🔞
Bandel tanggung sendiri, Homophobic skip yahh!!! Jangan bandel!!! Nnti Author nya yg disalahin***
Al sedang duduk disebuah tempat yang sering disebut sebagai Arena streetfight, dia baru saja melaksanakan sparing dengan beberapa orang di terduduk di tepi arena di sebuah bangku panjang sambil memegangi botol minumannya.Tiba-tiba terlihat sosok samar dari arah berlawanan, membuat Al menatap lekat sosok itu dan memastikannya. Sosok itu tersenyum ke arah Al sambil memberikan isyarat untuk Al mendekat
"Al.... Sini" ujar sosok itu lembut
"S-sendy...." jawab Al memastikan
Perempuan yang di panggil Sendy itu hanya tersenyum simpul dan mencoba memancing Al untuk mengikutinya.
Al pun tanpa sadar ikut berlari mengejar Sendy sambil mencoba menahan sendy
"Sendy.... Jangan pergi sen... Sendy tunggu" ucap Al
Namun bayangan Sendy perlahan-lahan semakin menjauh hanya sebuah suara terdengar jelas
"Kamu pembunuh!!!! Kamu pembunuh!!!! Kamu pembunuh!!!!" Ucap sumber suara itu, yang membuat telinga Al berdenging dan sakit, Al berusaha menutup telinga nya dengan menggunakan kedua tangan dan dia berteriak
"Sendy!!!!!!!" Teriak Al yang membuatnya tersadar bahwa itu semua hanya mimpi.
Al bangun dengan kondisi terduduk ia melihat sekelilingnya ia baru sadar bahwa ia sedang berada di sebuah kamar, ia merasakan nyeri pada bawah punggungnya akibat tembakan Adrian tapi ia baru sadar bahwa lukanya bukan lagi dibalut dengan kain bekas dress Helene tapi sudah menjadi kain perban.
"Sudah bangun..??" Ucap seseorang yang keluar dari kamar mandi Al
"H-helene??" Tanya Al cukup terkejut dengan kedatangan Helene
"Gue cuma nganterin makanan lo, sambil numpang cuci tangan, gue gak maksud buat ganggu mimpi lo sama Sendy" ucap Helene seraya berjalan menuju pintu untuk keluar
"H-helene gak gitu, jangan salah paham" ucap Al berusaha bangun namun bahunya terasa nyeri ia hanya merintih pelan
"Awhhh.... Shit!!! Pakek darah lagi" ucap Al pelan.
"Dokter bilang jangan banyak gerak dulu" ucap Helene sambil membuka pintu kamar Al kemudian lenyap begitu saja
"Helene... Helene... Helene" ucap Al berusaha memanggil Helene namun tak ada sautan.
***
Sementara saat Helene hendak berjalan menuju kamarnya ia melihat ada lingga yang sedang berciuman dengan Dirga
Bukan hanya berciuman, bahkan Helene sudah melihat Dirga dan Lingga tanpa sehelai kain pun di ruang tamu mansion mereka"Dasar bocah gila bisa-bisanya mereka main di ruang tamu kek gapunya kamar aja" gumam Helene sembari melanjutkan langkahnya ke kamarnya.
Saat berada di kamar nya Helene hanya terduduk di ranjangnya ia mengingat semua kejadian yang telah menimpanya, namun yang muncul bukan kejadian penyekapannya oleh Adrian, tapi kejadian di mobil saat Al memanggil nama perempuan lain, padahal tangannya lah yang berada di genggaman Al.
Tak terasa bulir-bulir air bening jatuh dari matanya, Helene langsung buru-buru menyeka air matanya ia tak mau menangis, ia tak mau dianggap lemsh nantinya
***
Lingga dan Dirga menikmati malam mereka dengan penuh gairah, ntah mengapa vetish Lingga maupun Dirga muncul secara liar malam itu."Ahhhhh....Ngghhhhh....Fffaaassstterrr bbyyhhh" desah Lingga berkali-kali saat tangan nakal dirga mengocok barang kesayangan Lingga
"Ugghhhh.... Are you ready baby" ucap dirga diiringi smirk andalannya
Lingga hanya mengangguk dia tak dapat berbicara karna mulutnya sudah full oleh dirga junior.
Tanpa fikir panjang Dirga langsung mempercepat permainan nakalnya dan Lingga pun turut melumat brutal dirga junior.
Mereka saling beradu saliva satu sama lain hingga puas.
***
Terdengar suara teriakan dari sebuah ruangan dikamar Helene. Ya, kamar Helene memang memiliki connecting door dengan kamar Ayahnya yaitu tuan Alexander
"Hmm suara apa itu" tanya helene heran
"Kayaknya dari kamar daddy deh, apa gue cek aja yah" batin Helene
"Tapi kalo itu jebakan lagi gimana?? Biar bagaimanapun daddy udah pernah ngejual gue" batin Helene
"Ahh udahlah bodoamat" ucap Helene merubah posisinya menjadi berbaring, ia mencoba terlelap malam itu.
***
"Arghhh.... Sial!!!"BRAKK!!!!
Al sedang frustasi dia memukul kaca dikamar mandinya hingga retak, dia tampak begitu kalut saat ini, dia merutuki dirinya sendiri
"Kenapa bisa gue mimpiin sendy sih, padahal tuh cewek udah mati!!! Argghh!!!" Ucap Al sambil mengacak-acak rambutnya sendiri
"Gue baru aja hampir kehilangan Helene dan gue mimpiin sendy, bodoh lu Al" ucapnya sambil memukuli dirinya sendiri
"Helene pasti marah besar sama gue,arghhhh gue harus gimana sekarang, Ck!!!"
BRAKKK!!!!
Al kembali memukul kaca retak itu hingga menjadi berkeping-keping, tangannya kini berlumuran darah namun Al tak peduli itu, yang ada dipikirannya saat ini adalah maaf dari Helene.
Ia bergegas menuju kamar helene dengan kondisi nya kalut. Ia sempat melihat lingga dan dirga namun ia tak menggubris kelakuan adiknya itu, yang terpenting saat ini adalah Helene memaafkannya.
Tanpa basa-basi Al langsung masuk ke kamar Helene, namun ia melihat Helene tengah terlelap, ia mendekati Helene dan menatapnya lekat, ia dapat melihat jelas sudut mata Helene basah seperti orang yang baru saja menangis.
Al terduduk di tepi ranjang Helene, ia mengusap pelan rambut Helene
"Maafin gue yah, gue udah gagal jagain lo, sekarang gue juga gagal jagain airmata lo" ucap Al dengan lembut sambil mengusap pipi dan rambut Helene bergantian.
Tiba-tiba mata Al tertuju pada connecting door di kamar Helene, ia bergegas menuju pintu itu dan
DORRR!!!!!
******
HAYOLOH APAAN TUH?? SI AL NGAPAIN DAH??? MAAP YA GUYS PART INI KALO VULGAR, KARENA EMANG PART SISTEM KEBUT MALJUM DOANK AHAHAHAH
JANGAN LUPA VOMENT NYA GUYS WUFFYUUU
KAMU SEDANG MEMBACA
The Psycho Mafia's
AksiyonAlfred Jackson Miles Alexander Gryhson Helene Victoria Alexandra Lingga Edgara Alexander Siapa yang tak kenal mereka bertiga? Keluarga Mafia terkejam dan tersadis sedunia, jangan pernah bermain-main dengan mereka atau nyawa kalian taruhannya. Al den...