CH 17

30 4 4
                                    

***

Posisi Adrian sedikit terdesak, ia harus melawan Al dan Lingga sendirian, hal ini membuatnya harus mengambil tindakan cepat ia melesakkan sebuah tembakan sembarang

DORRR!!!!

Tembakan itu melesakk ke bawah bahu Alfred membuat alfred jatuh terduduk , Lingga yang melihat kakak laki"nya jatuh akibat tembakan Adrian pun memanfaatkan hal itu dengan menodongkan pisau ke arah kepala Lingga, sementara Al hanya memegangi bahunya yang berlumuran darah.

"Siapa suruh kalian ikut campur urusan gue!!! Sekarang nyawa kalian sebagai gantinya" ucap Adrian sambil menarik satu pistol lagi dan ditodongkan ke Al

Tanpa pikir panjang Adrian langsung menarik pelatuknya dan saat Adrian ingin melepaskan tiba-tiba.

DORRR!!!
DORRR!!!
DORRR!!!

Tiga peluru menancap di leher, dada, dan perutnya membuat pistol ditanganya jatuh dan ia pun tersungkur ke lantai.

Sebuah langkah berjalan kearah Lingga dan Al, mereka tau persis suara langkah itu.

"Helene...." Panggil Al dengan nada memastikan

"Kak Helene....."Ucap Lingga masih memastikan

"Kalian gapapa kan ??" Ucap suara itu seraya duduk menyamakan posisinya dengan Al dan Lingga.

Tak ada jawaban dari Al dan Lingga mereka refleks memeluk Helene, mereka bertiga nyaris mati hari ini beruntung dewi fortuna masih berpihak pada mereka.

"Kak.... Gue seneng lo baik-baik aja, gue fikir lo bakal ninggalin gue" ucap Lingga dengan suara yg seperti orang ingin menangis

Helene hanya tersenyum melihat tingkah Lingga.

"Udah jangan nangis, masa mafia nangis lu mah dek" ucap Helene memeluk erat Lingga

"Lingga doank yang di peluk mah, padahal gue yang luka juga" lirih Alfred

"Sirik aja lu bang!!!" Ucap Lingga kesal

Tanpa fikir panjang Helene merobek kembali dress panjangnya itu dan menyulap nya menjadi mini dress dadakan.

Kemudian ia menutup luka Al dengan kain bekas dressnya itu.

"Luka lo biar gak infeksi jadi gue tutup pakek ini dulu yah" ucap Helene

Bukan menjawab perkataan Helene, Al langsung menarik Helene kedalam pelukannya dan mendekapnya erat

"Lo gaboleh kayak tadi lagi!!! Lo gatau sakitnya gue lihat lo hampir mati tadi" ucap Al semakin mengeratkan pelukannya pada Helene

Helene tersenyum dan membalas pelukan Al dengan hangat. Namun tiba-tiba

DORRR!!!!!
DORRR!!!!!

Suara tembakan kembali terdengar, kini Lingga yang menembak jasad Adrian dibagian matanya.
Helene dan Al hanya menggeleng melihat kelakuan bungsunya itu.

"Dah yok, pulang kita kak, bang mangsa kita masih kurang satu lagi noh si tua bangka itu" ucap Lingga santai dan meninggalkan basement Adrian itu diikuti Helene dan Alfred di belakangnya.

***
Dirga tampak cemas karna belum ada kabar satupun dari kekasihnya itu, ia mondar-mandir seperti orang linglung sambil melihat ponsel nya berharap Lingga menelfonnya.

Perlahan-lahan tuan Alexander mulai sadar di mencoba berteriak dan berusaha melepaskan ikatannya.

"Diem deh!!! Udah tua juga masih aja jahat lo" ucap Dirga asal

Pria tua itu masih berusaha melepaskan ikatannya dan juga sumpalan di mulutnya. Namun usahanya tetap saja gagal

"Makanya lo jadi orang tua yang bener, berani-beraninya jual anak sendiri, sakit jiwa lo dasar" ucap dirga  menatap malas alex

"Tunggu aja, paling lo bakal di jadiin sup daging manusia ama kak Helene nanti" ucap dirga sembarang

Mendengar perkataan dirga, Alex hanya bisa diam, dalam hatinya ia tak percaya bahwa Helene akan melakukan itu

"Mana mungkin Helene seberani itu, Helene tetaplah putri kesayanganku bukan" batinnya dalam hati.

Wajah dirga menjadi sedikit tenang karna Lingga baru saja mengiriminya pesan yang mengatakan bahwa mereka bertiga selamat dan sedang menuju ke rumahnya.

***
Al dan Helene duduk di jok belakang sementara Lingga di depan sendirian mengemudikan mobilnya.
Al menyenderkan kepalanya di bahu Helene, kemudian menggenggam erat tangan Helene. Lingga yang melihat kelakuan modus abangnya dari spion kaca kecil di mobilnya hanya menggeleng pelan.

"Kita lagi mobil kali bukan mau nyebrang bang, kenceng bgt tuh tangan megangnya" goda lingga

"Iri aja bontot, berisik ahh"ucap Al sambil memejamkan matanya sambil mengeratkan genggamannya

"Tau gitu gue ajak dirga tadi hisshhh, berasa supir gue disini" dumel Lingga

Helene hanya tersenyum sambil menggeleng pelan melihat kelakuan Tom & Jerry nya itu.

"Kalian ribut mulu yah, kalo gue tadi die gimana dah kalian nantinya" ucap Helene sembarangan

"Hishhh kakak!!! Jgn ngomong gitu anjir!!! Pokoknya mulai sekarang kakak gaboleh keluar sendirian, harus ajak Lingga atau bang Al tuh" protes Lingga

Sementara Al langsung mengangkst genggamannya dan meletakkan di pipinya.

"Gue jemput lo kalo sampe lo ninggalin gue sama Lingga" ucap Al dengan mata terpejam nya itu.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju mansion mereka dengang santai, terlihat Al yg terlelap di pundak Helene sambil menggenggam tangan Helene, Lingga yg fokus menyetir dengan menggunakan earphone nya, dan Helene yang duduk menikmati pemandangan selama perjalanan mereka. Namun ditengah-tengah perjalanan Helene di kejutkan dengan lirihan suara Al.

"Sen... Sendy... Lo mau kemana? Sen..." Ujar Al pelan namun terdengar jelas di telinga Helene

"Sendy?? Al mimpi perempuan itu??" Batin Helene, namun ia berusaha tetap tenang di depan Lingga, ia tak mau Lingga curiga

*****

Hayoloh kira-kira Al mimpi apa??? Dan siapa yang akan mengeksekusi ayah angkat mereka??

Jangan lupa voment nya

The Psycho Mafia'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang