4. 💍 Pertemuan 💍

8.4K 651 139
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, hari yang cukup mendebarkan untuk kedua insan yang sebentar lagi agak bertemu secara langsung, untuk mempertanyakan kembali proses perjodohan yang akan mereka jalani.

Hikam beserta kedua orang tuanya sudah berada di kediaman Alifia sekitar setengah jam yang lalu, mereka tampak asyik berbincang-bincang, sampai pada akhirnya terdengar derap langkah kecil dari seseorang, mereka pun menoleh ke arah sumber suara.

Tak sengaja netra penglihatan Hikam dan Alifia pun bertemu, namun dengan cepat mereka mengalihkan pandangannya, karena hal itu termasuk ke dalam zina mata, dan ada baiknya mereka harus menjaga pandangannya.

Alifia dan uminya pun segera duduk di samping kursi dekat dengan sang Abi.

Kedua orang tua Hikam tampak terpesona dengan calon menantunya ini, Alifia tampak anggun di balut dengan baju gamis berwarna pastel dengan hijab segi empat panjang berwarna senada yang membuatnya semakin terlihat menawan.

"Ini Alifia ya? Maa Syaa Allah cantiknya," tutur umma Hikam memuji.

"Terima kasih umma," jawabnya sambil menunduk malu.

"Baik, langsung saja, untuk mempersingkat waktu, kedatangan keluarga kami ke sini tak lain dan tak bukan adalah untuk membicarakan rencana perjodohan kedua anak kita kan?" kata abati.

"Iya, tentu saja, kalian berdua pasti sudah tau soal ini kan?" tanya abi kepada Hikam dan Alifia.

Alifia dan Hikam pun mengangguk sebagai jawaban.

"Jadi, bagaimana? Apakah kalian setuju atas perjodohan ini, dan menjalani proses ta'aruf nantinya?" tanya abati lagi.

"Silahkan, Hikam jawab terlebih dahulu," ucap umma.

"Bismillahirahmanirrahim, In Syaa Allah atas izin-Nya, Hikam bersedia menjalani proses ta'aruf ini umma, abati, serta abi dan umi," ucap Hikam tegas namun masih terdengar lembut.

"Syukurlah kalau begitu, lalu bagaimana denganmu, Alifia?" tanya abi lembut.

"Bismillahirahmanirrahim, In Syaa Allah, Alifia juga bersedia untuk menjalani proses ta'aruf ini," ucap Alifia lembut.

Kedua orang tua Hikam dan Alifia pun tersenyum bahagia ketika mendengar jawaban dari kedua anaknya itu.

"Syukurlah kalau begitu, alhamdulillah. Semoga proses ta'aruf kalian lancar ya," ucap umma sambil tersenyum tipis.

"Aamiin Allahumma Aamiin," jawab keduanya serempak.

Setelah perbincangan mengenai rencana perjodohan dan ta'aruf mereka selesai, akhirnya kedua keluarga itu pun tampak bercengkerama sejenak, untuk mempererat tali silaturahim di antara mereka.

****

Kini, Hikam beserta kedua orang tuanya sudah kembali ke kediamannya. Setelah melaksanakan ibadah sholat maghrib berjama'ah yang di imami langsung oleh Abati, keluarga kecil itu pun melanjutkannya dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Beberapa waktu berlalu, malam semakin larut, mereka pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya masing-masing, untuk beristirahat.

****

Di kesunyian malam yang tenang dan damai, seorang pemuda tengah menatap indahnya cakrawala di malam hari, sambil di temani dengan kelap-kelip gemintang serta binar rembulan yang indah.

menghirup aroma udara malam yang sejuk sambil membaca beberapa halaman buku sejarah islam.

Ya, Hikam memang sangat suka sekali dengan segala hal yang berbau sejarah peradaban islam di masa lampau. Karena menurutnya, banyak sekali hal-hal yang menarik di dalamnya, serta ia juga bisa merasakan napaktilas peradaban islam di masa lampau.

Ada beberapa buku yang Hikam sukai mengenai pembahasan peradaban islam, salah satunya adalah buku berjudul "The Republic of Arabic Letters: Islam and the European Enlightenment" karya Alexander Bevilacqua, profesor sejarah di William College, Williamstown, Massachusetts, Amerika Serikat.

Ia sangat tertarik pada buku tersebut karena di dalam buku ini menapaktilasi kerja intelektual sekelompok sarjana Katolik dan Protestan di Eropa pada Era Pencerahan (sekitar Abad ke-18) dalam memahami peradaban Islam.

Merekalah orang-orang pertama yang menerjemahkan secara akurat Al-Quran ke dalam bahasa-bahasa Eropa, memetakan cabang-cabang keilmuan dan kesenian Islam, serta menulis sejarah Islam dari sumber-sumber berbahasa Arab.

Setelah hampir satu jam ia berada di luar sambil membaca buku tersebut, Hikam pun akhir memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

Sebenarnya ia sempat terpikir oleh rencana ta'aruf yang akan ia jalani bersama gadis bernama Alifia, namun akhirnya ia mencoba untuk tetap tenang sambil meminta petunjuk terbaik kepada Allah swt.

Gimana di part ini ada yang kurang gak? maaf ya partnya pendek-pendek 😂

Imam Untuk Alifia ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang