Hari berlalu begitu cepat, tak terasa hari ini adalah hari di mana ia akan di pinang oleh lelaki yang beberapa waktu lalu berta'aruf dengannya. Alifia saat ini tengah memandang cermin yang ada di hadapannya, menatap setiap sudut penampilannya.
Gadis itu tampak cantik dan anggun dalam balutan baju gamis berwarna merah maroon dengan hijab panjang berwarna senada. Sedari tadi ia hanya melamun di depan meja riasnya, rasa gugup menyergap relung batinnya.
"Aduh, kok aku jadi gugup gini ya? baru juga mau di khitbah, apalagi kalau nikah nanti? bisa pingsan kayaknya aku," monolognya.
Debaran jantungnya terasa lebih cepat dari biasanya, apakah dulu Uminya merasakan hal yang sama ketika akan di pinang oleh abinya?
"Assalamualaikum, nak. Jangan melamun, masih pagi loh," ucap umi Alifia.
"Wa'alaikumsalam, umi. Heheee, maaf abisnya Alifia gugup banget mi, apa dulu umi juga gini waktu abi datang meminang umi?" tanya Alifia.
"Aduh, anak gadis umi lagi gugup nih ceritanya, tenang sayang, jangan lupa bismillah, In Syaa Allah semuanya lancar, wajar kok soalnya dulu umi juga sama gugupnya seperti kamu," ucap Umi mencoba menenangkan anak gadisnya.
"umi, Alifia takut, nanti Alifia harus bilang apa kalau beliau bertanya?" ucap Alifia merengek.
"Tenang nak, kamu jawab aja apa adanya ya," ucap Umi Alifia lagi.
Alifia hanya mengangguk lemah, rasanya sangat tidak karuan sekali, terdengar agak berlebihan mungkin, tapi ya begitulah adanya.
"Udah, ayo kita turun, Hikam dan keluarganya sudah ada di bawah," ucap umi sambil mengenggam tangan Alifia.
"Hmm, iya umi," ucap Alifia.
Kemudian, mereka pun bergegas turun untuk menemui Hikam dan keluarganya.
****
Saat ini, Hikam dan keluarganya tengah berbincang-bincang sejenak, sambil menunggu Alifia dan uminya turun.
"Maaf menunggu lama, mungkin sebentar lagi mereka akan segera kemari," ucap abi Alifia.
"Iya abi, gak apa-apa kok," ucap Hikam sopan.
Tak lama kemudian, Alifia pun datang bersama dengan uminya, Hikam sedikit menengok sejenak ke arah calonnya. Hikam tak dapat memungkiri bahwa gadis yang sebentar lagi akan ia pinang ini memang cantik, dan shalihah.
"Cantik," batin Hikam.
Kemudian, Alifia pun segera menghampiri mereka dan duduk di kursi kosong yang tersisa di sana.
"Ekhem, baiklah, tak perlu berlama-lama lagi, jelaskan maksud dan tujuan nak Hikam beserta keluarga datang kemari," ucap abi Alifia.
"Bismillahirahmanirrahim, maksud dan tujuan saya beserta keluarga saya kemari adalah, saya berniat untuk meminang putri bapak untuk menjadi pendamping hidup saya, yang saat ini ada di hadapan saya, gadis itu bernama Alifia Adzkia Azani," ucap Hikam tegas.
"Apa kamu yakin, ingin meminangnya?" tanya abi Alifia.
"In Syaa Allah, saya yakin," ucap Hikam lagi.
"Baiklah, kalau begitu kami akan menyerahkan semuanya kepada putri kami, bagaimana nak? apakah kamu bersedia menerima pinangan nak Hikam?" tanya abi Alifia.
Alifia menghela nafasnya perlahan, dengan keyakinan yang telah Allah berikan padanya, dengan gugup ia menjawab pertanyaan tersebut.
"Bismillahirahmanirrahim, In Syaa Allah Alifia bersedia untuk menerima pinangan beliau, abi," ucap Alifia lembut.
"Apa kamu yakin, nak?" tanya Abi meyakinkan.
"In Syaa Allah, Alifia sangat yakin dengan keputusan yang telah Alifia ambil, abi," ucapnya lagi.
Kedua keluarga itupun tersenyum sumringah, alhamdulillah acara khitbah hari ini sangat lancar dan jawaban Alifia sangat membahagiakan bagi mereka semua.
"Baiklah, kalau begitu pinangan kamu, sudah kami terima dengan senang hati," ucap abi Alifia sambil tersenyum simpul.
"Alhamdulillah, terima kasih," ucap Hikam lega.
Lalu, pihak keluarga dari Hikam pun menyerahkan beberapa hantaran yang telah mereka siapkan, tidak terlalu banyak dan lengkap memang, karena hantaran yang lebih lengkap nanti akan mereka serahkan ketika acara pernikahan berlangsung.
"Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita tentukan tanggal pernikahan kalian? lebih cepat akan lebih baik, bukan?" ucap abati Hikam.
Mereka yang ada di sana mengangguk tanda setuju dengan ucapan yang di lontarkan oleh ayah Hikam.
Setelah perundingan yang cukup lama, akhirnya mereka menyepakati jika acara pernikahan Alifia dan Hikam akan di selenggarakan dua pekan yang akan datang.
Alhamdulillah, akhirnya Alifia di pinang juga 😊... Siapa yang udah gak sabar pengen lihat mereka nikah? 😂
Tunggu yaa, sebentar lagi kok 😊❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Untuk Alifia ( End )
Ficção Adolescente[ Religi-Romance ] ( Belum Revisi ) Alifia tidak pernah menyangka jika di usianya yang baru menginjak 20 tahun ia harus di jodohkan dengan lelaki bernama Muhammad Hikam Al-Ghifary. Seorang lelaki Shalih lulusan dari salah satu Universitas dan pond...