قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُPernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasai, no. 3231; Ahmad, 2: 251)
Hangatnya sinar mentari yang menyelinap masuk melalu ventilasi udara pada pagi itu, membuat kedua insan yang masih berada dalam alam mimpinya itu terusik.
Setelah sholat subuh tadi, tak seperti biasanya mereka memutuskan untuk terlelap sejenak dalam tidurnya, sepertinya mereka kelelahan akibat aktifitas yang mereka lakukan pada malam itu.
Perlahan-lahan, Alifia menyingkirkan tangan suaminya yang masih mendekap tubuh mungilnya sejak tadi, kemudian ia mulai membangunkan Hikam yang masih terlelap disampingnya.
"Mas, ayo bangun, sudah pagi," ucapnya lembut.
"Hmmm," Hikam berdeham, sambil tetap menutup matanya.
"Mas, buka dong matanya, lihat deh udah jam tujuh loh," ucap Alifia, sambil mengguncang-guncangkan tubuh Hikam pelan.
Kemudian, ia pun membuka netranya itu perlahan, sungguh rasanya ia masih sangat mengantuk sekali dan masih ingin berlama-lama di atas kasur empuknya.
"Shobahul khoir, ya jauzati," ucap Hikam sambil tersenyum simpul.
Kemudian, ia mengecup singkat kening Alifia dengan penuh cinta.
"Shobahunnur, ya jauzi," ucap Alifia, tersipu malu.
Hikam pun tersenyum ketika melihat reaksi istrinya yang terlihat menggemaskan saat sedang salah tingkah seperti itu, melihat pipi yang kemerah-merahan diwajah istrinya akibat tersipu malu membuatnya merasa candu.
Sementara Alifia masih terdiam di tempatnya, degupan jantungnya terasa begitu kencang, padahal ia sudah sering diperlakuan manis oleh Hikam, namun tetap saja hal itu masih belum cukup membuatnya untuk bereaksi tenang ketika Hikam melancarkan aksinya.
"Gemas sekali Jauzatinya Hikam," ucapnya sambil membelai puncak kepala Alifia.
"Mas, udah dong jangan godain aku terus, mas gak kasian apa sama jantung aku?" ucap Alifia merajuk.
Hikam terkekeh pelan, istrinya ini selalu saja bisa membuatnya merasa gemas.
"Yaudah maaf Habibati, abisnya kamu kalau lagi salah tingkah gitu tuh lucu tau, pipinya merah," ucap Hikam, sambil mendekap tubuh Alifia.
Kedua insan itu masih berada dalam posisi saling mendekap satu sama lain dengan waktu yang cukup lama, menyalurkan rasa kasih sayangnya melalui dekapan.
"Mas, udah dulu yuk pelukannya, aku mau mandi, terus mau masakin mas sarapan, maaf ya aku telat bangunnya," ucap Alifia lirih.
"Hmmm, kok minta maaf? Kamu gak salah apa-apa sayang, lagian kamu gak harus selalu bangun pagi hanya untuk melayani kebutuhan mas di pagi hari, kamu tuh istri mas, bukan asisten rumah tangganya mas," ucap Hikam lembut.
"Ya tapikan itu udah tugas aku sebagai istri untuk melayani dan mengurus suami dengan baik, lagipula melayani dan mengurus suami itu bisa jadi ladang pahala juga buat aku kan, mas?" ucap Alifia.
"Iya sayang, mas paham, tapi jangan sampai kamu lupa kalau kamu juga butuh istirahat, jangan sampai kecapean ya, apalagi kamu juga masih harus kuliah kan?" ucap Hikam lagi.
Alifia mengangguk, seketika ia merasa sangat beruntung sekali bisa mempunyai suami sebaik dan sepengertian Hikam, takdir indah yang tanpa sengaja telah mempersatukan kedua insan ini melalui proses ta'aruf.
Meskipun pada awalnya ia merasa kurang pantas untuk bersanding dengan lelaki yang kini telah berstatus sebagai suaminya ini.
"Mas, maaf ya, aku belum bisa jadi istri yang baik buat kamu, terkadang aku merasa minder karena menurut Fia, mas itu terlalu baik dan sempurna untuk aku yang biasa ini," ucapnya lirih.
"Syut... Kamu ngomong apa sih sayang? Dengerin mas ya, gak ada manusia yang sempurna sayang, begitu juga dengan mas, hanya saja Allah swt menutupi aib dan kekurangan mas dengan begitu apik, sampai orang-orang tak menyadarinya," ucap Hikam.
"Kamu adalah sosok wanita baik dan sholihah, kecantikanmu bukan hanya terletak pada wajahmu, tapi juga hatimu, itu yang membuat mas jatuh hati padamu Habibati, apapun kekurangan dan kelebihan kamu, mas akan menerimanya sepenuh hati, mas harap kamu juga begitu ya?" ucap Hikam sambil menatap intens kedua netra Alifia.
"Mas, terima kasih ya, dan maaf harusnya tadi Alifia gak ngomong gitu, mas mau kan maafin Alifia?" tanya Alifia.
"Hmm, iya sayang, janji ya jangan bilang kayak gitu lagi?" ucap Hikam.
Alifia mengangguk.
"Tetaplah disisi mas ya, tetaplah bersama mas sampai Jannah-Nya, jadilah bidadari surganya mas di akhirat kelak," ucap Hikam lagi.
Alifia kembali mengangguk, matanya terasa berair, tutur kata dan harapan dari suaminya tadi membuat hatinya tersentuh. Semoga saja, Allah swt mengabulkan harapan itu.
****
Saat ini, Alifia sedang berada di dapur, ia terlihat sibuk dengan masakannya, selang beberapa saat, makanan itu siap di sajikan ke meja makan.
Kemudian, tak lama sang suami pun menghampiri dan membantunya untuk mempersiapkan menu sarapan mereka pada pagi itu.
Setelah itu, keduanya pun segera duduk di tempatnya masing-masing untuk menyantap makanan yang telah tersaji di hadapannya.
"Habibati, makannya sepiring berdua aja ya, biar romantis, lagian sunnah juga kan kalau suami istri makan di tempat yang sama biar selalu harmonis," ucap Hikam.
Alifia hanya menurut, memang sebenarnya makan dan minum di tempat yang sama itu juga adalah salah satu kiat menjaga keharmonisan rumah tangga ala Rasulullah SAW.
Dari Aisyah RA, berkata: "Saya biasa makan bubur bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." (HR. Bukhari)
Dalam hadis yang lain diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW dan Aisyah minum dengan gelas dan piring yang sama. Bahkan makan daging pada bekas jilatan Aisyah. (HR. Nasai).
Hallo semuanya 😊❤.. Maaf ya baru bisa update lagi, jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote+komen yaaa ❤😊
Sampai saat ini masih aman yaa belum ada konflik 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Untuk Alifia ( End )
Ficção Adolescente[ Religi-Romance ] ( Belum Revisi ) Alifia tidak pernah menyangka jika di usianya yang baru menginjak 20 tahun ia harus di jodohkan dengan lelaki bernama Muhammad Hikam Al-Ghifary. Seorang lelaki Shalih lulusan dari salah satu Universitas dan pond...