"Mas, umi sama umma mana? Mereka udah di kabarin kan?" Tanyanya.
"Sudah, mungkin mereka lagi di jalan," jawab Hikam.
Alifia kini sudah berada ruang bersalin, dokter mengatakan pembukaannya sudah sampai pembukaan enam, itu tandanya ia harus menunggu sebentar lagi untuk melalui proses persalinannya. Tak lama, kedua orang tua Hikam dan Alifia pun sudah berada di sana.
"Umi, sakit, mi. Maafin Alifia, ya, kalau selama ini Alifia banyak salah sama umi, Alifia belum bisa menjadi anak yang baik buat umi dan abi," ucapnya seraya memeluk erat uminya.
"Sutt, kamu bilang apa sih, sayang? Kamu anak terbaik yang umi dan abi punya, sabar ya, sayang, umi tau rasanya, kamu anak yang kuat, anak kamu pasti bangga bisa lahir dari rahim seorang wanita seperti kamu," ucap umi Alifia menenangkan.
Lalu, ia beralih memeluk ibu mertuanya, "umma, Alifia juga minta maaf ya, kalau aku belum menjadi menantu yang baik buat umma dan abati," ucapnya.
Umma Hikam menggeleng, "Menantu umma ini adalah menantu paling baik, umma bersyukur sekali bisa mempunyai menantu seperti kamu, jangan nangis ya sayang," ucap umma Hikam seraya menyeka air mata menantunya.
****
"Pembukaan sudah lengkap, air ketubannya pun sudah pecah, sebentar lagi proses persalinan akan di mulai, ibu Alifia siap ya?" Tanya Dokter Amira.
Alifia mengangguk, kemudian, Hikam meletakkan tangannya di puncak kepala Alifia seraya melafalkan sebuah do'a.
"HAANAH WALADAT MARYAM, WA MARYAM WALADAT 'IISAA, UKHRUJ AYYUHAL MAULUUDU BI QUDRATIL MALIKIL MA'BUUD. ALLAAHUMMA SHALLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN SAHHIL WA YASSIR MAA TA'ASSAR."
"ALLAAHUMMA BIHAQQI MARYAMA WA BIHAQQI MAN UNZILAT "ALAIHI SUURATU MARYAMA KHAFFIF ANHAA (Alifia Adzkia Azani binti Hafsah) AALAAMAHAL MAKHAADHI BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIINA."
"Ya Allah! Dengan hak Maryam, juga dengan hak hamba yang diturunkan kepadanya Surat Maryam, ringankanlah penderitaan bersalin darinya (nama orang yang melahirkan dan ibunya), dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang amat mengasihi dari segala-galanya."
Setelah melafalkan do'a untuk kelancaran persalinan istri tercintanya, ia menggenggam erat tangan Alifia.
"Bismillah, istri mas pasti kuat," ucap Hikam seraya mengecup kening Alifia.
Kemudian, Dokter Amira pun mulai memberikan intruksi kepada Alifia, dengan sekuat tenaga ia mengejan untuk melahirkan sang buah hati, sesekali rintihan kesakitan terdengar di seisi ruangan.
Hikam yang melihat perjuangan sang istri, nampak berkaca-kaca, sesekali ia menyeka keringat yang bercucuran di pelipis mata Alifia, dan mengecup telapak tangannya.
"Ya Allah, sakit sekali, mas, Alifia gak kuat!" rengeknya.
"Sayang, kamu pasti kuat ya, sedikit lagi, ayo sayang," ucap Hikam menyemangati.
"Iya, bu, ayo sedikit lagi, adek bayinya udah gak sabar mau ketemu ibu nih," ucap Dokter Amira.
Dengan tenaga yang tersisa, ia kembali berjuang untuk melahirkan buah hatinya, setelah hampir tiga jam akhirnya sang buah hati pun lahir.
Tangisan bayi terdengar begitu keras di ruangan tersebut, mungkin saja terdengar sampai luar ruangan.
"Alhamdulillah, selamat, ya, bu Alifia dan pak Hikam, anaknya sehat, sempurna, dan jenis kelaminnya perempuan," ucap Dokter Amira.
Keduanya tampak mengeluarkan air mata haru, kini kedua telah menyandang status baru sebagai orang tua.
****
Setelah bayinya dibersihkan, Hikam segera mengumandangkan adzan di samping telinga peri kecilnya. kemudian, ia meletakannya kedekapan Alifia.
"Habibati, terima kasih ya, atas perjuangan kamu, terima kasih sudah melahirkan anak yang cantik sepertimu, semoga dia tumbuh menjadi anak yang shalihah, dan pintar seperti ummanya," ucap Hikam tulus, seraya mengecup puncak kepala Alifia lagi.
Alifia mengganggukan kepalanya seraya tersenyum, kemudian berkata, "Aamiin, sama-sama, mas."
Kedua orang tua mereka pun tampak bahagia sekali, anak-anaknya kini sudah tumbuh dewasa dan mereka juga sangat bersyukur atas kelahiran cucu pertamanya yang sudah di nanti kehadirannya.
"Alhamdulillah, selamat ya, akhirnya cucu nenek lahir juga, kalian udah kasih nama?" tanya umma Hikam.
Alifia dan Hikam saling bertatapan kemudian mengangguk, "Tentu, sudah umma, namanya adalah Marwa Aleeya Shiddqiyah, artinya, anak perempuan yang taat beribadah mulia dan berpegang teguh pada kebenaran," ucap Hikam.
"Maa Syaa Allah, namanya cantik dan artinya bagus sekali, semoga kelak dia menjadi anak yang taat dan selalu berpegang teguh pada kebenaran, seperti arti dari namanya," ucap umma Hikam.
Semua orang yang ada di sana tampak bahagia sekali atas kelahiran peri kecil di keluarga barunya.
Selamat datang di dunia, Marwa Aleeya Shiddqiyah.
Alhamdulillah, cieee punya ponakan online 😂.. Selamat yaa 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Untuk Alifia ( End )
Ficção Adolescente[ Religi-Romance ] ( Belum Revisi ) Alifia tidak pernah menyangka jika di usianya yang baru menginjak 20 tahun ia harus di jodohkan dengan lelaki bernama Muhammad Hikam Al-Ghifary. Seorang lelaki Shalih lulusan dari salah satu Universitas dan pond...